Gak Vote Gak usah BACA lo...
Inget saling nguntungin, jangan cuma jadi silent Readers kalean.
Baca Elit Ngevote Sulit 🗡🗡🗡🗡
Selamat Membaca...
..... Sebelum nya .....
Alenka pun mulai cerita dan endingnya.
"Kakak sudah mati di cekik oleh Sagara, kini kakak juga harus nempatin tubuh aku dan buatlah kisah baru untuk kakak agar bisa bahagia" jelas si pemuda yang bernama Alenka.
"Ya dah, mau gimana lagi mau balik juga gak bisa, mending hidup dengan kehidupan yang baru dan nyari cowok imut pasti seru" kata Veron bahagia.
Dan tak berselang lama tubuhnya menghilang dan mulai masuk ke dalam tubuh seorang pemuda manis dan cantik.
..... Sekarang .....
Mata yang tadinya tertutup kini terbuka menampilkan iris mata yang berwarna abu-abu ke unguan.
Veron melihat kanan kiri, Melepaskan masker oksigen dan duduk bersandar menengok ke arah kiri lagi, lebih tepatnya ia menatap ke sebuah kaca jendela yang nampak perpaduan antara cerminan kamar yang ia tempati dan suasana luar yang terlihat gelap.
"Sudah malam ternyata" gumam Veron dan bangkit dari kasur, melepaskan infus dengan kasar.
Mengabaikan darah yang keluar, Veron berjalan ke kamar mandi, walaupun ia sempat hampir jatuh namun ia berusaha untuk tetap kuat.
Karena tubuh yang ia tempati baru saja bangun dari tidur panjangnya, sehingga membuat saraf otot di dalam tubuhnya belum bisa bekerja maksimal.
Setelah berusaha jalan kini Veron sudah ada di dalam kamar mandi, membasuh wajah di wastafel beberapa kali, dan akhirnya menatap pantulan wajah nya saat ini.
"Sial" gumam Veron menatap datar wajah di depannya.
Walaupun ia hanya melihat sekilas Alenka saat di dimensi lain itu, namun ia tak menyangka jika wajah ini sangat lah imut, menggemaskan dan cantik.
Lalu kenapa tadi wajahnya dekil sekali, apa ia memakai riasan atau mungkin para keluarga tubuh ini tak pernah memandikan tubuh ini yang sedang koma.
Memikirkan keluarga Alenka membuat Veron berdecak kesal, bagaimana bisa anak seimut dan se menggemaskan Alenka harus jadi tempat kesalahan yang tak pernah di lakukannya.
Ah iya, semua ini terjadi ketika si anak yang katanya kakak Alenka yang telah di culik kini sudah kembali.
Dan bangsatnya keluarga Alenka tak mengecek kebenarannya terlebih dahulu, jika kakak Alenka itu benar-benar kakaknya yang sebenarnya atau bukan.
Karena bagi Alenka, ia merasa jika itu bukan kakaknya. Dan itu terfikir karena seorang kakak yang telah lama hilang pasti akan semangat mengekspresikan kerinduan nya dengan bersama semua keluarga namun ini tidak.
Si kakak nya Alenka ini malah semakin hari menjauhkan Alenka dari keluarga nya. Sungguh patut di curigai bukan, apalagi Alenka ini bungsu keluarga itu tetapi serasa anak pungut yang tak berharga.
"Wajah ini, kenapa aku masuk ke dalam tubuh yang imut mana hidup nya blengsek lagi" gumam Veron menyentuh wajah barunya.
*Blengsek -> hidup nya tak karuan, atau bisa di sebut berantakan.
"Gue bakal bales mereka Lenka, lo yang tenang disana ya" gumam Veron menatap wajah di cermin lagi.
"Seperti nya gue butuh mandi, gerah anjirr" Veron pun melepaskan seluruh bajunya dan segera mandi.
NB : oke sekarang Veron kita panggil Alenka ya guys.
Selesai mandi, Alenka keluar dari kamar mandi, dan segera berbaring lagi di kasur.
"Anjirr,, gue laper" bangkit dan duduk ia menatap ke meja yang hanya ada segelas air putih mana udah jadi setengah isinya.
Perasaan gue bangun sampai sekarang kok di ruangan ini sepoi banget, mana di meja gak ada makanan lagi.
Ketika Alenka akan turun dari brankar, masuklah seorang pemuda tampan dengan setelan jas masuk dan mendekati Alenka.
Dengan tatapan datar dan sedikit cahaya di matanya, si pemuda tampan itu mendekati Alenka dan duduk di sebelah Alenka.
"Kamu sudah sadar sejak kapan" tanya si pemuda tampan dengan lembut membelai kepala Alenka.
"Enka dah sadar sejak tadi" jawab Alenka dengan menatap mata tajam si pemuda, walaupun di tatapan tajam itu ada rasa sayang.
"Istirahat lagi, besok pulang" kata si pemuda dengan suara sedikit lembut.
"Hmm" jawab Alenka seadanya, namun saat ia ingin kembali berbaring perutnya berbunyi.
"Laper" tanya si pemuda tampan.
"Iya abang, Enka laper, pengen makan bubur ayam" kata Alenka dengan mata sayu.
"Ya sudah, kamu tunggu disini, abang belikan dulu ya" kata si pemuda tampan itu lembut.
Alenka hanya mengangguk dan menatap kepergian Varel Mahardhika abang sulung Alenka, satu² nya abang yang sangat peduli dengan Alenka.
Tbc.
Ojo lali Komen ambek Vote.
Ben aku mene iso Update maneh.
29 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
PPB •Polos² BinaL•
DiversosCerita Gay, homo, penuh kebinalan yang gak suka bisa skip dan jangan sampai salah lapak.