Bab 6

127 14 0
                                    

-Mom-




Sore itu di Cafe 'Ceria jaya'


"Bagaimana dengan pemotretan mu berjalan dengan lancar Pear?" Tanya seseorang wanita

"Ah Puji Tuhan semuanya lancar Bun" Jawabnya

"Kau hebat sayang" Wanita itu memeluk tubuh anaknya

"Bunda? apakah Bunda akan kembali bersama kami?"

Pertanyaan itu membuat sang wanita terdiam sejenak. Bagiamana ia harus menjawab pertanyaan sang putri? haruskah ia berkata jujur atau?

"Kamu lapar bukan? mari kita pesan makanan" Bulan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan agar sang putri tidak membahas hal itu terus menerus

"Bunda jawab dulu"

"Kita makan dulu setelah itu Bunda akan ajak kamu pergi ke mall okey?"

"Lalu kapan Bunda akan menjawab pertanyaan ku tadi?"

"Sudah-sudah, ayo kita pesan makanan terlebih dahulu" Anindyta hanya mengangguk

Setelah makan mereka berdua memutuskan untuk pergi ke mall. Anindyta belanja banyak sekali pakaian dan juga bahan makanan. Sebenarnya di temani oleh sang Bunda saja sudah cukup baginya, tapi tak apalah, itung-itung di traktir sama nyai Bulan hehe

"Bunda, beneran sebanyak ini?" Tanyanya

"Anak-anak Bunda gak boleh kelaperan disana. Bunda hanya bisa ngasih ini, jadi kamu terima ya? Bunda gak mau kamu sama yang lain kenapa-napa"


"Dan tolong jagain mereka ya" Lanjutnya

"Pasti dong Bun, mereka kan saudari nya Dita" Anindyta mengulas senyum indah di wajahnya

"Kamu selalu bisa di andalkan Pear" Bulan mengelus lembut rambut panjang sang putri

"Bunda! kok disini" Ucap seorang wanita yang datang dengan gitar yang berada di punggungnya

"Ah anu.....Bunda mau beli keperluan dapur terus gak sengaja ketemu anak ini disini" Ucap Bulan

"Eh kak Dita" Wanita itu dengan ramah menyapa Anindyta sembari mengulas senyum manis andalannya

"Kamu apa kabar nih? udah gede aja"

"Udah gede tapi gak tinggi-tinggi kak" Ucapnya sembari memanyunkan bibirnya

"Hadeh kamu ini, makanya sering olahraga dong"

"Udah kak, bahkan aku minum susu peninggi badan juga loh" Jelasnya

"Tapi kok gak tinggi-tinggi ya? aneh"

"Antara menghina atau bertanya sih ini" Anindyta tertawa dibuatnya. Bagiamana mungkin gadis itu tahu niat dan maksud Anindyta berkata seperti itu

"Kau sudah tinggi kok, nanti kalo tinggi sekali seperti tiang" Tutur Anindyta

"Tapi kan enak kalo jadi tiang. Bisa liat pemandangan Jakarta dari atas, itu pasti seru" Gadis itu membayangkan jika ia benar-benar tinggi dan bisa dengan mudahnya melihat seluruh isi Jakarta atau mungkin seluruh dunia!

MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang