KETOS • 19

211 27 2
                                    

Di sisi lain, kelompok Karina tengah menunggu kedatangan gadis tersebut. "Ini Karina ambil air di comblangan atau dimana sih?" tanya Jaemin.

Sudah lebih dari 30 menit tetapi penampakan Karina tidak terlihat. "Apa dia udah duluan ya, tapi dia nggak ngeh sama kita?" tanya Changmin.

"Gamungkin gak sih? Tapi bisa jadi..." ujar Chaewon.

"Yaudah, coba kita lanjutin jalan dulu. Mungkin dia emang gak ngeh sama kita...siapa tau dia udah di base camp" lanjut Jeno selaku ketua kelompok.

Ketiga anggota itu mengangguk paham dan mereka melanjutkan perjalanan mereka, berharap Karina sudah di basecamp. Di sisi lain, Karina berjalan semakin dalam, hutannya sudah benar-benar menutup langit.

"Yaampun, ini beneran kan gw ambil jalan yang benar? Kok jadi gelap banget ya?" Gumamnya.

"Mana udara makin dingin, gw gabawa jaket lagi" ujar Karina sambil mengelus kedua lengannya untuk menghangatkan diri.

Srek!

Karina menengok ke belakang, mendengar suara dari semak-semak. "S-siapa itu?" ujar Karina sedikit ketakutan.

Semak-semak itu semakin mengeluarkan suara dan suara itu mendekat, Karina perlahan menjauh. Ia tidak membawa tongkat untuk melindungi dirinya. Mata Karina terbuka lebar saat ia melihat seekor puma hitam keluar dari semak-semak.

Mata kuningnya melihat ke dirinya, gigi juga menjulang tajam. Karina mulai keringat dingin, apakah ini akan menjadi kehidupan terakhir Karina di dunia ini? Karena rasa paniknya, gadis itu berteriak dan berlari sekencang mungkin.

Puma itu mengaung dan ia mengejar Karina.

.

.

Di sisi lain, Heeseung tengah berjalan mengikuti arah peta bersama dengan kelompok OSISnya, Jay, Rei, dan Jihoon. Jay yang tengah memimpin jalan, sedangkan Jihoon yang terus mengeluarkan doanya yang membuat Rei cukup risih.

"Bisa gak sih doanya dalam hati aja?"

Jihoon menengok ke Rei dengan sinis. "Biarin elah, suka-suka gw, yang penting diri gw selamat"

Rei memutar bolanya melas. Heeseung jaln di barisan belakang, dia hanya diam dan mengikuti arahan Jay dan mendengar ocehan belaka Rei dan Jihoon. Jay akhirnya sampai di jalan, "lho kok beda?"

Anggota di belakangnya otomatis menghentikan langkahnya saat Jay juga berhenti. "Beda apaan?" tanya Jihoon.

"Ini, di peta jalannya ke arah kanan, tapi disini papannya ke arah kiri" ujar Jay saat melihat sekilas dari peta ke papan arah.

Jihoon mengambil langkah dan ia juga memeriksa jalan dari peta dan juga jalan di depannya. "Kalau ke kiri ke hutan yang rimbun, kalau kanan ke jalan menuju cahaya ilahi"

"Bisa serius gak si!" Ujar Rei kesal saat mendengar ocehan Jihoon.

"Hei! Gw lagi memastikan kita berada di jalan yang—"

Ucapan Jihoon terhenti saat satu grup itu mendengar suara teriakan. Jihoon langsung ngumpet di belakang Jay. "Pengecut" ujar Rei, Jihoon hanya menyodorkan lidah ke Rei.

"Teriakan siapa itu ?" tanya Jay kebingungan.

"Tolong!!!!!"

Suara teriakan itu terdengar oleh Heeseung, ia mengenal pemilik suara itu. Tanpa babibu, ia langsung berlari ke arah yang terlarang. Jay, Rei dan Jihoon panik melihat Heeseung ke jalan tersebut. "WOI KEMANA!!"

Jay langsung mengikuti arah Heeseung diikuti oleh Rei dan juga Jihoon. "Ini kita beneran mau ikutin teriakan itu?? Gimana kalau kita dibawa ke dunia—"

KETUA OSIS • HEERINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang