"Oee Oee"
Yak!, berisik. Aku menutup telingaku merasa pengak dengan suara cempreng yang mengganggu tidur.
Ada apa lagi dengan dokter muda ini, aku mendongak. Dan mengepal kuat kedua tanganku. Dapat kulihat dari dinding trasparan bahwa aku sedang didalam ruang yang serba hijau.
...
Disebuah ruang oprasi sepuluh dokter masuk sekaligus untuk menangani seorang pasien wanita yang sedang mengandung dengan keadaan kondisi kritis.
Dokter dokter yang paham akan hal tersebut dan memang diperlukan langsung saja memasuki ruangan ini. Mereka menembusku.
Dokter anak, dokter bedah, dokter spesialis jantung. Keadaan sangat darurat. Hingga peluh keringat bercucuran, untuk menyelamatkan kedua jiwa tersebut. Agar tidak langsung bertemu dengan Yang Maha Kuasa.
2jam oprasi dilakukan, sang ibu dalam kondisi kritis dan bayinya yang mengalami kelainan jantung terus berusaha diselamatkan.
Ini semua akibat kecelakaan mobil taxi yang lalai hingga menabrak pembatas jalan dengan keras, menyebabkan sang supir meninggal di tempat. Dan dua orang penumpang.
1 wanita hamil keritis dan 1 balita berumur 2 tahun mengalami luka luka. Mau tidak mau karena kondisi yang sangat buruk dan usia kandungan yang masih bisa diselamatkan 2 nyawa dipertaruhkan saat itu juga.
Pertarungan antara hidup dan mati, siapapun yang tidak bermental kuat pasti pingsan di tempat.
"Oee Oee!" Syukurlah terdengar suara bayi yang berhasil menghirup udara kembali.
Suara itu benar benar nyaring dengan tubuh yang membiru. Has kelainan yang terjadi pada bayi yang memiliki kelainan pada jantungnya.
Sosok magang entah darimana asalnya, berpakaian serba putih dengan rambut silvernya menatap box bayi yang diberinama inkubator. Melihat sosok manusia kecil itu dengan pandangan datar.
"Apa dia akan mati?" Menolognya, ya memang begitu bukan dengan selang dan badan membiru. Apakah apakah bayi itu akan selamat.
Pandangannya tak lepas dari mata bayi yang juga menatapnya.
"Apa dia bisa melihatku?" Ia melambaikan tangan di depan wajah bayi itu.
"Bodoh, dia masih begitu kecil" namun ia sangat tertarik dan kasihan dengan bayi yang terlahir hanya dengan bobot 2kg tersebut.
Gadis itu merentangkan tangan dan mengeluarkan energi agar bayi tersebut sedikit merasakan kelegaan. Gadis dengan tinggi 190 cm tersebut berjongkok didepan Box sementara tuannya kini tengah mengurus ibu dari bayi itu.
"Kasihan sekali kalau kau harus dioprasi untuk jantung kecilmu. Aku akan memperbaiki jantungmu yang masih muda" gadis itu mengulurkan tangan, kearah jantung bayi. dan keluarlah pancaran biru dari telapak tangannya energi itu menembus langsung pada inti terdalam tubuh bayi.
Namun beberapa saat kemudian, ia kehabisan tenaga dan terduduk tersimpu di lantai.
"Aku bisa mati, karena kehabisan tenanga" gadis itu duduk sembari menepuk nepuk kepalanya yang terasa berat.
"Sorry aku hanya bisa menolongmu segitu, aku perlu istirahat" dengan berkata demikian ia langsung menghilang dari tempat tersebut.
Menyisakan bayi yang menangis kencang dengan tubuh yang kembali normal seperti biasa namun masih dengan sedikit kebiruan.
16 tahun kemudian.
Seorang dokter spesialis jantung kini tengah menangani pasien yang menceritakan keluhan keluhannya. Disisi kirinya di atas Brankar rumah sakit, seorang gadis berpakaian biru muda. Merasa bosan akan penjelasan yang ia dengar selama 18 tahun terakhir yang menjelaskan tentang jantung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Ratu Siluman
Fantasy"Aku sudah menantimu selama 5000 tahun, dan kau bereinkarnasi jadi seperti ini?." Penantian Ratu keabadian membuatnya terkurung didalam sebuah liontin perak dengan baru biru sebagai buahnya. Ia tak bisa hidup bebas bahkan hampir sekarat didalamnya. ...