“Lepaskan aku, Jungkook, izinkan aku pulang!"
"Tidak, kamu akan tetap di sini," balas Jungkook seraya mengambil tisu yang ada di dekatnya, lalu disekanya air liur Haerin yang menempel di wajah tampannya.
Gadis kecil itu memang sangat liar dan bar-bar, seharusnya Jungkook tidak terkejut lagi dengan hal ini, karena Haerin pasti mewarisi sifat bobroknya hejin. Hingga detik ini pun Jungkook tidak akan pernah melupakan bagaimana hejin memperdaya Joshua ayahnya, dan itu terjadi di depan mata Jungkook.
“Jungkook, aku tidak bermaksud mengganggu apalagi mengacaukan hidupmu, bahkan aku sendiri pun tidak tahu kamu adalah bosnya!" Haerin kembali berteriak, gadis manis itu merutuki dirinya sendiri, karena ternyata tidak mudah membujuk Jungkook melepaskan dirinya yang tidak tahu apa-apa. "Aku bersumpah!"
“Diamlah Haerin, masih baik aku tidak memperkosamu!" tukas Jungkook dengan kilatan mata yang membara, dia tidak akan pernah melepaskan Haerin, dan melupakan bagaimana hejin membubuhkan racun ke dalam makanan ayahnya.
Haerin mendesah lelah, dia tidak tahu lagi harus apa dan bagaimana? Terlebih lagi Jungkook bersikeras menahannya di apertemen. Mungkin jika ponselnya tidak tertinggal di Kantor, maka Haerin bisa mencari cara menghubungi Kimberly, tetapi sekarang dia benar benar tengah buntu. Jangankan untuk kabur, Haerin bergerak sedikit saja Jungkook langsung curiga.
“Apa maumu sebenarnya, Jungkook?" tuding Haerin dengan wajah yang tertekuk, dia merasa bagaikan mimpi buruk dipertemukan dengan Jungkook setelah 10 tahun lamanya mereka berpisah. "Jangan pernah sedikitpun berpikir aku ingin memerasmu, bahkan jika mau pun aku bisa pergi jauh dari hidupmu sekarang."
"Oh ... kamu pikir aku bisa langsung percaya?" Jungkook mengambil sebotol minuman beralkohol dari lemari, lalu dia pun meneguknya dengan gusar. "Setelah apa yang ibumu lakukan kepada ayahku, kamu pikir aku bisa percaya begitu saja, Haerin?"
"Aku sudah katakan padamu ibuku bukan pembunuh, Jungkook, justru kamulah yang telah membunuh ibuku!" Gadis bermata hazel itu menunjuk ke arah wajahnya Jungkook, dengan napas yang memburu Haerin jelas tidak terima.
Pria dewasa dengan janggut tipis yang tumbuh di rahangnya itu pun tersenyum geli, Jungkook merasa sangat lucu setiap kali Haerin membela ibunya, dan terus mengatakan bahwa ayahnya keracunan alami. Tidakkah dia berpikir? Jungkook tidak akan pernah marah hingga sedendam ini, jika dia tidak melihat langsung perbuatannya hejin.
“Apa ganjarannya untukku jika ibumu terbukti membunuh ayahku, hah?!" tuding Jungkook yang duduk berseberangan dengan Haerin, pria itu menatap gadis kecil di depannya dengan remeh.
"A-ku tidak tahu," jawab Haerin dengan gusar.
Jungkook terkekeh kecil, entah kenapa dia jadi semakin terhibur saat melihat Haerin terpojok seperti ini, meski awalnya dia tidak ada maksud apapun. "Mungkin dalam minggu ini aku akan memberi buktinya, Haerin, aku tidak pernah sudi mendengarmu terus membela wanita kejiitu."
“Jangan pernah mengatainya wanita yang keji, dia adalah ibuku!" tukas Haerin dengan kedua bola mata yang membeliak lebar, jantungnya seakan diremas setiap kali Jungkook mentorehkan kalimat-kalimat jahat untuk ibunya. “Dia sudah tidak ada, Jungkook, kenapa kamu sangat
membencinya?""Waktu itu mungkin kamu masih terlalu kecil untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi kepada kami semua, bahkan jika boleh jujur hejin pun tidak pernah menyayangimu Haerin!"
"Tutup mulutmu, brengsek! Aku tidak akan mempercayai apa yang keluar dari mulut kotormu itu, jangan pernah menjelek jelekkannya di depanku." Haerin bangkit dari duduknya, sorot matanya yang tajam menghunjam kedua mata Jungkook, lalu dia pun mendengkus.
Untuk beberapa saat Jungkook terdiam, kedua bola matanya membalas tajam tatapan Haerin yang lekat, dia tidak pernah menyangka hejin mempunyai anak yang sepolos dirinya. Ketika ibunya yang hanya mementingkan diri sendiri, ternyata dia begitu dicintai oleh Haerin, yang tidak pernah sedikitpun menilai buruk wanita itu.
Kedua rahang Jungkook mengeras, sorot matanya yang tajam saling bersinggungan dengan sorot tajam kedua mata Haerin, bahkan tidak ada yang ingin mengalah.
"Seharusnya aku langsung membunuhmu pada waktu itu, Jungkook, kamu pembunuh yang tidak punya hati!" Sekali lagi Haerin berteriak, kedua matanya memanas.
“Kenapa tidak melakukannya sekarang?" tanya Jungkook dengan begitu santai, lalu dia menunjuk ke arah dapur. "Apa yang kamu butuhkan saat ini, semuanya ada di dapur, Haerin, pergilah untuk mengambil pisau yang paling tajam."
Haerin membuang muka, dengan napas yang memburu kencang dia berusaha keras untuk mengatur emosi dan mengendalikan dirinya supaya tetap tenang. Entah kenapa dia merasa Jungkook memang sengaja mentawannya, atau bahkan dia juga yang menjebak Haerin sampai akhirnya berada disini.
"Aku membencimu, Jungkook, sangat membencimu!" Air mata Haerin luruh begitu saja, hatinya sakit sekali, dia tidak tahu harus berbuat apalagi selain merutuk dan menangis. "Sejak awal kedatangan kami di rumahmu, kamu memang tidak menyukai ibuku, bahkan kamu juga sering membuat hatiku terluka."
Tatapan Jungkook yang awalnya tajam, kini mulai meredup, sebenarnya dia sama sekali tidak ada urusan dengan Haerin, hanya saja gadis kecil itu anaknya hejin, wanita yang sangat dia benci seumur hidupnya. Jungkook bahkan bersumpah akan menghabisi nyawa Haerin ketika mereka bertemu kembali, tetapi keinginan itu seketika berubah, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri setiap kali melihat dan menatap matanya.
"Kamu pria terkeji yang pernah aku temui di dunia ini," tukas Haerin dengan deru napasnya yang memburu, lalu dia menyeka air matanya dengan kasar.
Meletakkan sebotol alkohol yang sejak tadi dipegangnya Jungkook pun bangkit dari duduknya, lalu dia berjalan menghampiri Haerin yang tengah menangis hebat. Kejadian beberapa tahun silam kembali berputar diingatannya, di mana Jungkook yang terus mengganggu dan mengacaukan kesukaannya.
Tangisan gadis kecilitu, rengekan wajah polosnya, dan teriakan Haerin kecil kembali terngiang-ngiang.
"Kamu harus menebus dosa yang ibumu lakukan kepadaku, Haerin," kata Jungkook saat sudah berdiri di hadapan Haerin, tatapannya begitu lekat dan tajam. "Aku akan memberikan buktinya dua hari lagi,
jadi kamu harus tetap disini.""Ibuku tidak bersalah, brengsek!" balasnya lagi sambil memukuli dada bidang Jungkook, meskipun dia tahu ini tidak berarti, tetapi Haerin terus melakukannya.
Dengan mudah pria itu pun menangkap kedua tangan Haerin, perasaannya membuncah saat melihat wajah mungil gadis itu dari jarak yang cukup dekat. "Kita bisa berhubungan baik jika kamu tidak membela ibumu terus menerus, Haerin, percayalah padaku dia wanita yang buruk."
Jantung Haerin seakan berhenti detak saat Jungkook menariknya ke dalam pelukan yang hangat, pria itu seakan-akan ingin mempengaruhi pikirannya untuk membenci ibu kandungnya sendiri. Hanya hitungan detik, Haerin pun langsung memberontak, tetapi bukan Jungkook namanya jika dia kalah dan melepaskan begitu saja. Justru Jungkook malah semakin memeluk Haerin lebih kencang, dan menyatukan tubuh mereka yang saling bersinggungan satu sama lainnya.
"Jika ibumu terbukti bersalah, aku mau kamu melupakannya Haerin, dan jadilah milikku!" tukasnya dengan begitu mudah, sedangkan Haerin sontak menganga lebar, dia sangat terkejut mendengarnya. "Aku menginginkanmu lebih dari apapun, tapi aku tidak akan memaksamu jika kamu merasa enggan."
"Aku akan menunggumu, Haerin," kata Jungkook lirih.
Pelukannya Jungkook yang kencang membuat Haerin sangat kesulitan melepaskan diri, padahal dia ingin sekali melihat wajahnya, dan memastikan jika pria itu tengah mabuk. Perkataannya benar-benar seperti orang yang mabuk, dan Haerin yakin sekali akan itu.
Buugh!
"Aaakh, brengsek!" Jungkook sontak melepaskan Haerin, saat gadis itu berhasil menendang kejantanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
⚠️I HATE YOU BUT I LOVE U [21+]
RomanceBertemu lagi setelah 10 thn berpisah,Jungkook yang adalah kakak tiri dari Haerin ingin membalas dendam atas kematian ayahnya. tapi lama lama bukan membalas dendam tapi ia jatuh hati kepada haerin. gimana kelanj