Part 13 - Her Pain

717 110 21
                                    


When laughter hides tears

***

"Aku dan ibu kandungku yang menjadi penyebab Mrs Austin lumpuh."

Yoko tersenyum kecil saat merasakan tangan Faye yang memeluk dirinya sedikit mengendur, dia sudah menduga respon yang diberikan Faye.

"Ibuku menjadi wanita simpanan Mr Austin, Ibu pikir dengan lahirnya aku dia bisa merebut Mr Austin dari keluarganya dan menjadikan dia satu-satunya wanita dihidup Mr Austin. Tapi ibu salah, dia hanya jadi pelampiasan nafsu Mr Austin. Dan dia selalu menjadikan aku alat untuk memeras laki-laki itu, sampai hari di mana Mr Austin memutus komunikasi dengan ibu, dia kehilangan akal, dia bilang padaku akan melenyapkan siapapun yang mengalangi jalannya untuk mendapatkan Mr Austin."

Yoko menghela napas beratnya, "Yang aku ingat hari itu dia membawaku pergi ke Bangkok, kami diam di depan rumah besar, entah siapa yang ibu tunggu. Ketika seorang wanita cantik seumuran ibu keluar dari rumah itu, dia tiba-tiba saja menarik gas mobilnya."

Napas Yoko memburu saat ingatan itu berputar seperti kaset rusak di kepalanya, denyutan dikepalanya semakin terasa menyakitkan namun sebisa mungkin dia menahan itu. Dia tidak boleh terlihat lemah dihadapan Faye, dia tidak mau membuat Faye khawatir.

"Aku tidak ingat kejadian setelahnya, ketika aku bangun orang yang pertama kali aku lihat adalah tuan Alung, Bodyguard ibu angkatku sekaligus ketua gengster yang pernah menyerang kalian waktu itu. Aku dirawat oleh mereka sampai aku sembuh." Jelas Yoko.

Tangannya terulur mengusap pipi Faye, "Ke depannya jika P'Faye mendengar cerita tentangku dari orang lain, entah cerita itu baik atau buruk tolong percayai apa yang ingin P'Faye percayai."

"Apa kau mencintaiku Yo?" Tanya Faye, pertanyaan ini yang ingin ia dengar jawabannya.

"Bagaimana jika P'Faye alasan aku untuk bertahan selama ini?"

"Alasan untuk bertahan? Apa maksudmu?"

"Aku sempat ingin bunuh diri, sebelum akhirnya aku melihat P'Faye yang takut kehilangan P'Charlotte ketika dia kecelakaan. Aku sempat berpikir aku akan berada di posisi P'Charlotte, mendapat pasangan yang takut kehilangan diriku. Aku berharap akan menemukan seseorang seperti P'Faye, lucunya Tuhan mengabulkan doaku meski hanya sebentar tapi aku senang bisa mendapat title sebagai mantan istri seorang Faye Malisorn." Jelas Yoko dengan senyum tulusnya.

"Bunuh diri bukan solusi yang baik Yo. Jangan pernah melakukan itu lagi." Ucap Faye seraya membawa Yoko kedalam pelukannya. Setelah mendengar cerita Yoko, perasaan Faye diliputi rasa takut dan khawatir. Yoko tidak memiliki siapapun, apalagi rasa bersalah yang selalu menghantui gadis itu. Dia tidak mau Yoko terus-terusan menyalahkan dirinya atas sesuatu yang bukan salahnya.

"Aku suka bunga daisy berwarna putih P'Faye." Ucap Yoko.

"Aku akan membelinya di Bangkok."

"Aku ingin bunga itu yang memenuhi proses kremasiku, bilang pada pelayat yang datang, mereka harus membawa bunga dais-"

Kalimat Yoko terputus karena Faye lebih dulu membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya.

Duar!

Yoko mendorong dada Faye saat suara letusan kembang api menggema diangkasa, senyumnya melebar saat melihat butiran bintang dari kembang api itu menghiasi angkasa. Faye terpaku melihat senyum indah yang terlukis dibibir Yoko, senyum yang selalu menggetarkan hatinya.

'Aku mencintainya Tuhan'

***

Seminggu berlalu setelah liburannya bersama Yoko, Faye belum melihat batang hidung gadis itu lagi. Setiap kali dia datang ke Rhapsody Romance Yoko sedang berada diluar, gadis itu benar-benar disibukan dengan acara penyambutan tamu Rhapsody Romance.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marriage With(out) LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang