Chapter 14

44 1 0
                                    

“Maaf, kenapa dia ada di sini?" Haerin mengerling ke arah Merry dan Kimberly dengan gelisah, perasaannya yang tidak baik baik saja semakin kalut, bahkan tidak lagi terlukiskan. "Kimberly, sungguh, aku tidak bisa lagi melanjutkannya!"

Haerin sudah hendak pergi meninggalkan gedung bar yang didominasi oleh kerlipan lampu, dan musik keras DJ, dia tidak habis pikir tamu yang dikatakan oleh Merry adalah Jungkook. Wajah Haerin menegang saat tangannya ditahan Kimberly, mungkin jika wanita itu bukan temannya, maka dia akan mengumpat atau bahkan berteriak meminta tolong.

Tetapi mengingat di mana Haerin berada, dia jadi tidak yakin orang orang disini akan membantunya, terlebih lagi Merry akan menghalalkan segala cara.

“Ada apa dengannya?" tanya Jungkook dengan bingung.

"Haerin, ayolah, tolong jangan menyiakan kesempatan emas ini," bujuk Kimberly begitu lembut, sedangan Haerin hanya mendelik seraya menggelengkan kepala, dia benar benar sangat tidak menyangka. "Hanya Tuan Jungkook yang bisa mengangkat derajatmu Haerin, terus terang aku tidak akan membantu hidupmu lagi."

"Kim, serius, ternyata kamu juga dibalik ini semua?"

Kimberly mendesah lelah, sebenarnya dia sangat menyayangi Haerin, tetapi dia juga tidak mempunyai pilihan lain. "Maafkan aku, rin, tapi aku hanya berpikir realistis, kita membutuhkan banyak uang untuk hidup bahagia."

Tanpa menjawab pernyataan terakhir Kimberly itu, dengan cepat Haerin menepis tangannya, dia tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini, dan hatinya sakit sekali saat menyadari betapa busuknya pikiran wanita itu. Sungguh! Demi apapun, Haerin tidak akan pernah sudi berhubungan dengan Jungkook, bahkan dia lebih rela mati ketimbang tidur dengannya.

“Jika kamu tidak mau membantuku lagi, maka aku akan pergi jauh dari kehidupanmu, Kim!" tukasnya begitu dingin, dengan mati-matian Haerin menahan diri supaya tidak menangis di sini.

“Haerin, aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu," kata Kimberly dengan syok, dia tampak kaget sekali melihat Haerin yang marah sampai berapi api. "Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu, rin, sungguh!"

“Biarkan dia pergi, Kim, mungkin dia lebih suka hidup gelandangan di luar sana," tukas Merry saat melihat Haerin yang penuh tekad, karena bagaimanapun dia juga tidak bisa memaksa gadis itu tetap tinggal di sini.

“Bibi, tapi..." Kimberly ingin membantah, tetapi tidak jadi saat Jungkook malah mendatanginya, bahkan juga merangkul wanita itu dengan penuh kehangatan. "Tuan, maafkan temanku, aku juga tidak
menyangka akan begini jadinya."

"Tidak masalah, temani aku malam ini," kata Jungkook dengan begitu dingin, lalu dia menarik wajah Kimberly dan mencium bibirnya di hadapan Haerin yang sontak terperangah.

Haerin langsung membuang muka secepat mungkin, bagaimana bisa pria pembunuh itu mencium Kimberly? Apa yang sebenarnya dia inginkan? Wajah Haerin pun menegang dan berubah pias, gadis lugu itu masih ingat betul bagaimana Jungkook menggodanya, bahkan juga memohon padanya agar mereka menghabiskan waktu semalam.

"Pergilah, Haerin, Jungkook tidak menginginkanmu lagi," tukas Merry menyadarkan lamunan Haerin, dengan tatapannya yang sinis dia memperhatikan penampilan Haerin dari atas hingga ke bawah. "Ternyata kamu sama saja seperti ibumu, Haerin, sok jual mahal, tapi kenyataannya murahan."

Kali ini tidak hanya Haerin saja yang terperangah, Kimberly dan Jungkook sontak menatap Merry dengan syok, karena setahu mereka wanita itu belum mengetahui asal usulnya Haerin.

"Kenapa kamu membawa bawa ibuku, Mam, bahkan kamu tidak mengenalnya!" Haerin melebarkan kedua matanya, sedangkan Merry hanya tersenyum culas, dia sudah berpura pura setengah harian ini, dan dia sendiri juga yang tidak tahan.

"Hejin adalah ibu kandungmu, dan aku sangatlah mengenalnya!" balas Merry begitu ketus, tadi pagi saat Haerin pergi ke Kota, dia telah menemukan foto Hejin di tumpukan buku buku miliknya. "Wanita murahan itu yang merebut kekasihku Joshua, lalu dia juga yang membuat hidupku kacau dan berantakan."

Wajah Haerin pucat sepucat pucatnya, dengan dada yang berdesir cepat gadis itu tergugu, dia syok sekali mendengar pernyataan Merry. Perasaannya langsung menguap begitu hebat, dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana lagi selain diam dan sangatlah terguncang.

Kenapa dunia jadi sesempit ini?

Haerin bahkan tidak pernah berpikir orang orang yang ada di masa lalunya kembali bermunculan satu per satu, dengan dendamnya masing masing, terus terang dia sangat bingung harus apa dan bagaimana.

“Apakah kalian semua menjebakku?" tanya Haerin sambil menatap wajah Jungkook, Merry, lalu Kimberly yang tengah menatapnya begitu membingungkan.

“Tidak ada yang menjebakmu, Sayang, justru takdirlah yang membawamu ke tempat ini, untuk membayar dosa dosa ibumu di masa lalu,” paparnya dengan sangat halus, tetapi Haerin tahu ini tidak seperti apa yang dilihat, karena Merry
sangat membenci ibunya.

Waktu itu Kimberly pernah bercerita banyak hal tentang Merry, tidak hanya menceritakan pekerjaan kotornya, tetapi dia juga memberitahu Haerin kehidupannya di masa lalu yang mungkin tidak beruntung.

Merry Clarkson adalah salah satu korban pengkhianatan, kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, tetapi Kimberly tidak menyebut nama orang orang yang terlibat. Hingga pada hari ini Haerin pun mengerti, dia dikelilingi oleh orang asing yang berperan penting di masa lalunya.

“Haerin ..." pekik Kimberly saat melihat Haerin sudah berlari keluar, gadis itu tidak bisa menahan tangisnya.

“Bibi, kenapa kamu sangat kasar dengan Haerin?" Wanita itu pun mendengus, Kimberly merasa sangat bersalah atas malam ini, apalagi Haerin sudah menganggapnya pengkhianatan. "Tolong, jangan membuat hidupnya menderita, dia
gadis sebatang kara yang malang."

"Aku tidak akan menekan hidupnya, Sayang, aku hanya ingin dia mengetahui betapa buruk wanita yang dianggapnya Malaikat itu,” tukas Merry sambil mengerling ke arah Jungkook, lalu dia pun tersenyum culas. "Tetapi aku tidak tahu, apakah Tuan Jungkook mempunyai niat yang jahat terhadapnya?"

Jungkook hanya memutar bola matanya jengah, dengan cepat pria itu pun menyingkir, dia langsung merogoh saku dan mengambil ponselnya. Tanpa mempedulikan tatapan Merry dan Kimberly, pria tampan itu berbicara dengan seseorang di seberang telepon.

Entah kenapa dia sangat mengkhawatirkan Haerin, dan juga berinisiatif membawanya ke apertemen lagi. Persetan dengan Selly,dan kecemburuannya yang tidak masuk akal. Tidakkah wanita itu sadar jika selama ini Jungkook hanya memanfaatkan dirinya?

“Sepertinya dia telah jatuh cinta," gumam Merry dengan seringainya yang lebar, wanita itu sangat terhibur saat melihat wajah kalut Jungkook, lalu dia pun menyenggol pindah Kimberly. "Bagaimana, apakah kamu masih ingin tinggal bersamaku?"

***

Di luar bar Jungkook mulai memperhatikan sekelilingnya, setelah menelepon seseorang, dia pun langsung berlari keluar untuk memastikan Haerin masih di sini. Wajah tegas Jungkook yang kalut terlihat jelas, kedua bola matanya berputar mencari Haerin, bahkan Edward yang sejak tadi bersamanya juga sudah memencar ke arah lain.

"Fuck!" Pria dewasa itu pun mengumpat, dengan kesal dia mengentakkan kakinya saat tidak menemukan Haerin di mana mana, hingga akhirnya dia menoleh ke belakang. "Haerin."

Kedua pundak gadis itu berguncang kecil, Haerin menangis dengan begitu hebatnya, bahkan dia tidak tahu harus pergi ke mana lagi selain merutuk, dan menyesali hidupnya yang kacau.

"Tolong, bunuh saja aku, Jungkook!" kata Haerin begitu getir, air matanya berlinangan, dia merasa sangat buntu sekarang, yang diinginkannya saat ini hanyalah kematian.

⚠️I HATE YOU BUT I LOVE U [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang