Wajah Haerin menegang, kedua tangannya terkepal kuat saat melihat Jungkook menyusulnya, entah apa yang pria itu inginkan, setelah menghancurkan masa kecilnya, kini dia datang lagi dengan dendam yang jauh lebih besar.
Tidak jauh dari Haerin, Kimberly tampak sangat gugup, wanita itu terlihat menghormati sosok Jeon Jungkook, bahkan jika tidak salah lihat pipinya bersemu merah. Kimberly benar benar tersipu, selayaknya seorang wanita yang memang sangat mengidolakan Jungkook.
“Oh, astaga! Kenapa Kimberly bisa menyukai pria jahat sepertinya? Apakah dia tidak membaca berita bahwa Jeon Jungkook adalah seorang pembunuh?" Haerin berkata di dalam hati, sorot matanya begitu tajam dan dendam.
Melangkah mundur Kimberly memberikan akses pada Jungkook yang hendak berbicara dengan Haerin, demi apapun, baru kali ini Haerin sangat membenci apa yang telah dilakukan temannya. "Rin, itu bos kita ingin berbicara kepadamu."
"Kim Haerin, aku perlu data datamu yang telah disepakati lewat tanda tangan kontrak kemarin pagi." Jungkook berkata dengan sangat tegas, pria itu menatap Haerin lekat, bahkan dia tidak mempedulikan kehisterisan Kimberly yang sangatlah norak. "Kenapa kamu meninggalkan ruangan sebelum memberikan data dirimu?"
Deg!
Apa yang sebenarnya dia rencanakan?
Kenapa Jungkook seolah olah menganggap jika mereka tidak saling mengenal?“Haerin, ayolah, jangan membuatku malu." Kimberly berbisik lirih kepada Haerin, wanita itu tampak sangat menyebalkan, dia berulang kali mencuri pandang ke arah Jungkook yang terus menatapnya tajam.
“Ah, iya, aku lupa,” balas Haerin pada akhirnya, dia tidak ingin membuat keributan di sini, apalagi sekarang tengah jam kerja, seharusnya dia sudah mendapatkan tugas dan tinggal di ruangan.
Tetapi, ada saja insiden yang membuatnya harus berhadapan dengan musuh dari masa lalu, entah apa tujuannya muncul di kehidupan Haerin, tetapi yang jelas Jungkook pasti mempunyai niat yang tidak baik.
“Kita bahas di ruanganku, Haerin, aku menunggumu," tukas Jungkook seraya meninggalkan Haerin dan Kimberly yang bereaksi berlawanan, kewibawaannya memang tidak perlu diragukan, pria itu memang terlihat sangat panas dan
mendebarkan.Sepeninggal Jungkook, Haerin pun mendengus, sepertinya dia tidak bisa memberitahu Kimberly sekarang, ternyata wanita itu menginginkan bosnya sendiri. Jika Haerin bercerita tentang masa lalu Jungkook, orang orang pasti tidak akan langsung percaya, meskipun rasanya ada yang tidak beres.
"Kamu beruntung sekali bisa mengobrol langsung dengan Tuan Jungkook, Rin," komentar Kimberly dengan antusias, wanita itu tampak bangga sekaligus iri pada Haerin, lalu dia pun menghela napas panjang.
“Tapi tidak masalah, selama itu kamu bahagia, aku punjuga turut bahagia." Kimberly pun tersenyum lebar.
"Tuan Jungkook kelihatannya memang angkuh dan dingin, tapi percayalah dia termasuk pria yang loyal kepada pasangannya!" bisik Kimberly di kuping Haerin, lalu wanita itu menepuk nepuk pundaknya, sebelum dia beranjak menuju ruangannya kembali.
Mengusap wajahnya Haerin mendengus gusar, gadis itu tampak bingung hendak melakukan apa setelah Kimberly masuk ke ruangan kerjanya, dia tidak mungkin menemui Jungkook lagi sekalipun pria itu sendiri yang memintanya. Haerin benar benar merasa dijebak, Jungkook sudah merencanakan sesuatu yang besar untuk membalaskan dendam kepadanya.
"Lebih baik aku pergi saja!" katanya sambil menatap sekeliling, itu adalah pilihan terbaik, daripada harus berhadapan dengan Jungkook lagi.
"Nona Haerin...." panggil sebuah suara, sontak langkah Haerin terhenti, dengan perasaan yang tidak enak gadis itu pun menoleh ke belakang. "Ikutlah dengan kami, Anda sudah ditunggu Tuan Jungkook."
Eh?
Haerin panik bukan kepalang, baru saja dia hendak mengambil ancang ancang melarikan diri, tetapi pria dewasa berjas itu lebih cepat menangkapnya, dan mengangkutnya dengan paksa. Yang lebih gila lagi, belum sempat Haerin berteriak pria jahat itu sudah membekap mulutnya dengan kain, Perusahaan macam apa yang membiarkan penjahat berkeliaran.
“Brengseeek!" Haerin meninju punggung belakang pria itu dengan kalap, mereka melewati lorong panjang yang sepi, bahkan penjahat ini memang sengaja membawanya lewat jalan belakang untuk menuju garasi cadangan.
"Lepaskan aku, toloooong!" Meskipun mulut Haerin dibekap oleh orang itu, tetapi semaksimal mungkin dia tetap berteriak meminta bala bantuan dari siapapun.
"Aaakh!" Lagi dan lagi Haerin terpekik sambil mengusap keningnya, kini dia sudah berada di dalam mobil dan dibawa pergi oleh pria asing tadi.
Tidak lama dari itu mobil berhenti, Haerin masih sadar jika mereka hanya menghabiskan waktu lima menit di perjalanan, entah tempat apa ini, tetapi bangunannya terlihat seperti apertemen. Haerin turun dan digiring oleh pria itu ke sebuah ruangan, lalu dia pun tertegun saat melihat Jeon Jungkook yang duduk sofa sambil bersilang kaki.
"Apa maumu Jungkook, kenapa kamu menculikku?!"
"Hanya menculikmu, Sayang, bukan membunuhmu."
Jungkook meletakkan majalah yang dibacanya, lalu pria itu bangkit menghampiri Haerin yang menatapnya penuh dengan kebencian. Wajah Haerin memerah diliputi emosi, dia tidak pernah menyangka mereka akan bertemu lagi dengan rasa benci dan dendam yang sama.
Jeon Jungkook memang keparat nomor satu, pria itu pembunuh yang bersembunyi di balik kekuasaannya. Lihatlah betapa liciknya pria itu?
"Apakah kamu berpikir aku tidak tahu rencanamu?" Jungkook menatap wajah Haerin yang menegang, lalu dia pun mendengus. "Kamu datang untuk membuka kisah lama, dan membongkar hubungan di antara kita untuk mengambil keuntungan dariku. Iya kan?!"
Mendengar itu Haerin sontak tertawa, dia merasa sangat terhibur dengan kekhawatirannya Jungkook, apalagi saat ini dia sudah berhasil menipu ratusan atau bahkan ribuan orang di luar sana. "Seorang pembunuh tidak akan pernah bisa menjadi Malaikat, Jungkook, kamulah yang membunuh ibuku. Sudah sepantasnya kamu mendapatkan hukuman seumur hidup, bukan hanya7 tahun."
“Kamu mengancamku? Hah?!" Kedua tangan Jungkook menekan kedua lengan Haerin yang rapuh, wajahnya merah padam dengan kedua bola mata yang seperti hendak keluar.
"Aku hanya mengatakan kebenarannya, kamu adalah seorang pembunuh Jungkook, itu tidak akan berubah!" tukas Haerin dengan seringainya yang lebar, entah mendapatkan keberanian dari mana dia benar benar melawan Jungkook, bahkan juga mengancamnya.
Jungkook yang menjebak Haerin, lalu dia juga yang mengkhawatirkan nama baik dan reputasi baiknya, sebenarnya siapa yang mengancam dan terancam? "Kamu menantangku, Haerin?"
"Ya, apalagi, aku tahu kamu telah menghapus catatan kriminalmu di internet dan menipu banyak orang."
Jantung dan dada keduanya bergemuruh hebat diliputi emosi, Jungkook menatap Haerin dengan rasa benci yang tidak pernah habis, lalu dicengkeramnya kedua lengan gadis itu dengan lebih keras.
"Aakh, sa...kit, brengsek!"
"Jika kamu ingin menantangku, lawanlah aku," tukas pria itu dengan seringai yang lebar, Jungkook semakin mencengkram lengan Haerin, dan menyaksikannya mengerang kesakitan.
"Lepaskan aku Jungkook, ini sangat menyakitkan!"
"Oh, lihatlah, ini belum seberapa Haerin, tapi kamu sudah sangat kesakitan?" Jungkook terkekeh kecil, dia melonggarkan cengkraman tangannya, lalu menatap Haerin dengan rasa benci yang membara. "Kamu bukan tandinganku, tapi jika kamu tetap melawanku, maka aku juga tidak keberatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️I HATE YOU BUT I LOVE U [21+]
RomanceBertemu lagi setelah 10 thn berpisah,Jungkook yang adalah kakak tiri dari Haerin ingin membalas dendam atas kematian ayahnya. tapi lama lama bukan membalas dendam tapi ia jatuh hati kepada haerin. gimana kelanj