Accepted

91 8 1
                                    





-Mom-







"Apakah kau sudah siap?" Tanya seorang pria

"Untuk?"

"Bertemu dengan keluarga ku"


"Bukankah ini terlalu cepat?"

"Apanya yang cepat?. Hey. Aku hanya ingin keluarga ku tau kalau kau adalah kekasihku" Pria itu menggenggam erat tangan sang wanita

"A-aku.....merasa tidak pantas untukmu" Gadis itu menunduk

"Apanya yang tidak pantas?" Pria itu mengerutkan keningnya

"Aku takut keluarga mu tidak menerimaku"

"Hey. Dengar aku. Mereka akan sangat menyukaimu. Kau mengerti? jadi, jangan takut. Aku bersamamu" Pria itu menggenggam erat tangan gadisnya




Flashback On


"Kalau ragu, jawablah lain waktu"

"A-aku.....sebenarnya aku juga menaruh rasa padamu"


"Kau serius? jadi...???" Mata pria itu berbinar

"Aku menerimamu" Ucap wanita itu dengan kepala tertunduk

"Serius? tolong tepuk pipiku" Pinta sang pria

Plak!

"Aw. Ini nyata" Pria itu melotot

"Kalau ini mimpi tolong jangan sadarkan aku" Sang wanita terkekeh mendengar ucapan pria yang berada di depannya

"Aku sangat beruntung bisa mendapatkan mu. Anindyta Steviona Queenzy" Pria itu memeluk Anindyta


"Anda terlalu berlebihan pak" Anindyta terkekeh


"Hey. Kita sepasang kekasih mulai saat ini. Bisakah kau memanggilku sayang atau apapun itu?" Pinta sang pria


"Ah benar juga. Aku harus memanggilmu apa?. Baby Liam? ah, sepertinya itu bagus" Ucap Anindyta


Liam mempoutkan bibirnya "Dari sekian banyaknya, mengapa harus baby Liam sih" Batinnya


"Kau tidak suka? lalu aku harus memanggilmu apa?" Anindyta berpikir sejenak


"Tidak! itu saja. Aku menyukainya" Bohong Liam


"Ah baiklah. Baby Liam" Anindyta memeluk Liam sangat erat



"Aduh sesek. Tapi gak papa deh" Batin Liam




"Saya akan membuat kamu bahagia. Saya janji" Liam menatap dalam manik mata Anindyta



"Aku percaya padamu tuan Steven Gerrard Wiliam" Liam terkekeh geli



MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang