CEMBURU

10 3 1
                                    

2 bulan kemudian

Aku tidak sempat menjenguk Agatha selama 2 bulan kemarin, karena aku harus pergi ke bogor dan menetap di sana. Gala bilang Agatha sudah pulih dan ingatannya sudah kembali 80% jadi Agatha sudah kembali ke rumah. Aku langsung datang ke rumah Agatha dan membawakan beberapa buah, cemilan, dan perintilan.

"Agatha?!" Aku senang tak main melihat Agatha sudah tidak menggunakan infus dan perban.

"Maleo?!"

"MALIOOOOOOOOOO! NOT MALEOOOOO! I DON'T CARE! HUG MEEEEEE!!"

"Gak."

Suasana membeku seketika.

"Tapi- kamu suka meluk aku pas kamu di rumah sakit."

"ITU KAN PAS GUE AMNESIA!! GUE MALU BANGET!"

"GATHA LU GAK BISA GITU, DONG! LU GAK BISA NARIKK KATA - KATA ELU! LU BILANG 'Aku suka deh dipeluk sama maleo'"

"Gak. Udah, ah, jangan ganggu gue! Gue baru sembub nih!"

"Yaudah... sorry gatha.... sini gue suapin lu makan pudding aja."

"Kalau itu gue setuju. Suapin suapin! Aaaaaa" Agatha mendekatkan duduknya dan membuka mulutnya dengan lebar.

Aku menghabiskan waktuku bersama Agatha dengan bercanda. Jujur saja, walau ingatannya belum pulih sepenuhnya, tapi dia bisa mengingat beberapa kenangan kita di masa lalu. Sayangnya, dia juga mengingat lagi masa lalu kelamnya.

"Ekhem." Gala datang dan menyandar badannya di tembok.

"Hi, abang. Sini bang, sini! Malio bawa makanan buat aku!"

"Tumben nyebut namanya benar? Ya, sudahlah. Bang Gala, gue pamit dulu, ya. Masih ada tugas, nih."

"Ih, Malio udah mau balik?" Agatha memegang tanganku.

"Udah biarin, dek. Besok juga Malio ke sini lagi. Kamu juga harus nyiapin diro buat masuk PTN, kan? Kamu masuk UI aja."

"Yah.... yaudahlah. Hati - hati Maleo senkawor." Agatha mengataiku dengam nama burung lagi.

"Oke, semoga keterima, ya. Bye Gatha, bang Gala."

4 bulan kemudian. Agatha sudah pulih 90% dan sudah mulai berkuliah. Dia masuk jalur SNBP, dia adalah anak yang rajin. Kita 1 kampus, jadinya kita tetap bersama dan tidak berpisah. Sejak SD sampai sekarang kita tidak pernah berpisah, dan aku tidak pernah merasa bosan walau sudah 12 tahun bersama, aku berharap kita tetap bersama sampai mati.

Hari ini aku mengajak Agatha makan siang bersama di kantin, jadi aku segera ke kantin dan menunggunya di meja kantin. Agatha datang tidak lama setelah aku duduk, dia membawa totebagnya yang kuberikan padanya saat SMP. Dia merawat tasnya dengan baik.

"Sorry, ya, gue baru selesai kelas. Gue pesen makanan dulu."

"Gausah, udah gue pesenin."

"Emangnya lu tau kesukaan gu-"

"Mie ayam sama jus jeruk, kan?"

Agatha tersipu dan kembali duduk di depanku.

"Gimana rasanya di FK?" Tanyaku sambil menyedot minumanku.

"Hmm, pusing."

"Hahaha... semangat, ya. Walau bikin pusing, tapi lu nanti bisa ngobatin orang lain, dan diri lu sendiri..."

"Gak perlu."

"Lu harus obatin diri lu sendiri sebelum ngobatin orang lain..."

"Lu udah ngobatin gue selama ini." Agatha mengatakannya sambil memakan mie ayamnya.

"Uh- maksud lu? Gue berhasil nyabut akar pohonnya?!"

"Belum tercabut, sih. Tapi lu bikin gue sadar, ada ya orang yang mengorbankan segalanya demi sahabatnya."

Aku hanya tertawa. Aku ingin sekali memberi tahunya bahwa aku benar - benar mencintainya dan tidak bercanda soal perasaanku padanya, tapi, aku tau, jauh di dalam hatinya, masih ada ketakutan yang mendalam, tapi dia menyembunyikannya dengan segala kesibukannya. Aku berjanji akan mencabut akar dari semua ketakutannya itu.

Aku menunggu Agatha di parkiran. Agatha bilang dia bia pulang bareng hari ini, jadi dia menunyuruhku menunggu sebentar. Aku melihat Agatha dibonceng oleh seorang pria, arah motornya mendekatiku.

"Malio! Sorry, ya, lama. Gue jadi nebeng temen gue biar bisa cepet nyampe." Ujar Agatha sambil membenarkan bajunya.

"Iya... gapapa. Lain kali aku bawa motor aja kali, ya? Kayaknya lebih cepet pake motor deh."

"Gausah! Depok panas, pake mobil aja!"

"Hm, Oke. Sini cepet masuk."

"Bentar, mau ke temenku dulu."

"Gak. Boleh. Ya."

Agatha duduk di jok depan dan aku segera melajukan mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha duduk di jok depan dan aku segera melajukan mobil. Jujur saja, aku cemburu melihat Agatha dibonceng oleh pria tadi, apalagi pria itu terlihat tampan. Jujur saja, dia tampan, makanya aku takut Agatha berpaling.

"Agatha, kamu suka cowok yang tadi, ya?" Tanyaku dengan wajah yang kaku.

"Enggak, memangnya kenapa?"

"Aku cemburu. Kalau bisa jangan dibonceng sama orang lain lagi, aku nanti samperin kamu aja. Padahal aku juga gak masalah, loh, kalau harus nunggu berjam - jam."

"Tapi aku cuman nebeng doang, kan? Gak masalah dong harusnya?"

"Itu masalah! Aku gak suka liat kamu deket sama cowok lain! Padahal selama ini kamu cuman deket sama aku!"

"Malio! Aku itu gak ada hubungan apa - apa sama temen aku! Dia itu cuman partner ak-"

"Nanti dari partner, terus jadi lover? Gitu, ya? Udah, deh! Gausah nyari alasan gitu! Aku perhatiin, setelah kamu kuliah, kamu deket banget sama tuh cowok!"

"Kamu ngomong apaan, sih?! Dia itu beneran cuman part-"

"POKOKNYA AKU ITU GAK SUKA LIAT KAMU DEKET SAMA DIA! SAMA LAKI - LAKI MANA PUN AKU GAK SUKA KALAU DIA DEKET KAMU! AKU PENGEN KAMU JAUHIN DIA!" Aku secara sadar membentak Agatha.

"Yaudah, aku minta maaf." Agatha memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Gatha- aku gak bermaksud bentak kamu- maafin aku... aku memang posesif, tapi aku gak seharusnya bentak kamu. Aku minta maaf.."

"Gapapa, ini memang salah aku."

"Eggak, Gatha! Maafin aku! Ini salahku! Aku gak seharusnya ngomong kayak tadi.... Gatha? Please don't cry... i hate to see you cry... Agatha please maafin aku!"

"Aku mau turun! Aku gak mau pulang bareng kamu! Turunin aku!"

"Agatha tunggu dulu! Dengerin aku dulu!"

"Gak mau! Turunin aku!!"

Agatha tiba - tiba membuka pintunya, mau tidak mau aku harus menghentikan laju mobilku dan ikut turun untuk mengejar Agatha.

Agatha berlari sambil menangis, tapi dia terjatuh karena tersandung. Aku tidak mau dia terluka lagi, ini semua memang salahku. Aku hanya bisa berusaha menenangkan Agatha dari jarak yang cukup jauh, dan berusaha membuat Agatha mau mendengarkanku. Tapi saat Agatha mundur kebelakang, Agatha mengarah ke jalan raya dan sebuah mobil menabraknya.

WOULD YOU FORGET YOUR PAST FOR ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang