Chapter 08

90 0 0
                                    

"Haerin..."

Kening Selly mengernyit, wanita itu menatap dengan bingung wajah Jungkook yang tengah menatap dirinya begitu dalam.

"Jungkook, kamu menyebut nama siapa?" tanya Selly dengan kedua mata menyipit, dia yakin sekali tidak salah mendengar, dan mengingatkannya pada gadis yang kemarin ada di apertemen Jungkook.

“Masa sih?" Jungkook malah bertanya balik, dengan aneh dia membalas tatapan bingung Selly, lalu pria itupun menarik diri. "Aku memanggil namamu, Sayang, aku memanggil Selly."

Untuk beberapa saat hening, keduanya tampak menarik diri satu sama lain dengan pikiran masing masing, Jungkook yang bingung dengan dirinya, dan Selly juga merasakan kejanggalan yang aneh.

Di tengah situasi canggung ini tiba tiba ponselnya Selly pun berdering, maka dengan cepat wanita itu mengeluarkan ponsel, lalu mengangkatnya tanpa berpikir panjang. Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia merasa aneh dengan dirinya sendiri, apalagi saat menyadari wajah Haerin seakan akan tidak bisa hilang dari pikirannya.

“Ada apa, Sayang?" tanya Jungkook sesaat mengakhiri teleponnya, pria itu dengan penuh perhatian kembali menghampiri Selly, dan memeluk pinggangnya. "Apa ada urusan yang penting?"

"Uhm, ya, aku harus pergi sekarang, ada pemotretan siang ini," jawab Selly dengan agak sedih, padahal dia berharap bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan Jungkook.

"Tidak mengapa, Sayang, aku akan menunggumu kok," kata Jungkook dengan penuh cinta, lalu pria itu pun mengecup pipinya Selly singkat. "Nanti malam kan kita bisa bertemu lagi, atau bahkan menghabiskan malam bersama, jika kamu tidak merasa keberatan."

“Tentu saja tidak, Jungkook, bahkan aku sudah sangat merindukanmu!" tukasnya dengan begitu murung, lalu dengan gemas Jungkook pun mengacak rambut Selly.

Keduanya tertawa renyah sekali, tidak Jungkook maupun Selly memang pasangan yang sangat serasi, semua orang mengakui hal itu, meskipun ada segelintir orang yang tidak menyukai hubungan mereka. Tetapi sejauh ini Jungkook dan Selly memiliki hubungan yang cukup kuat, saking kuatnya tidak pernah sekalipun keduanya bertengkar hebat.

Jikalaupun harus bertengkar, maka keesokan paginya kedua manusia itu pun kembali bertemu dan berbaikan, contohnya seperti hari ini, karena Selly yang tidak pernah bisa hidup jika tanpa
Jungkook.

(2 tahun yang lalu)

“Oii, apa yang kamu lakukan di sana?!" Jeon Jungkook berteriak saat melihat ada seorang wanita yang berdiri di ujung jembatan, dengan cepat pria itu berlari untuk menghentikannya.

"Turunlah, jangan melakukan hal yang bodoh!" Tanpa mempedulikan pemberontakan wanita itu Jungkook pun menarik tangannya ke bawah, lalu memeluknya yang tengah menangis hebat.

"Jangan pernah bunuh diri sebesar apapun masalahmu, bahkan banyak orang di dunia ini yang masih ingin hidup, tetapi seseorang membunuhnya!" Sekali lagi Jungkook berteriak sambil mengusap punggung belakang wanita itu, dia hanya ingin melakukan secuil kebaikan kepada seseorang yang mungkin sudah kehilangan arah.

Wanita itu adalah Selly, wanita malang yang baru putus cinta, untung saja Jeon Jungkook datang di waktu yang tepat, dan menyelamatkan hidupnya. Hampir satu bulan mereka bersama dan saling berbagi cerita satu sama lain, hingga pada akhirnya Selly pun mengenalkan Jungkook kepada ayahnya.

Perusahaan Jeon Jungkook yang sempat terombang ambing langsung bangkit kembali di saat bekerja sama dengan ayah Selly, bahkan dalam waktu yang singkat kehidupannya pun berubah menjadi miliarder. Jungkook sangat berhutang budi kepada Selly, begitupula sebaliknya, oleh sebab itu mereka saling berkegantungan.

“Jungkook, kenapa kamu diam saja?" Selly melambaikan tangannya di depan wajah Jungkook, sejak tadi dia sudah berpamitan, tetapi pria itu tidak menggubrisnya sedikitpun.

“Ah, maafkan aku, kamu bilang apa tadi?" tanyanya.

"Aku harus pergi sekarang, Jungkook, sampai jumpa!" Tanpa menunggu jawaban Jungkook, dengan cepat Selly mengecup bibir pria di depannya kilat, lantas dia pun bergegas pergi meninggalkan ruangan.

****

Pletak!

Haerin mengeram rendah, ini sudah untuk ke sekian kalinya dia mengobrak abrik kabinet yang ada di dapur apertemennya Jungkook, tetapi tidak ada satu pun makanan yang bisa dimakan. Dengan hati yang dongkol Haerin pun terduduk, dia merasa lapar dan juga lelah.

Entah sampai kapan dia akan terkurung di sini?

Sepertinya Jungkook memang ingin berniat membunuhnya, pria pembunuh itu memang sengaja meninggalkan Haerin di apertemen tanpa memberikan sedikitpun makanan yang bisa dimakan.

"Oh, ya Tuhan!" Haerin menengadahkan kepalanya.

Andaikan saja Haerin tidak tertarik dengan lowongan yang Kimberly kabarkan, pasti dia tidak akan terjebak di dalam sini. Sekarang apa boleh buat? Semuanya telah terlanjur, bahkan hendak kabur pun dia tidak kuasa.

"Kimberly ..." Haerin pun bangkit dari kursi, dengan cepat gadis itu berlari ke arah tempat tidur Jungkook, dan memeriksa laci yang ada di sampingnya.

Bagaimanapun caranya Haerin harus bisa menghubungi Kimberly, sungguh, dia tidak tahan jika harus berlama lama disini.

Cklek!

“Kamu mencari apa, Haerin?" Suara itu sontak mengagetkan Haerin yang tengah mengobrak abrik laci, dengan cepat dia langsung berbalik.

“Aku tengah mencari ponsel, aku harus menghubungi Kimberly dan meminta bantuannya!" papar Haerin dengan deru napas yang memburu, entah kenapa dia tidak pernah tenang setiap kali melihat wajah Jungkook.

"Tidak perlu, sekarang kamu boleh pergi dari sini," tukas Jungkook dengan mudah, dia tidak ingin membuat Selly salah paham lagi, apalagi kalau melihat Haerin masih ada di apertemen.

Saking takutnya ketahuan, Jungkook bahkan menarik diri dari meeting yang penting, bahkan dia menghandle jadwalnya dengan Edward, salah satu kepercayaannya yang sudah mengabdi kepadanya selama tiga tahun terakhir. Sementara Jungkook sendiri malah bela belain kembali ke apertemennya, hanya untuk menyuruh Haerin pergi dari sana.

"Pergilah, dan lupakan semuanya!" tukas Jungkook.

"Melupakan semuanya katamu, tidak semudah itu Jungkook, aku akan membuat berita besar besaran di internet untuk memberitahu kepada dunia siapa yang sebenarnya dirimu!" Haerin berkata dengan penuh penekanan, sampai mati pun dia akan pernah melupakan bagaimana Jungkook membunuh ibunya.

"Kenapa kamu sangat licik, Haerin, tidakkah kamu sadar perbuatanmu ini mengingatkanku kembali kepada wanita hina itu!" Kedua rahang Jungkook mengeras, urat urat di wajahnya sampai menyembul keluar saat melihat Haerin yang kembali mengancam. "Apakah dengan membebaskanmu tidak cukup? Bukannya kamu sendiri yang bilang akan tutup mulut jika aku membiarkanmu pergi.”

"Tidak semudah itu, Jungkook, kamu sudah membuatku kehilangan ibuku, jadi melupakannya adalah hal yang sangat mustahil."

“Lalu, apa bedanya, Haerin, ibumu telah membuatku kehilangan ayah kandungku! Bagaimana dengan itu, brengsek?!" Jantung dan dada Jungkook seakan tertikam kembali, kedua bola matanya menjereng lebar, bahkan seperti hendak melompat keluar.

Tidak gentar sama sekali Haerin mengangkat dagunya tinggi, gadis itu membalas tatapannyn Jungkook dengan kerlingan mata yang dipenuhi dengan kebencian, lalu dia pun mendengkus. Selamanya dia tidak akan pernah melupakan dan memaafkan Jungkook, bahkan di setiap tidurnya dia selalu mengingat dan memimpikan hal yang sama secara berulang ulang.

Katakan, bagaimana dia bisa melupakannya?

“Kita lihat saja Jungkook, siapa nantinya yang akan terbunuh? Aku atau kamu?" Haerin menyenggol pundak Jungkook yang kokoh, lalu gadis manis itu pun berlalu pergi melewatinya begitu saja.

Kedua tangan Jungkook mengepal dengan kuat, jantung dan dadanya berdebar dengan cepat sekali, menahan gejolak emosi sekaligus rasa sakit yang kini menganga semakin lebar.

⚠️I HATE YOU BUT I LOVE U [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang