17. Chapter -

124 18 11
                                    

Happy Reading

...

Cristian melemparkan jaket di atas motor pemiliknya, lalu memakai kan jaket baru untuk Ravel. Ravel pasrah atas apa yang dilakukan sang abang meski dirinya tidak ingin memakai itu karena lebih tebal dari sebelumnya.

Mau protes namun dirinya takut sang abang dalam mode sengol dikit ngamuk karena diposisi kondisi yang tidak baik.

"Adeknya bukan sih" Batin Alex, lalu dia teringat misi apa yang dikatakan sang daddy waktu di telephone. Aish gawat hamper saja kehilangan dia.

"Ayo pulang" Hendak mengenggam tangan adiknya tapi dia malah mundur? Sontak amarah Cristian kembali memuncak padahal dirinya sudah sabar karena adiknya masih demam.

"Ravel.Prince.Ananta. Apa maksud mu! "

Dengan penuh penekanan dan muka merah hingga urat-urat terlihat dia masih harus mengontrol diri dulu jangan sampai kelepasan dulu saat sang adik menghindar cengkraman yang akan dilakukan tadi pemberontakan sekali adiknya ini.

Sontak mendengar perkataan sang abang ravel menunduk takut ia mundur mendekatkan diri di samping Alex yang langsung merangkul dirinya.

"Tapi...T-tidak mau pulang dulu bang. Sebentar. Ya.."

Meski mengatakan dengan rasa takut tapi Ravel berhasil mengutarakan nya dengan baik dia tidak mau sia-sia susah payah berhasil pergi sejauh ini meski akhirnya ketahuan tapi ini hanya sang abang ke dua saja yang tahu keberadaan nya kan? Jadi dia menolak keras pulang.

Cristian tersenyum semirik mendengar perkataan sang adik sebagai respon lalu tanpa sepengetahuan ravel dan secara tiba-tiba dia sudah berada di hadapan ravel kembali sampai langsung menggendongnya tetapi sial dia melupakan manusia si pengganggu ketika dirinya tidak peduli terhadap orang lain hingga lengah Alex dia berhasil merebut paksa adik nya itu hingga sekarang adik nya bersama orang itu.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Bang Liam! Hentiiikann

Tidak di sangka bang Liam melakukan kekerasan kepada orang lain memukul dengan membabi buta yang tidak main-main. Tidak seharusnya dia tidak kaget bukankah di mansion sang abang nya itu menyiksa bodyguard atas kelalaian saat dirinya melanggar peraturan juga tapi ini di depan umum.

Dengan adanya banyak bodyguard saja sudah mencari perhatian yang berlalu lalang apalagi ini di tambah perkelahian.

"Sialan, dia gak mau pulang! lo gak dengar HAH!- Alex

BUGH!

BUGH!

Alex membalas pukulan kembali kepada Cristian dengan tidak main-main mereka tidak berhenti saling membalas satu sama lain.

"Tuan kecil ayo kita tunggu tuan muda di dalam mobil". ucap bodyguard menghampiri El.

"Apa? Paman hiks hentikan MEREKA! Hiks"

Apa-apa mereka ini kenapa hanya melihat saja lalu malah mengelilingi dirinya untuk menutup tidak melihat perkelahian itu bahkan menyuruhnya untuk menunggu di mobil. Padahal dirinya sempat mau memisahkan mereka tapi berhasil di cegah oleh orang-orang sang abang ini.

...

"sayang, sepertinya kamu tidak akan bisa bertemu dengannya hari ini"

"Ah sayang sekali.. padahal aku menunggu dari tadi kepulangan putra kita untuk membawa nya".

"bersabarlah ..."

"maksud daddy apa?" Tanya Andreas, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan orang tua nya lalu dia yang penasaran langsung bertanya siapa yang maksud ? tidak biasanya mereka seperti ini mansion ini tidak sembarang orang yang bisa kesini karena memang tidak diperboleh kan izin selain keluarga nya.

"bukankah kamu penasaran siapa bungsu kecil Ananta Andreas, kita tunggu kepulangan adikmu apa dia akan membawa hasil atau tidak"

"Hah Alex?"

