Tidak lama setelah Charlotte pergi, notifikasi media sosial Engfa meledak. Dia membuka media sosialnya untuk tahu apa yang terjadi. Ternyata banyak sekali akun yang mentag dirinya di foto Charlotte yang tengah ke kafe berdua dengan seorang laki-laki.
Engfa melihat semua foto-foto itu dengan hati-hati. Ada perasaan tidak nyaman dalam hatinya. Padahal sebelumnya dia merasa senang Charlotte akhirnya mau pergi dengan temannya, karena sempat mengkhawatirkan Charlotte.
Dalam foto-foto itu, Charlotte tampak bahagia. Dia tersenyum bahkan tertawa lepas bersama pria itu. Setelah Engfa mengingat kembali, Charlotte tidak pernah bercerita tentang kehidupan percintaannya. Engfa sama sekali tidak tahu apakah pria itu benar-benar hanya teman bagi Charlotte atau lebih.
Engfa sedang over thinking tentang bagaimana jika pria itu ternyata adalah kekasih Charlotte? Bagaimana jika mereka memutuskan untuk menikah? Lalu, Bagaimana hidupnya dengan Kai kedepannya jika Charlotte memilih untuk tinggal dengan suaminya kelak?
Semua pemikiran itu semakin menyakiti diri Engfa sendiri, tanpa sadar Engfa merencanakan hidupnya bersama Kai tanpa Charlotte.
Disisi lain, Charlotte menepati janjinya untuk pulang sebelum waktu Kai bangun. Dia membawa donat untuk Engfa dan Kai. Namun, ketika Charlotte menawarkannya pada Engfa, wanita itu justru menolak dan bersikap dingin padanya.
"Aku lelah, Aku ingin tidur seharian, tidak perlu membangunkanku untuk makan malam." Ucap Engfa pada Charlotte kemudian berdiri dari duduknya dan meninggalkan Charlotte yang belum sempat menjawab.
Charlotte mengerutkan keningnya, bertanya-tanya apa ada sesuatu yang terjadi pada Engfa. Namun, Charlotte mencoba berpikiran positif bahwa mungkin Engfa memang benar-benar lelah, mengingat pekerjaannya yang banyak dan kurang istirahat.
.
.
.
Keesokan harinya, Engfa baru keluar dari kamar setelah managernya sudah menjemputnya. Dia sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat. Tidak seperti biasanya, yang selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan Kai.
Charlotte yang tengah bermain dengan Kai diruang keluarga, menatap Engfa yang melewati mereka tanpa melihat atau menyapa. Charlotte tidak suka dengan sikap Engfa, tapi Dia berusaha bersabar. Dia berdiri dan menggendong Kai menghampiri Engfa yang pergi tanpa pamit.
"Phi Engfaa.. Kiss Kai dulu." Ucap Charlotte saat Engfa sudah keluar dari rumah.
Engfa mendengar hal itu akhirnya kembali berjalan ke ambang pintu, tempat Charlotte berdiri sambil menggendong Kai. Engfa mendekat untuk mencium pipi Kai, tanpa mengatakan apapun pada Kai.
"Kai.. Kiss Aunty Fa dong.." Ucap Charlotte sambil menahan tangan Engfa yang hendak pergi. Kai hanya menatap Charlotte tidak paham,
"Kiss gini.." Charlotte mencium pipi Engfa, menunjukkan apa yang Charlotte maksud pada Kai. Engfa kaget, untuk sesaat waktu terasa melambat dan hanya suara detak jantungnya yang dapat dia dengar. Dia baru tersadar ketika Kai mencium pipinya.
"Aku pergi dulu." Pamit Engfa pada Charlotte.
"Hati-hati Phi Fa.." Ucap Charlotte sambil mengulas senyum dan melambaikan tangan bersama Kai.
Engfa berjalan ke mobil sambil berfikir tentang perasaannya saat ini. Kenapa jantungku berdetak kencang? Kenapa hatiku menghangat? Kenapa aku menyukai ciuman itu?
Disisi lain, Charlotte yang tengah bermain dengan Kai penasaran kenapa Bibi Amm terlihat sangat sibuk hari ini. Dia berdiri dari duduknya, meninggalkan Kai untuk melihat apakah Bibi Amm butuh bantuan atau tidak.
"Bi, mau ada tamu?" Tanya Charlotte karena Bibi Amm terlihat membersihkan salah satu kamar tamu.
"Tidak Khun Char, Khun Engfa meminta Bibi menyiapkan kamar untuk baby sitter Kai yang datang besok." Jelas Bibi Amm.
Charlotte mengerutkan keningnya. Engfa tidak pernah bicara padanya tentang mempekerjakan baby sitter untuk Kai. Charlotte tersinggung dengan sikap Engfa. Namun, Dia menahannya. Dia tidak ingin Bibi Amm tau tentang perasaannya dan juga tidak ingin melampiaskan kekesalannya pada Kai.
Charlotte bersikap seperti biasa. Dia merawat dan bermain dengan Kai seperti biasanya. Hingga saat Engfa pulang di malam hari, tanpa mengatakan apapun Charlotte menyerahkan Kai ke gendongan Engfa.
Tatapan Engfa dan Charlotte sempat saling bertaut. Engfa bisa melihat mata Charlotte menahan air mata, Namun, itu hanya sesaat. Charlotte segera pergi ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya keras.
Engfa kaget mendengar suara pintu kamar Charlotte. Engfa hanya diam. Dia tidak berusaha untuk bertanya atau pun membujuk Charlotte. Dia hanya saling tatap dengan Kai tanpa mengatakan apapun.
Kai adalah anak yang pintar. Dia jarang sekali menangis, kecuali untuk hal-hal tertentu seperti lapar atau mengantuk. Charlotte sudah sangat hafal dengan kebiasaan Kai, jadi dia tidak pernah kesulitan untuk menenangkan Kai. Berbeda dengan Engfa, dia tidak tahu apa yang Kai inginkan jadi tangis Kai tidak kunjung mereda.
Waktu memang menunjukkan pukul sepuluh malam. Biasanya Charlotte sudah membawa Kai ke kamar, dan membacakan buku cerita untuk Kai sebagai penghantar tidur. Tapi malam ini, karena Charlotte belum juga keluar dari kamarnya. Kai menangis, dan Engfa mulai kewalahan menenangkan Kai.
Disisi lain, meski tengah marah pada Engfa. Charlotte tidak tega mendengar tangisan Kai yang terdengar hingga kamarnya. Dia akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia tidak menatap Engfa dan Kai sama sekali.
Engfa menatap Charlotte yang melalui dirinya dan Kai untuk ke dapur. Ada perasaan bersalah dalam hati Engfa, Kai yang juga melihat Charlotte melaluinya begitu saja menangis semakin kencang.
Tidak lama kemudian Charlotte kembali ke ruang keluarga sambil memegang sebotol susu. Dia mengambil Kai dari gendongan Engfa dan langsung pergi menuju kamar Kai. Engfa hanya bisa menatap punggung Charlotte menjauh tanpa mengatakan apapun.
Setelah Kai tertidur, Charlotte keluar dari kamar Kai. Dia hendak pergi di kamarnya. Namun ternyata Engfa sudah menunggu Charlotte keluar dari kamar Kai. Charlotte mengabaikan Engfa, Namun Engfa menahan tangan Charlotte.
"Nuu.. Kamu marah padaku?" Tanya Engfa.
"Kenapa Phi Engfa mempekerjakan baby sitter untuk Kai?" Tanya Charlotte sambil menatap Engfa dengan mata yang tengah berkaca-kaca.
"Aku berpikir, mungkin suatu hari Kamu akan menikah dan harus meninggalkan rumah ini, Kai, dan Aku. Jadi lebih baik Kami bersiap." Jelas Engfa perlahan.
"Jadi ini semua karena berita mengatakan Aku punya kekasih? Kenapa Phi Engfa tidak bertanya padaku? Kita tinggal satu rumah, tapi Phi Engfa memilih lebih percaya pada orang luar tanpa bertanya padaku?" Charlotte mengeluarkan semua pertanyaan di kepalanya sekaligus.
Engfa hanya diam, tidak menjawab semua pertanyaan Charlotte.
"Aku tidak punya kekasih, pria yang pergi denganku kemarin itu benar-benar hanya teman. Aku juga tidak punya rencana menikah. Aku sangat menyayangi Kai, Aku ingin membesarkan Kai hingga Kai dewasa." Jelas Charlotte sambil meneteskan air matanya.
Engfa membawa Charlotte ke dalam pelukannya, Dia merasa sangat bersalah pada Charlotte. Dia mengusap kepala dan punggung Charlotte bergantian.
"Maafkan Aku.. Maafkan Aku Nuu.." Ucap Engfa lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY FAMILY
FanfictionEngfa Waraha, penyanyi yang karirnya sedang naik daun, tiba-tiba harus kehilangan kakak dan kakak iparnya dalam sebuah kecelakaan. Namun, anak mereka yang baru berumur 6 bulan selamat dari kecelakaan itu. Disisi lain, Charlotte Austin datang dan me...