3. Chapter mousetrap

187 26 0
                                    


Happy reading 🤍

Hari-hari Ravel di dalam mansion terasa dilewati seperti lembaran kertas yang kosong, hanya diisi dengan coretan yang sama berulang kali. Jam dinding berdetak, namun waktu seolah berputar di tempat. Hari ini terasa seperti kemarin, dan kemarin tak jauh berbeda dengan hari sebelumnya.

...

Pagi telah tiba dimana sinar matahari ini tidak hanya membawa terang, tetapi juga kehangatan yang meresap hingga ke dalam jiwa. Ravel masih setia tertidur tanpa ada gangguan sedikit pun di atas kasur king size di dalam kamar mewah.

"Apa ade belum bangun Dad?"

Dia ian anak ke tiga Vincent, bertanya kepada sang Daddy. Ia tidak melihat adiknya dari tadi semenjak ia turun ke bawah untuk memulai serapan dan memulai aktivitas nya sedangkan keluarga yang lain sudah kumpul di meja makan kecuali sang mommy ia lihat masih sedang masak di bantu sama maid.

"Daddy tadi belum membangunkan nya, tunggu sebentar daddy akan bangunkan El dulu." Vincent

"Biar aku saja dad" ucap Liam menawarkan diri.

" Baiklah " balas Vincent
....

Ceklek

Ade? Ucap Liam ketika pintu sudah terbuka dan masuk ke dalam kamar. Lalu terlihatlah ade nya yang sangat kebo itu, namun tak ayal sang abang tersenyum melihat nya ia tertidur nyenyak dengan posisi badan yang miring, selimut dan bantal berantakan sekali bahkan ada jatuh ke lantai.

Liam berjalan ke arah ranjang El, mulai membangunkan nya. " Ade bangun, ayo sarapan kau akan melewatkan nya jika tidak bangun.

"..."

Nihil ia tidak melihat ada pergerakan sama sekali, ia menghela nafas kasar dan perlu di ingat gays Liam itu bukan orang yang mempunyai kesabaran se luas lautan!

"Ravel! Bangun atau kau mau di hukum karena melewatkan serapan pagi mu."

Mendengar suara yang ke tiga, dari si penganggu dalam tidur nya sekaligus memanggil dengan nama itu adalah sebagai tanda bahaya bagi nya! Akhirnya, Ravel membuka mata bulat indah itu dan dengan gerakan cepattt ia berdiri beranjak dari tempat tidur yang membuat kepala pusing tujuh keliling setelahnya karena bangun secara tiba-tiba.

" Bukankah abang sudah bilang jangan pernah bangun tidur secara mendadak seperti itu Ravell !"

"M-maaf Abang... " ucap El sambil menunduk merasa bersalah dengan penuh kesadaran ia melupakan peringatan itu.

Ravel dibuat kesal pagi-pagi ini, baru saja ia bangun, tapi langsung saja di hadiahi tatapan tajam sang abang.

"Basuh wajah mu, abang tunggu di sini." Ucap liam setelah melihat wajah adiknya yang merasa bersalah.

"Sudah selesai abang" ucap El

Liam yang mendengar itu tanpa babibu langsung menggendong El membawa nya turun ke tempat ruang makan.

Sesampai nya di ruang makan, ravel melihat keluarga nya sudah kumpul. Laim mendudukan adiknya di tengah antara ia dan sang Daddy. Vincent langsung saja mencium kening putra bungsu nya.
Sarapan pagi di mulai hening menyelimuti sarapan mereka. Itu kebiasaan keluarga besar dari Ananta yang sedang makan.

....

Setelah selesai serapan, semua melakukan aktivitas masing-masing.

Keluarga nya sudah pergi keluar dari mansion. Daddy pergi ke kantor bersama Liam, Zara dan Ian sekolah. mommy? Baru saja tadi pergi mau keluar setelah selesai kelas El katanya ada urusan di toko butik nya.

Sekarang Ravel di mansion sendirian tinggal menghilangkan rico dari pandangannya ini.

Ravel menghela nafas di atas sofa sambil menonton TV karena bosan. Ia memikirkan bagaimana Rico tidak mengikuti dirinya ia pengen ke taman belakang mengunjungi bunny kesayangan meski bukan jadwal main di taman hari ini.

Mansion ini tentu di lengkapi cctv untuk memantau keamanan apalagi dirinya, tapi ada kala nya tidak tinggal mengalihkan ke tempat di mana tanpa terlihat cctv.

"Bagaimana ya..." lirih El masih berpikir cara keluar

"Ya tuan kecil?" Jawab Rico

"Apa?" Tanya El yang bingung tiba-tiba rico nyaut saja

"Bukankah tadi tuan kecil berbicara?"

"Aku gak bicara sama situ tuh, nyaut aja"

"Maaf kan saya tuan kecil"

"Rico!!"

"Jangan teriak dan ada apa tuan kecil?"

"Suka-suka aku donk, cepat ikuti aku"

"Baik tuan kecil" liat saja nanti saya akan cepuin semuanya batin Rico.

Mereka meninggalkan ruang tamu lalu menaikan life, El akan membawanya ke dalam gudang.

Sudah sampai di depan pintu gudang, Rico heran mengapa tuan kecil membawa nya kesini. "Om aku mau minta tolong bisa tangkap tikus yang disini gak?" ucap El kepada Rico. "Tapi untuk apa tuan kecil? Dan meski ini gudang tapi tidak ada tikus nya" jawab Rico. Mansion ini selalu di jaga kebersihan mana ada tikus meski di gudang beda lagi kalau sudah di tempat hukuman atau bawah tanah.

"Aku gak mau tau pokoknya om masuk cariin tikus disini karena aku dengar suaranya ada kok."

"Baiklah akan saya coba, tuan kecil tunggu disini lalu ditemani oleh teman saya dulu, bentar saya telpon untuk datang kesini "

"Sini handphone nya biar aku yang bantu bilang, sana masuk nanti tikus nya pergi" suruh El sambil mendorong rico masuk.

Rico pasrah karena melihat panggilan sedang memanggil dan melihat El yang sudah berbicara kepada teman nya. Padahal itu hanya akal akal El saja.

Setelah ia benar-benar masuk gudang tiba-tiba terdengar suara pintu di tutup keras dan di kunci dari luar!!

Ahh dia di jebak Ravel.

Brak..

Brak..

(suara pintu di pukul dari dalam)

"Tuan kecil? Buka pintunya! Tuan kecil anda jangan seperti ini nanti saya kena hukuman tuan Vincent.."

"Om maaf aku pergi bentar ada urusan, aku harap om di sana jangan teriak-teriak karena percuma gudang nya kedap suara."

Hahahahaa tawa puas, sekarang tingal mengedap edap dari penjagaan lain. Ternyata di bawah aman mereka fokus hanya pada pekerjaan masing-masing tanpa melihat dirinya.
...

"Eummm wangi pasti enak sekali" ucap el

...

31/8/24

Ting tong Ravel update double lebih cepat meski belum sampai 10 vote:(

Gpp semoga next bisa 10+ yaaa🤍
Follow jangan lupa ya🌻

Ravel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang