Hari Libur

15 6 1
                                    

Sabtu... panas... dan bosan... apa yang aku lakukan jika bosan gini? Tentu saja bermain game! Tapi game juga membosankan... apa yang harus aku lakukan..

"Woi! Beliin gue es teh, gih!" Suruh kakakku.

"Gak mau! Panas ege!"

"Jadi adek tuh nurut sama kakaknya! Nih duitnya! Cepet beli!"

Lagi  - lagi. Ya, perkenalkan dia adalah kakak laki - lakiku, namanya sabit, karena dia lahir saat bulan sabit, nama yang sungguh indah, tidak sepertiku. Ya, tadi sabit menyuruhku untuk membeli es teh, kan? Mau tidak mau aku harus membeli es teh, untungnya aku bawa mobil.

Ramai sekali tempat ini. Oh, tunggu! Itu... Agatha! Ia... bersama seorang pria?! Tunggu tunggu! Siapa pria itu? Jangan jangan agatha diculik atau dipaksa oleh pria itu?!

"Ekhem.... agatha.." ucapku dengan sinis.

"Malio? Lu di sini juga. Kenapa? Beli es teh ya? Ahaha jelas, sih."

"Gak! Jelasin ke gue siapa cowok tinggi ini! Lu jadi berondong?!" Tanyaku dengan keras.

"Apaan sih?! Ini abang gue jir!"

"Eh-" gala? Jadi pria ini adalah gala? Seingatku dia sudah tidak pulang ke indonesia sejak 3 tahun lalu.

"Ahahaha, ada - ada aja lu!" Gala tertawa sambil agak menjambak rambutku.

Gala, dia berbeda 10 tahun dengan agatha. Terakhir kali aku melihatnya saat aku kelas 1 SMP. Gala bekerja di luar negeri dan jarang pulang ke indonesia.

Akhirnya, aku, agatha, dan gala tentunya, malah berbincang santai di salah satu meja di tempat angkringan ini. Gala sebenarnya ramah, tapi dia terlalu overprotective pada agatha semenjak kejadian 4 tahun lalu, kejadian yang membuat gala juga takut untuk membebaskan adiknya itu. Gala menanyakan kabarku, dan keseharianku, tentu saja tidak lup menanyakan perlakuanku kepada agatha.

"Malio mah baik atuh! Yakali malio jahat... malio mah sahabat masa kecil aku!" Teriak agatha kepada gala.

"Ya... baguslah kalau baik, mah. Tapi siapa tau, kan?" Jawab gala.

"Haha.. bang gala, kenapa nanyain perlakuan ya? Tenang aja kok bang, gue mah baek ke agatha mah!"

"Hmm... gapapa, sih, pengen nanya aja. Btw, malio, lu masih lanjut di sekolah yang sama kayak agatha, kan?"

"Masih kok bang."

Ya, dari TK sampai sekarang, aku dan agatha bersekolah di sekolah swasta yang sama. Sekolah swasta yang mewah, besar, dan lengkap. Dari PAUD sampai SMA pun aja. Orang tuaku adalah pengusaha di jerman, sama seperti orang tua agatha, hanya saja orang tua agatha bekerja di italia. Jujur saja, sangat bosan berada di sekolah yang sama. Sudah 10 tahun di sekolah yang sama, tidak ada kesan supprisenya sama sekali.

Tidak terasa aku mengobrol sampai sore, sudah jam 16.45, sabit pasti sudah mengering kehausan menunggu es tehnya. Aku pamit pulang.

"Assalamualaikum... ugh?!" Tiba - tiba ayah datang dan menamparku, minuman yang kubawa tumpah dan mubazir.

"Ke mana aja kamu!? Jam segini baru pulang!" Ayah marah padaku.

Ayah... walau aku menikmati uangnya, tapi aku tidak pernah merasakan kehadirannya. Jangankan pulang, menelefon saja tidak.

Sepertinya ayah sedang berselisih dengan ibu, makanya marah - marah gini. Aku butuh keluarga sederhana tapi bahagia... daripada banyak uang tapi tidak harmonies.

"Sini." Sabit menarikku ke kamarnya.

"Sakit..." ucapku dengan air mata mengalir.

"Udah jangan sedih, gapapa, ada kakak di sini." Sabit memelukku.

Walau sabit terbilang galak, tapi dia pedulian dan sangat bisa di andalkan. Umur sabit berbeda 5 tahun denganku, makanya sabit jauh lebih dewasa.

"Mana sini yang sakit? Kakak kompres." Sabit mengambil es ke dapur, dan kembali membawa es dan minum.

"Sakit- aku takut sama ayah!" Ucapku sambil menghapus air mata.

"Udah, kamu harus kuat. Kamu itu laki - laki, kamu yang bakal menopang keluarga kamu nanti, kamu harus kuat." Sabit menghapus air mataku.

"Aku gak suka sama ayah!"

"Ish, jangan ngomong gitu. Dia itu tetap ayah kita, kita dapat uang dari ayah, kan?"

Sabit terus menceramahiku dan menyuruhku tidur. Membuatku terlelap dalam ketenangan.

Ya, kejadian itu 2 tahun lalu, saat aku 15 tahun, dan sekarang? Aku sudah kelas 3 SMA, sedari tadi aku hanya menceritakan masa laluku.

WOULD YOU FORGET YOUR PAST FOR ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang