Part 6 - Enchanted

555 91 13
                                    

Faye, Lux dan Ize sedang menikmati waktu istirahatnya, hari ini mereka makan siang di cafe yang tidak jauh dari kantor. Hanya berjarak tiga kilometer jadi tidak perlu membawa kendaraan dan berkelahi dengan kemacetan kota Bangkok. Faye mengeluarkan kotak makan berwarna hitam dari dalam tote bag yang ia bawa. Lux dan Ize saling melempar pandang saat melihat Faye dengan santainya menyantap bekalnya, mengabaikan makanan yang mereka pesan.

"Apa kalian tidak cemburu pada kotak makan Faye." Teriak Lux pada makanan di depannya. Ize terkekeh melihat tingkah gadis berambut wolfcut itu, ia menahan tangannya yang gatal ingin memukul kepala Lux.

"Apa itu masakan Yoko?" Tanya Lux melirik bekal makan yang tinggal setengahnya lagi.

Faye hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban,

"Yoko sudah tidak marah padamu?" Tanya Ize mengingat perdebatan pasangan itu semalam.

Faye lagi-lagi hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Yoko marah?" Tanya Lux, kali ini atensinya beralih pada Ize menuntut penjelasan tentang hal yang tidak ia ketahui. Si Bisu itu tidak akan bercerita jika bukan Ize sebagai juru bicaranya.

"Perkara penthouse, sepertinya Yoko mengira bahwa penthouse itu pernah ditinggali Faye bersama wanita ular." Jelas Ize.

"Berhenti memanggilnya wanita ular, dia tidak sejahat itu." Bela Faye, Lux mengacungkan jari tengahnya.

"Sudah ku bilang berhenti membelanya Faye, dia sudah meninggalkanmu." Geram Lux. Faye memutar bola matanya, dia bukan bermaksud membela namun ia tidak ingin sahabatnya membenci seseorang karena mereka berpihak padanya. Biarlah ia menghadapi masalah ini sendirian.

"Aku penasaran dengan reaksi keluarga istrimu, aku yakin mereka sudah mengetahui pernikahan kalian. Bagaimana reaksi orangtua wanita ular itu? bagaimana reaksi Mrs Prasert? Bukankah kau sudah menemuinya?" Lux menyerbu Faye dengan pertanyaan, Ize merapatkan duduknya siap mendengarkan cerita sang sahabat.

"Dia menyuruh kami untuk bercerai." Jawab Faye singkat.

Lux dan Ize saling pandang, helaan napas terdengar dari keduanya.

"Young widow." Gumam Lux yang seketika membuat Ize menutup mulutnya menahan tawa.

"Aku menentang keinginan Mrs Prasert, aku tidak suka perceraian dan Yoko memberiku waktu tiga bulan untuk memastikan perasaanku." Faye tersenyum masam mengingat perjanjian-perjanjian yang menyudutkan dirinya. Apa mereka pikir Faye main-main dengan ikatan suci ini, "Bukankah cinta akan datang seiring berjalannya waktu, karena terbiasa tinggal bersama tidak menutup kemungkinan perasaan itu akan hadir diantara aku dan Yoko kan? Tapi mereka terlalu menuntut, aku tidak yakin, tiga bulan waktu yang sangat singkat untuk menerima dan menyembuhkan lukaku. Kau benar Lux, sepertinya aku akan menjadi janda muda." Gumam Faye diakhir kalimatnya.

"Risiko menikah dengan orang asing." Sarkas Ize yang diangguki oleh Lux.

"Bersyukurlah Faye, mereka tidak menuntut materi padamu." Ucap Lux yang diangguki oleh Faye.

Wajah Ize seketika memucat mengingat perjanjian dirinya dengan Yoko, dia bahkan sudah mengganti nama Faye menjadi nama Yoko sebagai pemilik 40% saham perusahaan.

"Guys I'm sorry." Lirih Ize, Faye dan Lux menatap Ize yang terlihat seperti tikus yang dikejar kucing.

"Aku sudah mengganti nama Faye menjadi nama Yoko sebagai pemilik saham tertinggi." Lirih Ize yang seketika mendapat umpatan dan geraman dari Faye. Sementara Lux hanya tertawa puas melihat kelakuan Ize.

"Faye Miskin Malisorn." Ejek Lux.

***

Sepulang bekerja Faye tidak langsung pulang seperti biasanya, kali ini dia memiliki tugas baru untuk menjemput sang istri. Setelah diberi kartu akses oleh Yoko, dia akhirnya bisa memasuki gedung ini tanpa hambatan. Receptionist memberi salam hormat pada Faye, sepertinya karyawan di sini sudah mengetahui status dirinya sebagai istri salah satu orang penting di Rhapsody Romance. Mengapa kabar pernikahan mereka mudah tersebar, padahal belum seminggu umur pernikahannya. Faye penasaran dengan kehidupan istrinya.

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang