7 perkelahian

8 8 0
                                    

Malam tiba, Haohan berniat ingin menunjukkan wajah aslinya dihadapan Lizi. Tapi apakah ia akan ketakutan, dan membuang kalung itu?..

Ia harap malam ini lizi tidak akan terkejut. Sebab Hauhan ingin sekali menunjukkan diri.

Lizi yang sedang berbaring diatas kasurnya sembari memegang liontinnya didalam dada tersenyum indah.

"Akan ku tunjukkan wujud asliku" Haohan menutup mata dan seketika itu juga kini tubuhnya bisa dilihat oleh manusia biasa.

"Psst psst" Haohan menoel bahu Lizi, Lizi pun menoleh kesampinya dan mendapati sosok yang begitu indah di kamarnya terjengit kaget dan duduk.

"Esi!"

"Ssst" jari Haohan menutup bibir kecil Lizi membuat Lizi tak jadi berteriak.

"Jangan berteriak!." Perintah Hauhan, diangguki Lizi.

" Kau siapa?" Takut takut Lizi menperbaiki posisinya dengan beringsut mundur.

"Aku Haohan Sang, kau tidak perlu takut denganku Lizi. Aku penghuni Liontin yang kau pegang itu." Lizi semakin beringsur mundur sampai punggungnya terhalang tembok. Itu membuat Haohan memutar bola mata malas.

"Aku yang melindungimu selama ini, aku yang terkurung didalam kalung itu. Namaku Haohan, bukankah kau merasa aneh kenapa kau baik baik saja akhir akhir ini?"

Lizi mengangguk.

"Aku penghuni kalung itu, sebelumnya aku bersama liyang Wu orang yang menolongmu. Lalu aku diberikan padamu Lizi."

"Jadi kau arwah?" Tanya Lizi antusias. Membuat Hauhan memilih duduk disebelahnya.

"Bukan, aku manusia. Hanya saja umurku ribuan tahun dari dirimu. Mari berkenalan denganku." Haohan mengulurkan tangannya yang lentik dan disambut lizi, lizi dapat menyentuhnya dan merasakan kulit telapak tangan Haohan yang lembut.

Lizi melihat penampakan, Haohan dari atas sampai bawah. Wajahnya begitu cantik dan berwibawa, mungkinkah dia arwah orang penting.

"Aku bukan arwah, yasudah lah kalau kau tidak percaya aku akan kembali." Diakhir perkataan itu, Haohan kembali menyamarkan dirinya membuat Lizi semakin ketakutan.

Lizi menarik selimutnya hingga menurup seluruh tubuhnya. Diotaknya terbayang hantu dan setan, tapi wajah itu begitu terlalu cantik untuk menjadi hantu.

Wajah mulus, mata yang tajam, bibir cantik, dan hidung mancung. Biarpun dia hantu itu akan menjadi hantu cantik yang pernah ada.

Lizi memberanikan diri untuk membuak selimutnya sedikit, hanya sebatas dapat melihat keadaan sekitar.

Pandangannya berhenti pada sebuah buku yang melayang dan terbuka diatas meja. Membuat matanya membola sempurna.

"Ha.Hauhan" lirihnya.

"Hmm" hanya suara membuat Lizi meremang.

"Lebih baik kau tunjukkan dirimu, aku percaya" terpaksa berkata demikian Setelah itu ia dapat kembali melihat wujud Haohan yang duduk dikursi belajarnya.

"Haohan, kau tidak akan menyakitikukan?" Tanya Lizi lagi mendapat deheman dari Haohan.

Lizi membuka selimutnya sebatas leher, memperhatikan Haohan yang sibuk dengan kertas kertasnya diatas meja.

Haohan mengambil pena penggaris, penghapus dan kertas. Seperti menggambar sesuatu.

"Kau melakukan apa?" Tanya Lizi, antusias.

"Jika kau penasaran kemarilah." Haohan mengibaskan tangannya kebelakang, otomatis selimut Lizi tersibak.

Lizi takut takut mendekatkan diri ke Haohan yang tengah asik melakukan sesuatu.

Reinkarnasi Ratu SilumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang