;beautiful memory

544 63 4
                                    

Ini sudah satu Minggu dari pulang nya sunghoon dari rumah sakit, sebenarnya banyak yang tak terduga selama sunghoon sakit. Dan sunghoon tidak tau apa itu, sejujurnya sunghoon hanya mengingat beberapa orang saja, selebihnya bahkan seperti orang asing. Memori kenangan nya bersama Jake juga dirinya tak ingat, untung saja pemuda itu tidak melupakan Jake.

Besok sunghoon harus masuk lagi ke sekolah Karna masa rehat nya sudah selesai, namun tetap saja sunghoon merengek Karna tidak mau masuk ke sekolah. Dia bilang sekolah itu membosankan dan tidak berguna, tapi dengan bujukan maut dari mamanya akhirnya sunghoon menyetujui besok dirinya harus pergi ke sekolah. Yang pastinya di antar oleh sang ayah.

"Aku gamau di antar papa! Dikira aku anak kecil?" Sunghoon dari tadi tetep kekeuh gamau di antar sama papanya, sunghoon itu sudah besar oke? Malu dong nanti diliatin sama orang orang.

"Heh bocil! Emang kamu inget jalan ke sekolah? Dari sini ke kamar mandi aja lupa jalan" emang bener sih, sunghoon kadang suka nyasar sendiri di rumah nya yang super besar ini. Emang terlihat konyol, tapi itu benar adanya.

"Y-ya ngga sih, tapi-"

"Udah lah, papa antar emang kenapa deh?" Sunghoon mendengus papanya menyebalkan sekali, tapi akhirnya sunghoon luluh juga dan mengiyakan permintaan papanya untuk mengantarnya ke sekolah.

"Yaudah iya! Kali ini aja" pada akhirnya sunghoon mengalah juga, tidak akan ada ujungnya kalau bertengkar dengan sang ayah. Padahal mereka berdua sama, sama sama keras kepala. Maka dari itu jisung akan tetap membiarkan mereka beradu mulut sampai keduanya merasa lelah sendiri, memang sulit memisahkan orang yang mempunyai pikiran tidak mau kalah.

Kepalanya sekarang sudah tidak sakit lagi, namun di beberapa waktu itu akan terasa lagi. Sampai kapan sunghoon harus menderita seperti ini? Kehilangan ingatan juga sangat buruk, dirinya bahkan tidak tahu menahu kenapa bisa seperti ini sebelumnya. Yang dia ingat adalah teriakan sunoo saat mencarinya di hutan, sesudah itu semuanya menjadi gelap. Sunghoon menghela nafas, besok sudah masuk sekolah. Tambah banyak lah masalahnya ini!

"Hei, sunghoon-ah. Mau mama tunjukkan sesuatu?" Sunghoon menoleh ke arah sang mama yang berada di sebelahnya, sunghoon berpikir sejenak lalu mengangguk. Dengan senang mamanya menarik tangannya ke ruang tengah yang di mana ada foto bocah lelaki yang sunghoon yakini itu adalah dirinya. Sunghoon meneliti setiap foto nya, di lihat dari foto sih sunghoon kecil sangat senang. Di sana ada foto dirinya yang memegang medali

"Kamu ingat? Itu adalah medali pertama' kamu saat kamu ikut perlombaan ice skating! Mama dulu seneng banget kamu menang." Sunghoon menatap foto itu dengan pandangan kosong, tiba tiba terbesit ingatan yang memperlihatkan momen bersejarah itu.

Sunghoon kecil sedang berada di arena ice skating dengan jantung berdebar kencang, pelatihnya bilang ayahnya tidak akan datang untuk melihatnya, Karna pekerjaan yang sibuk. Rasa kecewa dan sedih menyelimuti sunghoon waktu itu, namun dirinya harus tetap profesional dalam melakukan gerakan gerakan yang sudah dirinya pelajari dengan sang pelatih.

Dirinya terus berdoa di dalam hatinya, dirinya tidak mau mengecewakan orang tuanya. Apalagi mamanya, sekarang orang yang paling dirinya sayangi itu sedang duduk sambil menyemangati nya di stadion itu. Saat sunghoon melihat betapa senangnya mamanya waktu itu, dia akhirnya sadar bahwa dirinya harus bisa menenangkan dirinya dan membawa kemenangan untuknya dan orang tuanya.

Gerakan demi gerakan sunghoon tunjukkan kepada para penonton di stadion itu, walaupun sempat jatuh beberapa kali, tapi itu tidak mematahkan semangat sunghoon untuk terus maju dan membawa piagam penghargaan.

Di saat gerakan itu, sunghoon melihat di samping mamanya ada sang papa yang sedang menyemangati nya juga dengan semangat. Senyuman senang dari sang papa membuat nya ingin menangis. Dan sekarang semangat sunghoon makin besar

"SUNGHOON! ANAK PAPA! SEMANGAT!!!" Mata sunghoon terbuka saat mendengar teriakkan sang papa, dirinya mulai menenangkan diri lalu mencoba gerakan yang sempat gagal tadi.

"WAHHH, anak mama keren!" Kata jisung senang sembari memeluk sunghoon

"Pertunjukan yang bagus boy" papanya menghampiri nya, oh tuhan. Jantung sunghoon benar benar terus berdetak.

"P-papa?" Akhirnya air mata sunghoon mengalir deras dari pelipis matanya, sungguh saat dirinya melihat papanya tidak ada saja sudah membuat nya menangis, apalagi kalau papanya benar benar tidak datang bisa bisa sunghoon nangis kejer.

"Kamu hebat, sunghoon. Papa bangga sama kamu" sunghoon berlari Lalu memeluk papanya sembari menangis keras.

"Kenapa nangis? Dasar cengeng" sunghoon tidak peduli, sekali sekali menjadi anak cengeng, itu tidak buruk.

────────────────────────

"Aku ingat" mamanya menatapnya dengan bangga

"Anak mama memang hebat, baiklah kau harus mandi" sialan, apakah sunghoon harus mandi? Menyebalkan

"Kalo ngga mandi nanti di gigit angsa loh!"

"Mamaaa!~"












To be continued..

Jangan lupa follow author sama voment ya guys! Kapan kapan author update lagi dadah 🥰💞

We, meet again? | HeehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang