DI TEMPAT BENCANA

8 0 0
                                    

Minggu, hari di mana Agatha harus pergi ke tempat bencana alam untuk praktek di dunia nyata dan bukan hanya teori. Gala sedang ada urusan ke banten, jadi dia tidak bisa mengantarkan Gatha, dan aku ditugaskan untuk mengantarkan Gatha.

"Ishh macet kayak biasa..." Ujar Gatha.

"Iya, nih. Btw, Gatha, kenapa lu gak bareng naik bus ke tempat bencananya?"

"Gue beda tim... kalau bagian medis harus berangkat sendiri - sendiri, soalnya lokasinya beda - beda. Bagian konsumsi sama obat - obatan berangkatnya baru nanti selasa, soalnya obat - obatan sama konsumsinya belum dikirim. Bayangin aja, ya, tim medis yang berangkat sekarang baru 25 orang, dan itu tuh dibagi ke 5 lokasi. Tim medis tuh kekurangan peralatan, tau!"

Agatha terus bercerita tentang apa yang akan dia lakukan nanti di sana. Aku hanya mendengarkannya, dan membalasnya dengan beberapa kata singkat, karena aku tidak mau memotong ceritanya terlalu banyak. Dari jakarta ke kota tujuan perjalanannya sangat panjang, karena kita harus ke jawa timur. Iya, ini sangat jauh, tapi kita tidak hanya berdua, ada 3 mobil lainnya yang pergi ke jawa timur bersama kami. Mungkin ini sangat aneh kenapa ke tempat bencana alam tapi malah naik mobil dan tidak naik pesawat atau bus saja, ada alasannya yang sangat panjang, tapi intinya ada gempa yang kedua kalinya, jadi membuat korban bertambah. Tim Agatha adalah tim ke 2 yang dikirim hari ini.

"Kita bakal naik kapal, ya? Asik!!" Agatha bersorak.

"Iya, kita bakal naik kapal. Kamu gak bakal mabuk?"

"I don't know... tapi aku bakal asik sendiri, sih kayaknya. Lyla, Nessa, Rainfa, dan yang lainnya di kapal yang sama, kan? Tuh mobil mereka di belakang kita." Agatha menengok ke belakang.

Sangat jauh perjalanan kita, tapi aku senang karena di saat seperti ini, aku menghabiskan waktu bersama Agatha lebih banyak. Bernyanyi bersama, tertawa bersama, dan saling bercerita tentang masa depan.

"Aku pengen jadi dokter muda dan hidup bahagia."

"Dan aku pengen jadi pengusaha sukses biar bisa nikahin ka-" telefonku berdering.

Sial, si Tama ini tidak pernah henti menggangguku.

~

Aku berhenti di rest area bersama 3 mobil lainnya yang berisi teman - teman Gatha. Agatha sedang tidur, jadi aku tidak membangunkannya dan turun dari mobil untuk membeli beberapa makanan.

"Gaty mana?" Tanya Lyla.

"Dia tidur, lu mau bangunin? Gue mah gak tega."

"Udahlah biarin aja. Kita istirahat dulu aja di masjid."

"Ya jangan ditinggal, lah, Gathanya." Sela Nessa.

Lyla pun membangunkan Gatha dan membopongnya untuk berjalan. Gatha masih setengah tertidur, jadi dia tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan saat aku menunjukkan wajahku di depan mukanya, Gatha malah menyebutku,

"Uh... Gerald...?"

Siapa Gerald? Sepertinya Gatha kebanyakan baca novel, jadi mimpi tentang tokoh -tokoh novelnya itu.

Aku dan ke 8 teman Gatha pun beristirahat di masjid dan beribadah sambil menunggu tenaga kami terkumpul. Aku dan Gatha pergi ke tempat makan, sedangkan 6 teman Gatha pergi ke market. Lyla dan nessa ikut bersama kami, jadi kita makan bersama. Saat sedang menunggu pesanan datang, Agatha dan Lyla sibuk mengobrol, sedangkan aku dan Nessa malah jadi nyamuk. Nessa tidak ambil pusing dan mengajakku mengobrol.

"Malio, lu udah naksir Gatha berapa lama?" Tanya Nessa.

"Hm... 13 tahun."

"Gila setia banget! Lu yakin mau nungguin si Gatha? Dia kayaknya memang gak ada perasaan sama sekali... gue gak liat sedikit pun benih cinta di-"

WOULD YOU FORGET YOUR PAST FOR ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang