Bab 18.

39 1 0
                                    


Happy Reading..
Typo bertebaran..

.

.

.

.

.

.

"Feng." Panggil huan pada vino di sebelah nya yang tengah makan dengan lahap nya.

"Uumm aoaw?. " Sahut vino dengan mulut penuh.

"Habiskan dulu makanan di mulut mu baru bicara. " Ucap huan menasehati.

"Bicara saja, aku akan mendengar nya. " Ucap vino setelah meneguk makanan yang di kunyah nya.

"Feng. Kami sungguh berharap pada mu kali ini, biarpun kamu muda tapi aku percaya di bawah perlindungan mu kami akan aman. " Ucap huan yang membuat vino terdiam dengan mulut yang masih mengunyah.

"Kenapa kau yakin aku bisa melindungi kalian?. " Tanya vino pelan.

"Aku tidak tahu. Hanya saja di bawah ucapan mu kami baik-baik saja, buktinya sekarang? Kau lihat binatang spritual di atas sana?. " Ucap huan menunjukkan monyet yang berada di atas pohon yang memiliki aura tingkat menengah tahap kesembilan tengah menatap mereka.

Vino menganga melihat penampilan monyet di atas nya, bahkan lebih buruk dari monyet yang berada di dunia nya dulu.

"Huan. Aku tidak bisa menjadi apa yang kau maksud, aku hanya bisa menjadi orang di balik layar mu saja itu juga jika aku mampu. " Ucap vino tersenyum tipis.

"Semampu mu saja sampai kita bisa bertahan selama tiga hari di sini. " Angguk Huan ikut tersenyum.

"Baiklah. Bagaimana jika kita membangun tenda?. " Tanya vino penuh semangat.

"Tenda? Kami tidak membawa nya. " Jawab Huan menggeleng kan kepalanya.

"Aku ada bawa lima tenda, tapi hanya cukup empat orang satu tenda sedang kan aku dan kedua teman ku akan satu tenda. " Ucap vino sebelum mengeluarkan lima buah tenda yang siap pasang.

"Woah kau membawa tenda Feng? Akhirnya kita bisa tidur tanpa kedinginan. " Sorak seorang gadis yang menangis histeris pertama kali saat mereka sampai tadi.

"Apa kalian membawa masing-masing selimut?. " Tanya vino yang di angguki oleh mereka dengan serempak.

"KARENA TENDA NYA HANYA ADA LIMA JADI EMPAT ORANG SATU TENDA. " Ucap Huan sebelum memberi instruksi membangun tenda yang saling berdekatan.

Sedangkan vino tengah memikirkan sesuatu.. "Huan, di sini siapa yang memiliki sihir air dan tanah?. " Tanya vino.

"Sebentar. DARI KALIAN SEMUA, SIAPA YANG MEMILIKI SIHIR AIR DAN TANAH?. " Ucap Huan keras sebelum tiga orang mengangkat tangan masing-masing.

"Yang memiliki silahkan ikuti Feng. " Titah Huan yang di angguki ketiganya.

Vino berjalan agak jauh dari tenda tepatnya di belakang tenda mereka.. "Yang memiliki sihir tanah buat lah tempat kamar mandi dan tempat buang air besar ataupun kecil, sedangkan yang memiliki sihir air harus menyediakan air lalu.... " Vino menjelaskan semuanya dengan panjang lebar.

Ketiganya dengan patuh menuruti perkataan Vino sebelum memulai membuat empat sekaligus, dua kamar mandi dan dua WC dari tanah.

Tak membutuhkan waktu yang sangat lama, Vino dan ketiganya kembali berkumpul bersama yang lainnya tak lupa juga Vino memberitahu Huan dan teman-temannya.

Hari semakin gelap membuat beberapa orang sudah memasuki tenda masing-masing kecuali beberapa orang yang masih betah di luar tapi tidak melewati api yang menjulang tinggi di sekeliling mereka.

Nobody ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang