Sesuai pejanjian yang Lizi dan Hauhan sepakati didalam bus. Agar tidak terlambat membagi waktu antara membuatkan makan malam ayahnya, dan Xiujie.
Hauhan menyarankan agar setelah sampai nanti Lizi cepat mandi dan berpakaian serta menyiapkan pekerjaan rumah yang belum Lizi selesaikan jika ada.
Dan Hauhan menyiapkan masakan, Hauhan mengenakan celemek memasak. Dengan anggun.
Sejenak Hauhan berfikir untuk menentukan masakan apa yang akan ia buat sore ini. Setelah menemukan apa yang akan dia masak, Hauhan lantas dengan cepat memngambil alat dan bahan yang sudah ia rencanakan.
Hauhan memotong Wortel, mengiris daging, memotong bawang dan lain sebagainya.
...
Lizi dikamar sedang menaruh tas dan juga melepas seragam sekolahnya. Dan menaruh pakaian kotor kedalam keranjang.
Ia tak nyaman merepotkan Hauhan, tapi mau bagaimana lagi. Ia hanya memiliki sedikit waktu untuk bersiap.
Lizi memasuki kamar mandi sambil mengambil handuknya. Dan membersihkan diri didalam
...
Hauhan senang, fikirannya teralihkan dari hal menyebalkan tadi siang. Yang membuatnya memiliki perasaan tidak nyaman.
Sibuk berkutat didapur, menggoreng dan merebus. Sambil bersenandung merdu. Senandung merdu yang ia nyanyikan sangat merdu seperti seorang penyanyi.
Xiujie seharian membolos, ia tidak ingin bersekolah. Sampai sore ia hanya sibuk bermain Video game sambil rebahan diatas ranjang.
Suara ribut, yang pasti itu suara yang ia kenal (lizi) yang berbicara dengan...
Xiujie penasaran, ada suara wanita yang asing masuk kedalam pendengarannya. Karena rasa penasaran tersebut Xiujie diam diam mengintip dari kamarnya yang berada dilantai bawah.
Dapat ia lihat Lizi berbicara dengan seorang wanita yang begitu asing. Wanita itu sangat cantik dan elegan dengan rambut panjang.
Anehnya Lizi langsung menuju lantai 2 kamarnya. Sekejap Xiujie menutup pintu yang ia buka kecil. Karena takut ketahuan.
Lalu kembali mengintip wanita tadi.
"Siapa dia?" Ia melihat seluruh pergerakan Hauhan, Hauhan menuju dapur yang berhadapan langsung dengan kamarnya namun sedikit terlindung oleh tangga.
"Apa dia mau memasak?" Pikir Xiujie dan benar saja. Ia sangat trampil dalam hal menggunakan pisau. Xiujie mengawasi dari awal sampai akhir pergerakan Hauhan.
Namun ketika suara langkah kaki mendekat, Xiujie kembali merapatkan pintu dan mengintip lagi saat merasa Lizi telah menjauh.
"Aku sudah selesai kak." Senyum Lizi senang gadis itu mengangguk.
"Baiklah, giliran aku mandi. Kau makan lah makananmu selagi menungguku." Hauhan berjalan kearah Xiujie membuat Xiujie melakukan hal yang sama berkali kali.
"Kekamar Lizi, apa lizi meiliki pacar?."
"Pasti dia sudah sering kemari jadi dia seperti sangat terbiasa dengan rumah ini. Kalau begitu aku akan melaporkan hal ini pada ayah."
...
Hauhan selesai membersihkan diri, berpakaian dan juga merias wajahnya. Hauhan memakai pakaian simpel dan cantik.
"Aku memang selalu bagus, dan akan tetap bagus." Hauhan memuji dirinya sendiri.
Sejenak aku melupakan rasa penasaranku pada siapa yang akan melepaskanku dari kutukan.
Dan menikmati hari hariku bersama pemuda yang baru kutemui selama 6 bulan belakangan.
Tak sulit menjaganya, hanya perlu sedikit membuang tenanga. Hidup bersama bersamaan dengan Kihidupan Lizi cukup menyenangkan dari pada harus bersama Liyang Wu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Ratu Siluman
Fantasy"Aku sudah menantimu selama 5000 tahun, dan kau bereinkarnasi jadi seperti ini?." Penantian Ratu keabadian membuatnya terkurung didalam sebuah liontin perak dengan baru biru sebagai buahnya. Ia tak bisa hidup bebas bahkan hampir sekarat didalamnya. ...