"Hem"

"Bisa jelaskan?"

"As, kamu baru pulang tunggu saja adikmu sekarang lebih baik bersih-bersih saja dulu" ucap sang mama kepada Andreas dengan sebutan As itu biasanya adalah nama panggilan untuknya.

"Baiklah nanti jelaskan"

...

# Kembali topic Ravel

Apa-apaan ini, mereka membiarkan perkelahian terus berlanjut tidak ada niatan sedikit pun untuk memisahkan atau berhenti! Dia sungguh pusing tidak ada yang mendengarkan dirinya sama sekali dari tadi yang mulai dari berteriak sambil menangis apalagi sekarang dia diseret paksa menuju mobil.

"Tidak! Aku bilang TIDAK MAU! Lepaskan!"

Argh dirinya yang sedang pusing semakin pusing lebih tepatnya dia tetap ingin pergi tapi tidak bisa apalagi dengan kerjaan orang ini.

"Tuan kecil tolong menurutlah, jangan memberontak apalagi berteriak jika anda seperti ini terus terpaksa saya akan bius - "

"Tidak-tidak jangan bius hiks-hiks"

Dia memotong ucapan bodyguard dengan cepat setelah mendengar kata bius jangan sampai dia kena suntikan itu atau obat itu.

Sudahlah rasanya sudah tidak ada harapan baginya~Ravel apalagi saat melihat ketika sang abang pertama yang sudah ada menunggunya sambil bersidekap tangan menyilang di dada menatap dingin dirinya yang sudah dekat lalu dia mengatakan.

"Bius!" perintah Liam kepada bodyguard

Yah, Liam sudah sampai menyusul adiknya Cristian lalu mengetahui gerak gerik dari adik satu nya lagi yaitu Ravel yang sudah banyak sekali membuat dirinya jengkel atas apa yang dia lakukan itu hingga mengatakan kepada sang bodyguard yang mengantar Ravel itu untuk di bius.

"argh tidak hiks abang ade-ade m-mohon minta maaf jangan hiks"

Kenapa Liam sang abang pertama nya ini bisa disini sih benar-benar pupus harapan Ravel apalagi saat merasakan sesuatu yang menancap di leher nya hingga kesadaran dia di rengut oleh kegelapan. Yah sang bodyguard suruhan nya itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Liam.

Hingga sekarang Ravel terkulai pingsan yang langsung di ambil alih oleh Liam membawa masuk ke dalam mobil.

" Lo itu bukan siapa-siapa gak usah ikut campur urusan orang lain" Ian

Bugh

"Emang gue bukan siapa-siapa Lo! tapi Ravel dia ade gue sekarang" Alex

Ya alex dengan cepat mengklaim Ravel adiknya. Saat Ravel menyebut dirinya dengan sebutan abang ah tidak waktu pertama kali melihatnya dia sudah menginginkan Ravel jadi adiknya.

"Jadi orang jangan jadi pemaksa"

Bugh

"Dia sakit. Jangan harap dengan ucapan itu"

Setelah saling mukul hingga lembam dan berdarah lalu melihat ravel juga dibawa paksa membuat Alex lengah. Mengejar Ravel dan meninggalkan Cristian tetapi dia malah di hadang bodyguar lain ditambah Cristian juga menghadang kembali.

Sial dia dikepung.

"Urus dia" perintah Ian kepada bodyguard untuk mengurus Alex yang bersikeras ingin mendapatkan adiknya. Apa- apaan orang ini aneh seperti ingin membawa pergi Ravel.

...

"Ade abang sudah pintar memberontak ya tapi itu tidak akan terjadi lagi karna kamu harus jadi anak baik yang penurut kepada abang" bisik Liam tepat di telinga Ravel yang sedang tertidur pulas ah ralat lebih tepatnya pingsan.

CUP

Setelah mengatakan itu Liam mencium pelipis sang adik yang berada di pangkuannya sedangkan Ian dia ada di mobil lain menyusul dirinya yang tadi sempat bersama Alex.

...

Nyambung gakkk? Komen

Kalau typo tandain atau saran deh

Next vote 330 deh

Makasi maaf deh kalau gak nyambung...

Ravel (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang