Happy reading jangan lupa follow nya🤍
.
.
.
"Tuan kecil anda di panggil untuk menghadap tuan besar" Rico
Ravel yang mendengar ucapan Rico langsung bergerak gelisah. Bagaimana ini ia takut.
El mengetahui apa yang di maksud Rico menghadap Daddy nya tersebut adalah mau memberikan hukuman kepada dirinya.
Ravel lebih memilih abai setelah melihat mommy menghampiri dirinya yang berada di tempat meja belajar.
"Mommy! El sudah selesai mengerjakan tugas sekolah nya lalu ayo kita mulai bikin chesecake nya sekarang"
"Benarkah kalau begitu ayo kita pergi kedapur sayang"
"Ay..
"Sebelum nya maaf nyonya, saya mau ngasih tau bahwa tuan kecil di panggil oleh tuan besar di ruang kerja untuk menemui nya." Ucap Rico kepada Megan yang mana sebelumnya ia memotong pembicaraan El yang akan menjawab ajakan dari sang Mommy.
Megan yang mendengar itu langsung menatap Ravel yang sedang menunduk sambil menggenggam tangan nya.
"Sayang lebih baik kamu temui daddy dulu ya, setelah selesai baru kita buat chesecake." Megan tidak mau melihat Vincent lebih marah kepada sang anak karena menolak untuk kesana jadi ia lebih baik El menemuinya saja.
"T-tapi Mommy sudah janji, tidak baik kan mengingkari janji?"
"Maaf kan mommy sayang, mommy hanya takut daddy kamu semakin marah akibat tadi"
"Mommy bantu El ngomong sama daddy kita sudah ada janji" keukeh El.
"Baiklah Rico kamu bilangin kepada Vincent bahwa hari ini El ada janji bersamaku mau membuat cheesecakes."
"Tidak bisa!"
Tiba-tiba saja Vincent masuk ke dalam kamar Ravel. Ia tidak sabar memberi hukuman kepada putra bungsu nya yang ingin membuat dirinya jera atas perbuatan nya itu. Ia sudah menunggu lama dari tadi ditambah Rico yang ia suruh pun lamban jadi ia mendatangi langsung saja.
"Hiks mau sama Mommy hiks" El takut saat melihat Vincent datang dan mengatakan tidak bisa. Ia langsung bersembunyi di balik tubuh Megan sambil menggenggam baju belakang nya.
"Bertanggung jawab atas perbuatan kamu Ravel jangan menghindar seperti itu, cepat ikut daddy."
Setelah mengatakan itu Vincent mengcengkram tangan El yang bersembunyi di balik tubuh Alena.
"Mas tung...
"Diam Megan, tenang saja aku tidak akan menyakiti putra bungsu kita, hanya ingin membuat sedikit jera saja"
"Hiks..hiks..gak mau..mau Mommy hiks lepas..hiks."
Diam!
Vincent membawa Ravel pergi ke tempat di mana ia sebelumnya mengunci Rico, aish kalau gini mah tahu apa yang akan terjadi.
Ya, ia akan di kurung di sana dalam waktu sekitar beberapa menit dalam keadaan gelap sedangkan ia tidak suka. Sudah di kurung di tambah tidak ada cahaya sedikit pun ia takut dan percaya hal mistis seperti hantu karena abang dan kakak pernah memperlihatkan meskipun tidak real secara langsung karena ia pernah melihat di iPad saja.
"D-ad jangan hukum ravel ya please hiks.."
"Gak mau hiks daddy ravel minta maaf jangan hukum ravel ke sini hiks..hiks.."
Ravel semakin berontak ketika mereka hampir sampai, tetapi Vincent tidak peduli ia tetap akan menghukum nya disini dengan ketakutan yang ravel miliki. Ia tidak pernah menghukum putra bungsu nya secara fisik karena putra nya masih kecil untuk kedepan nya mungkin tidak akan tahu bagaimana tergantung sikap Ravel sendiri.
"Tahan dan diam disini sebentar, jangan nangis atau teriak kamu tahu kan ini kedap suara jadi itu akan percuma, setelah ini hukuman nya selesai" ucap vincent kepada ravel yang masih menangis disertai meminta permohonan kepadanya.
Tiadak lama Vincent pergi lalu mengunci pintu gudang yang gelap meninggalkan Ravel di dalam sana. Ravel tentu saja ketakutan di dalam nya sambil menangis tanpa henti ia menyesal telah melanggar aturan.
.
.
.
.
.
#Di tempat lain
Terdapat seorang laki-laki tampan berdiri, merapikan jas anak nya yang sedikit berantakan.
"Berpakaianlah yang rapi dan formal dengan benar, saya tidak mau kamu berpakaian seperti brandal. Kamu sudah besar jika masih ingin berpakaian seperti itu maka saya akan menghancurkan teman-teman brandal kamu itu."
"Hem"
"Mas ayo aku sudah siap"
"Ayo kita pergi "
Mereka ber tiga adalah sepasang suami istri dan juga anak nya akan pergi menghadiri pembukaan dalam perusahaan baru.
.
.
.
.
Kembali pada sisi Ravel yang di kurung. Ia sudah terkulai sangat lemas bahkan ia tidak bisa ber suara hanya mengeluarkan air mata sambil memeluk dirinya sendiri dalam kegelapan itu.
"Dad ini sudah 10 menit lebih kau mengurung ade di gudang, berikan kunci nya!"
Ah tidak Vincent biasa nya mengurung Ravel kurang dari 10 menit dan apa ini ia lupa ternyata sudah lebih dari biasanya. Vincent yang mendengar dari anak sulung nya atau Liam langsung bergegas pergi ke gudang ia salah karena tau benar anak nya pasti ketakutan karena terlalu lama dari biasanya.
Setelah sampai Vincent melihat Megan sedang menangis di depan pintu gudang ia kelihatan sangat khawatir. Vincent langsung saja membuka pintu tanpa babibu.
"Ravel hey ini daddy maaf kan daddy"
"Sayang/ade"
"..."
Tidak ada balasan, sungguh Ravel tidak bisa mengeluarkan suara lirih sedikit pun ia sudah sangat lemas dan pusing. Kondisi Ravel yang terlihat oleh keluarganya adalah wajah sembab memerah akibat menangis, tidak ada penggerakan dari nya ia terlihat lemah tetapi masih menjaga kesadaran dengan mata sayu yang mulai menutup.
"Panggilkan Hary cepatt!"
Hary ia merupakan dokter pribadi keluarga Ananta.
.
.
.
.
.
"Jangan lakukan seperti ini lagi kedepannya, aku tidak setuju dengan hukuman itu lebih baik cari yang lain saja tanpa harus membuat nya trauma ketakutan seperti ini." ucap Megan kepada semua orang yang berada di kamar Ravel.
Megan berbicara seperti itu karena tadi Ravel setelah selesai di periksa oleh Hary ia sempat bangun namun ia tidak bisa di kendalikan, ketakutan juga sambil menangis bergumam tidak jelas terus ia pingsan kembali. Hary mengatakan ia trauma dan imun nya menjadi semakin melemah dari biasanya.
Ravel biasanya di hukum seperti itu sudah biasa dan tidak pernah sampai pingsan. ia hanya akan menangis saja sampai pintu terbuka lalu menyesali perbuatan nya.
.
.
.
Terimakasih yang sudah baca lalu ngasih vote tetapi jangan lupa follow ya.
Up seminggu sekalii.
Double up jika vote sudah sampai 30.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ravel (On Going)
General FictionWelcome My Story Support follow dan vote jangan lupa, terimakasih 🤍 Perkenalkan Ravel Prince Ananta, biasa di panggil El memiliki keberanian serta kasih sayang yang besar kepada keluarga nya. Mata bulat, hidung mancung, rahang tegas, bibir tipis, k...