Bab 10.

105 10 0
                                    


Happy reading..
Typo bertebaran..

.

.

.

.

.

.

Otak Vino ngeleg seketika saat mendengar kata 'bercocok tanam' tapi saat sadar kata guru di depan nya jadi dirinya tidak jadi overthinking.

Tetua xie memberikan satu persatu telur berbagai warna ke atas meja tempat para murid berada, total murid hanya 13 orang saja dalam ruangan dan itu membuat Vino jadi bisa menyimpulkan bahwa banyak yang memiliki kultivasi tinggi ketimbang kultivasi rendah.

"Telur ini adalah telur hewan spritual milik kalian, jagalah baik-baik mereka, mereka akan menetas sebentar lagi sebelum kita terjun ke area lapangan. " Ucap tetua xie memberitahu.

Vino mengerutkan alisnya saat telur milik nya sedikit demi sedikit berubah warna yang awalnya putih menjadi hitam dengan lilitan darah merah yang semakin memanjang dan itu semakin besar.

Beberapa telur milik para murid satu persatu mulai menetas tapi aneh nya milik mereka tidak memiliki perubahan warna.

Vino semakin bingung saat melihat telur milik nya belum menetas sama sekali jadi dirinya menggigit jari nya sampai mengeluarkan darah dan menetes ke atas telur itu.

𝙏𝙧𝙖𝙠..

Telur itu menetas dan memunculkan anak naga berkepala empat membuat Vino seketika melotot kan mata nya dan menatap insten anak naga bewarna merah di depan nya yang juga menatap nya.

𝘽𝙧𝙖𝙖𝙠𝙠𝙠..

"Tetua xie! Ada satu telur yang tertukar dengan milik anda!. " Ucap keras seorang tetua pria berambut putih dan menunjukkan binatang kelinci di tangan nya.

"Tertukar? Bagaimana bisa tetua?. " Tanya tetua xie sedikit panik dan meneliti milik murid-murid nya tapi tidak ada yang aneh sebelum mendekat ke arah paling pojokan tempat Vino berada.

"Hei bocah naga, kenapa kau bisa menjadi telur milik ku?. " Tanya Vino mencolek colek kepala naga yang sebesar empat kepalan orang dewasa maka ada empat kepala lagi.

"Astaga. Bagaimana bisa sampai tangan ke bocah ini? Telur naga ini milik tetua hong yang akan di serahkan pada hongli. " Ucap tetua berambut putih itu sedikit kwatir terlebih tanda kontrak di atas salah satu kepala naga itu sudah ada.

"Hei tetua pelan kan suara mu itu, bocah naga ini sedikit takut melihat mu. " Ucap Vino terus mencolek colek kepala naga di samping nya.

Naga itu sebesar 121 cm tinggi nya dan 70 cm besarnya, naga itu hanya bisa terdiam atas perlakuan Vino dengan tubuh sedikit gemeteran.

"Feng, bagaimana bisa kau melakukan kontrak terlebih dahulu?. " Tanya tetua xie memijit pelipis nya pusing, padahal dirinya belum menitahkan untuk melakukan kontrak.

"Tadi telur ini memang warna putih, terus sedikit demi sedikit berubah warna menjadi lebih terang dan telur ini pun semakin besar tapi tidak mau menetas, karena aku pernah melihat seseorang melakukan kontrak terhadap telur seperti ini yaudah aku lakukan juga dan menetas lah bocah naga ini. " Jelas Vino menjawab dan sekali-kali menoyor kepala naga yang berada di tengah.

Tetua xie memijit pelipis nya pusing begitu juga dengan tetua itu, bagaimana pun kontrak darah tidak bisa lagi untuk di lepas kan apa lagi secara paksa.

"Tetua dong, sepertinya saya harus bertanggung jawab akan hal ini, nanti saya akan memberikan telur Phoenix milik saya pada hongli. " Ucap tetua xie tampak sedikit tidak rela.

Nobody ( HIATUS ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang