Part 4 - Yoko Apasra Lertprasert

486 87 19
                                    

Faye menarik napas lalu membuangnya perlahan, dia baru saja memarkirkan mobilnya di Basement gedung empat lantai tempat pertemuan dirinya dan Mrs Prasert. Sialnya, dia tidak memiliki nomor ponsel milik Yoko. Faye keluar dari mobilnya kaki jenjangnya melangkah menuju lobi.

Gedung ini terlihat sangat mewah dengan nuansa putih di setiap sudutnya, belum lagi jejeran lukisan klasik menghiasi dinding besar gedung mewah ini. Mata Faye terpaku pada salah satu layar yang menampilkan wajah cantik istrinya yang tengah duduk di sebuah grand piano berwarna hitam. Yoko selalu cantik dengan gaun putihnya.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?" Sapa salah satu pegawai yang memakai seragam hitam bertuliskan Rhapsody Romance di dada sebelah kirinya. Mata Faye terpaku pada tato yang ada dipergelangan tangan pria itu, tato itu sama seperti yang dimiliki para gangster yang pernah mengganggunya.

Faye menganggukan kepalanya, "Aku ingin bertemu Yoko dan Mrs Prasert."

"Apakah anda sudah membuat janji?" Tanya pegawai itu. Faye hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Baiklah tunggu di sini sebentar, saya akan menghubungi Tuan Alung."

Sepeninggal pegawai itu, Faye kembali mengamati detail tiap sudut lantai 1 gedung ini. Matanya sangat-sangat dimanjakan dengan design interior gedung ini. Memberikan rasa nyaman ditambah lagi nuansa musik klasik yang sangat terasa.

Layar yang menampilkan wajah Yoko kini berganti dengan sebuah video, di sana Yoko terlihat sedang memejamkan matanya. Jemari gadis itu dengan indahnya menekan tuts piano menghasilkan melodi yang sangat merdu ditelinga.

'River flows in you' Bisik Faye.

Faye memejamkan matanya terbuai dengan melodi indah yang Yoko mainkan.

"P'Faye."

Faye dengan enggan membuka matanya, dia menoleh pada orang yang baru saja memanggilnya.

"Aku lupa namamu." Ujar Faye pada gadis yang pernah ia temui, gadis ini yang menemani Yoko waktu itu.

"Aku Marissa."

"Ah kau putri Mrs Prasert right?" Tanya Faye yang dijawab anggukan oleh Marissa.

"Ayo, aku akan mengantarmu ke sarang Harimau." Ucap Marissa dengan nada jenaka.

Faye mengernyitkan dahinya mendengar 'Sarang Harimau' yang keluar dari mulut Marissa.

"Maksudku ruangan ibuku. Dia sudah menunggumu." Jelas Marissa sambil berjalan menuju lift khusus.

"Di mana Yoko?" Tanya Faye yang tidak melihat batang hidung gadis cantik itu.

"Kau merindukannya?"

"Ah tidak aku hanya bertanya saja." Jawab Faye.

Brak!

Punggung Faye menabrak dinding lift akibat pergerakan Marissa yang tiba-tiba saja menyudutkan dirinya ke dinding. Tangan gadis itu menekan lehernya cukup kuat.

"Aku akan menghajarmu jika kau menyakiti Yoko." Ancam Marissa. Tatapan tajam Marissa menusuk mental Faye, entah kemana hilangnya wajah lembut itu.

Faye segera mengendalikan dirinya, dia sangat tidak suka jika seseorang mengancamnya. Faye menurunkan tangan Marissa yang menekan lehernya. "Aku tidak berniat jahat pada saudaramu."

"Jangan membalaskan dendammu pada Yoko."

"Dendam?"

"Ya. Bukankah kau gagal menikahi P'Char?"

Faye tersenyum sinis mendengar tuduhan Marissa, ayolah tidak ada ajaran balas dendam selama dia bersekolah. Jadi kecil kemungkinan dirinya akan membalaskan dendam pada sang mantan. Apalagi dengan cara menyakiti saudaranya. Faye masih memiliki moral.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang