Chapter 11

72 0 0
                                    

Musik DJ dimainkan dengan keras, dan menggila, jam telah menunjukkan pukul 11 malam, semua orang yang ada di bar semakin terlena dengan huru hara dunia, bahkan semuanya bagaikan hidup di surga. Jungkook masuk dengan langkah yang lebar, ini bukan untuk pertama kalinya, hanya saja dia merasa canggung karena sudah lama tidak bergabung disini.

Kehidupannya yang berubah total membuat Jungkook harus memawas dirinya dengan sebaik mungkin, apalagi Sellyna dan ayahnya begitu protektif dengan pria itu, bahkan waktu untuk bersenang senang saja sampai tidak ada lagi.

"Tuan Jungkook..." pekik seorang wanita dari kejauhan.

"Astaga, iya benar, dia memang Tuan Jeon Jungkook."

"Mau apa dia datang kemari ya, bukannya beliau sudah memiliki kekasih yang sangat cantik dan juga terkenal."

Orang orang mulai membicarakan Jungkook, tetapi pria itu seakan tidak peduli, dia tetap berjalan dengan gagah melewati setiap orang yang mabuk, lalu dia pun duduk di depan meja bar.

"Anggur merahnya satu," kata Jungkook kepada seorang bartender, lalu dia mengeluarkan ponsel, dan melihat pesan yang baru masuk.

Pria berdasi kupu kupuitu pun menaruh sebotol anggur merah di hadapan Jungkook, dia tampak ramah dengan senyuman yang lebar, tetapi dia tidak terlalu menanggapinya. Jungkook membalas cepat pesan singkat yang dikirimkan oleh anak buahnya, lalu dia melambaikan tangan kepada salah seorang wanita yang sejak tadi menatap ke arahnya.

"Haii, Sayang," sapa wanita seksi itu dengan dadanya yang sengaja dia tonjolkan kepada Jungkook, lalu dia pun duduk di atas pangkuannya. "Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu di sini, Tuan, tapi kenapa yang lain mengenalmu ya."

"Oh ... itu memang betul, jelas mereka mengenalku, karena dulu aku sering mengunjungi bar ini, Sayang," balas Jungkook sambil meremas pinggang wanita seksi itu, dia memang suka bermain main dengan banyak sekali wanita, hanya saja semenjak bertemu dengan Sellyna dia jadi berhenti.

"Pantas saja aku tidak pernah melihatmu, aku di sini juga baru tiga bulan," jawabnya dengan cengiran yang khas, dia sangat geli saat wajah Jungkook mulai menelusup di lekukan lehernya yang mulus. "Mau bermalam bersamaku, Tuan? Kebetulan malam ini aku lagi free, entah kenapa banyak yang menjauhiku."

"Oh, ya, apa ada masalah? Padahal kamu sangat cantik malam ini, aku saja yang baru pertama kali melihatmu langsung jatuh hati," racaunya asal, Jungkook memang paling suka menggoda wanita wanita malam seperti ini, sekalipun tanpa perasaan apapun.

Wanita seksi itu sontak bangkit dari pangkuannya Jungkook, dengan sorot mata yang gugup dia langsung menundukkan sedikit kepalanya kepada Merry Clarkson. Oh, pantas saja! Untuk beberapa saat kedua wanita itu saling menatap, sebelum akhirnya pelacur yang tadi menyingkir dari hadapan Jungkook.

"Kenapa kamu tidak langsung menghubungiku, Jungkook?" tanyanya dengan nada yang dingin, percaya atau tidak Merry adalah kekasih ayahnya dulu sebelum akhirnya memutuskan menikah dengan Hejin.

"Aku tidak mempunyai nomor ponselmu lagi," tukas Jungkook dengan mudah, lalu pria tampan itu mengendik acuh. "Bagaimana kabarmu? Aku bisa melihat usaha jual beli pelacur di bar ini, berkembang dengan pesat."

"Seperti yang kamu lihat, Jungkook, kamu pikir aku akan menderita semenjak ditinggalkan oleh ayahmu!" balasnya dengan sinis, mendengar itu sontak Jungkook menyeringai lebar.

Menuang anggur merah ke dalam sloki yang ada di depannya Jungkook pun meneguk minuman beralkohol itu dengan cepat, entah kenapa perasaannya malam ini cukup berkecamuk, tetapi dia berusaha untuk tidak terlalu menunjukkannya.

"Kenapa kamu menginginkannya, Jungkook?" tanya Merry dengan tiba tiba, kini wanita cantik itu sudah duduk di sebelahnya Jungkook. "Apa kamu mengenal gadis polos itu?"

"Tidak," jawab Jungkook dengan cepat.

Jungkook tidak tahu apa yang akan terjadi kepada Haerin jika dia memberitahu Merry gadis itu adalah anak dari Hejin, dari dulu mereka musuh bebuyutan, bahkan wanita itu sampai tertawa lepas saat mendengar kematiannya.

"Entah di mana Kimberly mengenalnya, tapi dia sudah bercerita jika gadis itu sebatang kara," papar Merry sambil meneguk anggur merah yang baru saja Jungkook tuang ke gelasnya, lalu dia berdehem dengan curiga. "Kamu pasti mengenalnya, Jungkook, karena tidak akan mungkin kamu langsung menginginkan gadis itu."

"Ya, Kimberly mengenalkannya padaku, dia melamar kerja di Perusahaanku dua hari yang lalu," jawabnya.

"Sudah kuduga, jadi apa rencanamu selanjutnya?"

"Edward bilang padaku kamu ingin menjadikan gadis itu pelacur, bisakah kamu langsung memberikannya kepadaku?" Tanpa bertele tele Jungkook langsung pada intinya, dia memang sangat ingin mentawan Haerin, terlepas dari seluruh ancaman gadis polos itu sialnya dia malah jatuh hati.

"Tidak bisa sekarang, Sayang, gadis itu tampak sangat kelelahan. Mungkin saat ini dia sudah tertidur dengan pulas," kata Merry sambil menaikturunkan alisnya, lalu dia melirik Jungkook yang terdiam. "Anggotaku di sini banyak, kupikir kamu tertarik dengan wanita seksi tadi, jika kamu mau aku bisa memanggilkannya untukmu."

"Di mana dia malam ini?" tanya Jungkook penasaran, bahkan pria itu mengabaikan perkataan Merry yang lain, dan sepertinya dia memang sudah tidak sabar.

Kedua bola mata Merry menyipit, dengan seksama dia memperhatikan perubahan wajah Jungkook yang kalut, lalu dia pun tersenyum culas. "Dia ada di rumahku, besok malam aku akan mengabarimu lagi, itu juga jika dia langsung menerima tawaranku."

"Apakah kamu yakin dia akan langsung mau?"

"Untuk yang satu itu aku tidak bisa menjamin, Jungkook, karena sepertinya dia sangat polos," jawab Merry sambil mengingat ingat bagaimana sosok Haerin, lalu dia pun mengerling dengan nakal. "Dari tubuhnya aku bisa melihat jika dia masih perawan, dan di Negara ini keperawanan memang sangat dihargai. Wajahnya sangatlah lugu, kupikir juga dia termasuk gadis yang menjunjung tinggi halitu."

"Kamu bisa menghubungiku jika dia sudah siap, ini kartu namaku," tukas Jungkook seraya menaruh kartu namanya di atas meja, tepat di hadapannya Merry. "Sementara itu aku akan terus mengawasinya di Perusahaan, karena bagaimanapun Haerin sudah terdaftar menjadi staff di Joshua Corp."

Tanpa menunggu jawaban wanita germo itu, Jungkook bangkit dari duduknya, dia langsung pergi begitu saja meninggalkan gedung berisikan banyak sekali manusia yang haus akan duniawi. Tidak pria, tidak wanita, keduanya sama sama kotor jika sudah berada di tempat ini.

Di sepanjang perjalanan kedua tangan Jungkook mencengkramerat stir yang ada di hadapannya, ingatan pria itu kembali pada kejadian sepuluh tahun lalu, di mana Haerin kecil begitu dekat dengan ibunya, bahkan dia selalu ada di samping Hejin. Wajah polos Haerin menari-nari di kepalanya, Jungkook sangat ingat seperti apa Hejin, dan bagaimana wanita itu membunuh ayahnya.

"Antara obsesi dan dendam, entah mana yang paling dominan?" Jungkook menatap lurus ke depan dengan wajah yang menegang, perasaannya semakin kalut dan membuncah setiap kali mengingat wajah Haerin.

"Cepat atau lambat kamu harus ada di bawah kendaliku, Haerin, bagaimanapun caranya kamu akan menjadi milikku."

Jantung dan dada Jungkook berdesir cepat, sungguh, dia tidak bisa menahan lagi, tetapi dia juga tidak bisa memaksakan kehendak, apalagi mengikuti obsesinya terhadap Haerin. Untuk saat ini Jungkook hanya perlu bersabar lebih banyak, dia tahu mendapatkan Haerin tidaklah mudah, oleh sebab itu dia menggunakan trik yang cukup membawanya jatuh ke dalam pelukannya.

"Kamu akan tetap hidup Haerin, dan menebus dosa ibumu sepuluh tahun yang lalu," lirihnya begitu dalam.

⚠️I HATE YOU BUT I LOVE U [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang