Bab 9

1.9K 111 2
                                    

Selamat Membaca




Alenka yang terjatuh mendengar suara dingin itu mulai mendongak dan.

Deg.


"Dia" batin Alenka bergetar ketakutan.

Seseorang yang di tabrak tadi menatap Alenka dingin. Alenka yang tetap terdiam dengan tubuh yang bergetar membuat ia tak bisa bangun dan dengan pelan menyentuh dada nya yang terasa nyeri bahkan kini Alenka mulai kehilangan kendali dengan tubuhnya.

Alenka mulai kesulitan bernafas, panik menyerangnya karena ia pun entah kenapa kini memiliki perasaan takut terhadap pemuda di depannya.

"Hey kau tak apa" tanya pemuda itu yang berjongkok di depan Alenka.

Tak bisa menjawab tiba² saja Alenka kehilangan kesadaran dan akhirnya ia pun pingsan.

Si pemuda tampan itu langsung menangkap tubuh Alenka agar tak jatuh ke lantai.

Pemuda itu langsung membawa Alenka ke UKS dan menjaga Alenka sendirian.

Bahkan para petugas UKS di suruh keluar dan tidak ada yang boleh masuk, mengunci pintu si pemuda berjalan mendekat ke Alenka.

Duduk di samping brankar dan mulai memainkan ponsel untuk menghubungi para sahabatnya.

Tak lama terdengar ketukan pintu, berjalan membukakan pintu menyapa beberapa pemuda sedangkan Alenka mulai sadar.

"Anyink sakit banget kepala gue" umpat si Alenka membuat para pemuda yang sedang berjalan ke arah Alenka terkejut.

Mendekati Alenka yang belum sadar akan kehadiran beberapa pemuda yang kini mulai menatapnya dingin.

Mendongak dan tiba-tiba saja Alenka reflek langsung mengumpat.

"Anyink" umpat Alenka mundur sambil memegang dadanya.

"Mulutmu minta di jait baby" suara dingin dan tatapan yang membuat Alenka merinding.

"Eungh... Kalian siapa? " tanya Alenka merasa tak mengenal para pemuda ini dan ia tak menemukan siapa mereka kecuali satu orang yang pernah di liat oleh Alenka sedang membunuh seseorang.

Pemuda yang kalau tidak salah bernama Felix Grimson seorang pewaris tunggal namun malam itu sedang membunuh seseorang dan di liat Alenka saat si Alenka akan pulang ke rumah.

"Kau melupakan ku baby" bisik seseorang yang entah sejak kapan sudah berdiri di sisinya dengan berbisik bahkan meniup lubang telinga Alenka.

"Ahh... " reflek Alenka saat tiupan lembut si pemuda yang bernama Felix ini.

"Mendesah" kata si pemuda tampan yang memiliki wajah dingin namun dari sorot matanya dia sepertinya seorang yang sangean.

"Anyink gue kudu kabur nih" batin Alenka.

"Abang salah dengar kali" kata Alenka mencoba menyangkal. "Emm Alenka harus segera ke kelas, bisa tidak abang nya minggir" tanya Alenka dengan wajah yang polos.

"Gak" satu kata membuat Alenka cemberut menatap si pemuda tampan lainnya yang memiliki aura yang lebih mendominasi dari yang lainnya.

Dingin dan tak tersentuh, melihat nametag di dadanya Alenka tau jika pemuda yang menghalangi jalannya ini bernama Eiden Ravetore.

"Tapi aku ingin ke kelas bang, nanti Alenka gak bisa ikut ulangan loh" kata Alenka mencoba memberikan penjelasan.

"Berdiri" kata Eiden dingin.

"Hah" oke Alenka mulai ngelag sekarang.

"Dia bilang kamu sekarang berdiri" jelas si pemuda yang dari nametag nya bernama Kylo Vroce.

Saat Alenka akan turun untuk berdiri malah kini Alenka di gendong oleh si Eiden.

"Akh..."

Plak.

"Ish... Kaget loh aku tuh" kata Alenka memukul dada bidang si Eiden yang tiba-tiba saja menggendong nya.

Tanpa bicara kini mereka semuanya berjalan melewati lorong kelas.

"Kelas" kata Eiden membuat Alenka menatap Kylo minta terjemahan, sungguh otak lemot Alenka mulai beraksi kala mendengar suara singkat mulu.

"Kelasmu dimana? " jawab Kylo.

"Ohh... Aku kelas 10 Mipa 2" jawab Alenka dan tanpa banyak bicara kini para pemuda itu telah sampai di depan kelas Alenka.

"Belajar yang rajin" kata Eiden dingin.

"Iya abang Ei... " jawab Alenka dengan senyuman.

Mencium bibir Alenka dan sedikit melumat nya baru Eiden turun kan tubuh Alenka bahkan perilaku Eiden membuat seluruh kelas menahan nafas karena seorang Trouble marker seperti Eiden malah mencium bahkan melumat bibir seorang pria yang jelas jelas sejenis dengan dia.

Alenka jangan di tanya dia sekarang sedang ngelag dengan perilaku tiba-tiba Eiden.




Tbc.

5.09.24

PPB •Polos² BinaL•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang