Bab 4.

143 9 0
                                    

Happy Reading.....

.

.

.

.

Anak remaja itu terdiam... "Kakak boleh kok kerja di Rumah Vino, nanti Vino gaji tiga koin emas setiap bulan. " Ucap Vino menawarkan pekerjaan di rumah nya.

"Tap tapi bagaimana dengan nasib adik saya?. " Tanya remaja itu sedikit tergiur dengan tawaran bocah polos di depan nya.

"Nah makanya itu aku kasih tiga koin emas per bulan. " Jawab Vino.

"Baiklah, aku Terima pekerjaannya. " Angguk remaja itu antusias.

"Kakak sama adik kakak belum makan kan? Nah kalau belum sini makan bareng sama aku. " Ajak Vino menepuk tempat duduk di samping nya.

Kedua orang itu pun lantas mendudukkan diri mereka sedikit canggung terlebih anak kecil bertudung di depan mereka belum mereka ketahui.

"Uummm nama tuan siapa?. " Tanya seorang anak kecil yang seusia Vino.

"Nama ku Vino feng, kalau nama kamu dan kakak apa?. " Jawab Vino bertanya balik.

"Nama ku Huang sedang kan ini kakak ku bernama hongli. " Jawab anak kecil itu sambil memakan kue di tangan nya.

"Oohh kak hongli dan Huang. " Ucap Vino menganggukkan kepala nya.

"Kalau boleh tahu umur tuan berapa?. " Tanya hongli ikut nimbrung di pembicaraan keduanya.

"Baru Tujuh tahun bulan lalu. Kalau kak hongli? " Jawab Vino bertanya kembali.

"Umur kakak 13 tahun, sedangkan adik ku Huang dia akan berumur delapan tahun minggu depan. " Ucap hongli menjawab.

"Ahh maaf kak Huang, Vino pikir umur kita hanya beda beberapa hari. " Ucap Vino merasa bersalah biarpun sebenarnya umur nya dulu tua tapi kan ini beda lagi ceritanya.

"Tidak apa-apa tuan muda. " Ucap Huang.

" Jangan memanggil ku tuan muda, aku bukan orang kaya seperti yang kalian pikir apa lagi bangsawan, aku hanya orang biasa. " Tegur Vino berdecak tak suka.

"Ba baiklah vio. " Ucap hongli.

"Terserah kak hongli deh, yuk kita pulang. " Ajak Vino beranjak dari duduk nya.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan mengikuti Vino yang menatap sekelilingnya yang juga menatap ke arah mereka dengan berbagai macam ekspresi.

Sesampainya di tepi hutan, hongli dan Huang seketika merinding terlebih Vino masih melanjutkan langkah kaki nya.

"Kenapa diam? Ayo cepat. " Ucap Vino yang sadar kedua orang di belakangnya terdiam.

"Vio, ini kita beneran masuk?" Tanya hongli datar.

"Iya kak, soalnya rumah ku di ujung hutan. " Jawab Vino menganggukkan kepalanya dengan polos.

"Kak, kita tidak di culik kan?. " Tanya Huang setengah berbisik ragu pada hongli di samping nya.

"Tenang saja, percaya pada ku. " Ucap hongli menenangkan.

"Apa kami bisa percaya?. " Tanya hongli menatap orang bertudung di depan nya penuh waspada.

Vino terdiam, diri nya tahu apa yang di kwatir kan oleh dua orang di depan nya.

"Mana kultivasi ku lemah, kak hongli bisa membunuh ku jika aku berbohong. " Ucap Vino menyodorkan pedang sihir api di tangan nya pada hongli.

Nobody ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang