10 Cerita

7 5 0
                                    

"Bisa kau ceritakan kenapa ayah dan kakakmu membencimu Lizi?" Hauhan menatap intens Lizi yang juga menatapnya genap 1 minggu mereka tinggal bersama.

Dan ia heran kenapa  XiuJie dan ayahnya tidak menyukai Lizi sejak awal ia ingin bertanya tetapi urung sebab ia rasa belum saatnya bertanya.

Lizi menarik nafas dalam dan mulai bercerita.

"Dulu saat ibu mengandungku, ia mengalami kecelakaan. Menewaskan 1 supir dan ibuku dalam keadaan Kritis, waktu itu aku berusia 7 bulan. Operasi besar dilakukan, kami berdua dalam kondisi kritis dan aku yang terlahir dengan jantung yang kurang berfungsi dengan baik.

Setelah itu ibuku tidak bisa berjalan, ia menggunakan kursi roda. Saat berusia 9 tahun aku mengikuti pertandingan basket. Bis yang ku tumpangi masuk kedalam jurang 3 orang tewas dan aku dalam kondisi kritis, jantungku rusak itu karena hantaman besi yang menusuk dadaku karena bis berguling mematahkan 1 tulang rusukku membuat jantungku bocor.

Ada luka dibagian kepala dan yang lain tapi terparah adalah jantungku. Aku benar benar membutuhkan donor jantung jam itu juga karena detakku mulai semakin melemah, ayahku sedang bekerja diluar kota. Kakaku menemani ibu, ibu diam diam menandatangai surat pendonoran jantung padaku. Ibuku meninggal dan aku selamat, sejak saat itu mereka membenciku

.

Namun karena wajahku dan kemampuanku seperti ibu mereka masih mengijinkanku disini."

"Jantung kurang berfungsi?.. lalu bagaimana kau bermain basket jika kau memiliki kelainan jantung. Apa sebelumnya sudah dioprasi?." Tanya hauhan manamungkin bisa sembuh dengan ajaib

.

"Tidak, itu sembuh dengan sendirinya 6 jam saat keluar dari ruang UGD."

"Tunggu, Oprasi, kecelakaan, bayi prematur. Apa dokter yang menolongmu adalah dokter Liyang Wu di Dimod hospital?"

"Aku tidak tau, yang kutau Dokter Liyang Wu adalah orang yang mengoprasi ku saat melakukan cangkok jantung." Hauhan mengangguk angguk, toh dia tidak ingat siapa saja pasien Liyang Wu, walau bertahun tahun ikut menemaninya dirumah sakit.

"Sebentar! Kau bayi yang ku tolong dulu, tunggu apa kau punya tanda di bahu kiri!." Hauhan lantas menarik kerah kaus Lizi dan benar saja ada tompel bulat sebesar 1 cm dibahunya.

Lizi menatap heran Hauhan yang tiba tiba menarik kerah bajunya.

"Wah benar, kau bayi biru itu. Sekarang sudah sebesar ini." Hauhan takjub pertama kali mereka bertemu Lizi masih bayi kecil berwarna biru yang menangis histeris. Dan sekarang menjadi pemuda yang tampan.

"Apa maksudmu?" Tanya Lizi penasaran, dan Hauhan mulai bercerita tentang kejadian sore itu.

...

"Jadi kau menolongku?" Tanyanya lagi memastikan.

"Hanya sedikit, tidak sampai benar benar pulih karena energiku hampir habis" jawab Hauhan seadanya.

Lizi berterima kasih pada Hauhan yang bersedia membantunya. Bahkan dari awal ternyata mereka sudah pernah bertemu.

"Emm, jadi ibumu telah tiada. Pantas aku tidak pernah melihatnya di rumahmu, aku turut berduka cita semoga ibumu bahagia dialam sana." Lizi mengangguk lagi.

"Saranku lizi, kau harus belajar membela dirimu mulai sekarang. Ibumu meninggal bukan salahmu jadi kau tidak boleh diam saja ditindas dan disalahkan seperti ini."

"Aku ingin begitu, tapi aku terlalu takut. Kau lihat kan, yang tidak menyukaiku bukan hanya Xiujie, dan Ayah. Ada Kunwei dan antek anteknya."

"Apa yang ditakutkan dengan membela diri?.. toh kau tidak membela diri pun akan tetap disakiti. Jika membela diri kau terluka setidaknya aku masih ada di sampingmu. Manfaatkan aku, jika aku ada kau memang tidak akan terluka.

Reinkarnasi Ratu SilumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang