Charlotte berlari menyusuri koridor rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa sahabatnya mengalami kecelakaan.
Charlotte tahu, Heidi telah meninggal di lokasi kecelakaan, begitu pula dengan suami Heidi, Kun.
Namun, yang Charlotte cari di rumah sakit ini adalah Kai, anak Heidi dan Kun yang selamat dari kecelakaan tersebut.
Dari luar ruangan, Charlotte bisa mendengar suara tangis Kai. Ia segera bergegas masuk.
Engfa tengah berusaha menenangkan Kai, namun bayi kecil itu masih saja menangis.
"Biar aku yang menenangkan Kai." ucap Charlotte, sambil mengulurkan tangannya untuk meminta Kai dari gendongan Engfa.
"Kamu siapa?" tanya Engfa dengan suara lirih.
"Aku Charlotte, sahabat Heidi." jawab Charlotte seraya meraih Kai dari tangan Engfa.
"Heidi dan Kun sudah disemayamkan di kuil." ucap Engfa, menatap Charlotte dengan bingung. Wanita yang tak dikenalnya tiba-tiba saja mengambil Kai dari gendongannya.
"Aku tahu." jawab Charlotte singkat.
"Sstt... Sstt... Tenang ya, sayang. Aunty sudah datang." ucap Charlotte lembut sambil membelai kepala Kai perlahan.
Kai mulai tenang, dan akhirnya tertidur di gendongan Charlotte. Mungkin anak itu sudah terlalu lelah menangis.
"Pergilah ke kuil, Phi. Biar aku yang menjaga Kai." ucap Charlotte kepada Engfa.
Engfa menatap Charlotte, ragu. Ia tak yakin bisa mempercayakan keponakannya kepada orang yang baru saja ditemuinya.
"Kita pernah bertemu sekali di pesta pernikahan Heidi dan Kun, kalau saja Phi Engfa lupa." Charlotte mencoba mengingatkan Engfa tentang dirinya. Meski hubungannya dengan Heidi dan Kun sangat dekat, Charlotte dan Engfa memang tidak pernah benar-benar saling mengenal.
Bukan karena Charlotte jarang datang atau menginap di rumah Heidi dan Kun, tapi karena Engfa terlalu sibuk bekerja dan sering berada di luar. Mereka tak pernah punya kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam.
"Hm, maaf. Aku tidak bisa mengingat apa pun. Aku terlalu banyak minum malam itu." jawab Engfa.
"It's okay. Pergilah, Phi. Aku tahu banyak yang harus kamu urus untuk hari kremasi." ucap Charlotte, menatap Engfa penuh pengertian. Dia tahu bahwa tidak ada orang lain yang bisa Engfa andalkan saat ini. Engfa dan Kun sudah tidak memiliki orang tua atau keluarga lain. Sedangkan keluarga Heidi tinggal di luar Thailand.
Engfa kembali menatap keponakannya. Ia sulit berpikir jernih saat ini, baru saja kehilangan satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Kun adalah kakak sekaligus manajernya. Selama ini, mereka hidup berdua, hingga Kun menikah dengan Heidi dan mereka memiliki Kai.
Engfa kira hidupnya akan semakin bahagia setelah keluarganya bertambah, tapi kebahagiaan itu hanya bertahan sementara. Hari ini, Kun dan Heidi harus pergi meninggalkannya karena kecelakaan tragis.
"Bawa tasku jika Phi Engfa masih meragukanku. Di dalam sini ada kunci mobil, dompet, ATM, KTP. Phi bisa bawa semuanya sebagai jaminan." ucap Charlotte, menyerahkan tasnya pada Engfa.
Engfa menatap Charlotte dengan penuh pertimbangan. "Tidak perlu, aku percaya padamu. Tolong jaga Kai sampai aku kembali." ucap Engfa akhirnya, setelah melihat kelembutan Charlotte pada keponakannya.
Charlotte mengangguk. Dia bisa merasakan kedalaman kesedihan dalam tatapan Engfa, sebelum akhirnya Engfa beranjak pergi ke kuil untuk mengurus semua keperluan kremasi Heidi dan kakaknya.
.
.
.
Engfa benar-benar sibuk selama tiga hari terakhir. Semua itu karena dia tidak memiliki keluarga yang bisa membantunya. Kun, kakak Engfa, yang selama ini selalu mengurus segala keperluannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY FAMILY
FanfictionEngfa Waraha, penyanyi yang karirnya sedang naik daun, tiba-tiba harus kehilangan kakak dan kakak iparnya dalam sebuah kecelakaan. Namun, anak mereka yang baru berumur 6 bulan selamat dari kecelakaan itu. Disisi lain, Charlotte Austin datang dan me...