"SIKOOOOO" Teriak sang kakak laki-laki
//Siko yang menunduk dan merasa bersalah.
"Sudah ku bilang jangan bermain bola di dalam rumah"
"Sekarang vas bunga Ibu pecah,pasti Ibu akan marah"
Murayama yang sangat kesal"Sudahlah Kak Yama dia masih kecil belum tau apa-apa" sambil menggandeng Siko
"Hmm saat kau berumur 5 tahun sikapmu sudah dewasa Hokuto"
"Dan sekarang Siko sudah hampir 6 tahun,mengapa dia tidak bisa seperti mu?"
"Maafkan Aku kak Yama" Dengan raut wajah yang sedih
"Aku si akan memaafkan mu,lalu bagaimana dengan Ibu"
"Sebentar lagi Ibu akan pulang"
//KREEKK
suara pintu yang kebukaMendengar langkah kaki tersebut langsung membuat mereka bertiga panik.
"Murayamaa...." Teriak Ibu
"Ibuuu..." Murayama yang sangat panik
"Mengapa kamu selalu memarahi Adikmu?"
"Ibu mendengar suara teriakanmu dari tadi"
"Maaf Ibu tadi Adekk...(terpotong)"
//Ibu menghela nafas dan langsung berbicara lembut sambil menjelaskan pada Murayama.
"Murayama sudah ibu bilang berkali-kali,bahwa harta paling berharga Ibu itu adalah kalian semua"
"Mau kalian rusakin barang apapun,walaupun itu barang kesayangan Ibu"
"Ibu tidak mungkin marah dengan kalian hanya karena barang tersebut"
"Ibuuuu....." serentak mereka pun menghampiri ibu dan memeluknya
Penjelasan Ibu,langsung membuat mereka memeluk Ibu,di karenakan mereka sangat bersyukur mempunyai Ibu yang sangat sayang terhadap mereka.
"Apa yang terjadiii...?" Sambil mengusap matanya yang penuh dengan kotoran
"Dasar Fujio selalu saja tidurr"
Gemuruh Murayama"Sudahlah mari kita pergi bermain saja di luar" Murayama yang sedikit kesal
"Mari Sikooo" Hokuto yang menarik pelan tangan Siko
"Ehh? Ehh? Kok kalian malah tinggalin aku" Fujio yang kebingungan
"Ibuu apa yang terjadi?"
"Tidak terjadi apa-apa sayang,sudahlah lebih baik kau cuci muka,Dan segeralah main bersama mereka" Suruh Ibu
"Baik Bu..."
Setelah itu mereka pun bermaim sepak bola bersama,hingga sore hari saat waktunya Ayah pulang.
//Di sore hari mereka sedang asik menonton Tv.
"Ayahh pulang...." Sambil membuka pintuu
"Ayaahhh..." Siko yang langsung berlari dan memeluk Ayahnya
"Anak Ayah yang pintar"sambil mengelus dan menggendong Siko.
"Ayah selalu memuji Adekk,padahal adek selalu menolak jika Ayah suruh dia belajar bela diri" Kecemburuan Murayama
"Kau mana tau Murayama"
"Maksud Ayah??"
"Adekmu inii...(terpotong)"
"Buat apa aku belajar bela diri,kan aku sudah punya 3 kakak laki-laki yang jago bela diri" Siko yang begitu cerewett
"Seterah kau saja Adekk" Murayama yang acuhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Yang Sulit
Fiksi Penggemar"Dunia ini sangat kejam bagi kita yang lemah,maka dari itu jadilah seseorang yang kuat" Sama halnya dengan cerita ini yang menceritakan tentang sulitnya hidup yang harus di jalani empat sorang anak. Dimana ada tiga laki-laki yang tidak sedarah namu...