Hari pernikahan Heidi dan Kun.
Semua orang bergembira di pesta pernikahan Heidi dan Kun. Charlotte hadir sebagai salah satu bridesmaid Heidi. Dia mengenakan dress pink selutut dan mencepol rambutnya, menunjukkan leher jenjangnya dengan make up tipis membuatnya terlihat cantik dan anggun.
"Lihat Charlotte, dia ngeliatin Engfa terus tuh." Bisik Heidi pada Kun. Dia menunjuk sahabatnya yang sedang duduk sambil menatap Engfa yang tengah bernyanyi untuk pengantin di atas panggung.
"Udah kenalin aja mereka, Aku lihat mereka cocok kok." Jawab Kun.
"Charlotte gak pernah mau." Ucap Heidi.
"Udah, jebak aja. Kamu panggil Charlotte kesini, baru Aku panggil Engfa." Ucap Kun.
Heidi setuju dengan rencana pria yang hari ini resmi menjadi suaminya, Dia memanggil Charlotte untuk mendekat.
Charlotte berdiri dari kursinya, dan berjalan mendekat ke arah sepasang pengantin. "Ada apa?"
Heidi tidak menjawab, justru memberi kode pada Kun lewat matanya.
"Engfaaa.. Sini bentar.." Teriak Kun pada adiknya. Engfa yang di panggil kakaknya pun segera turun dari panggung dan berjalan ke arahnya.
"Sialan kalian." Ucap Charlotte sambil berusaha pergi, Namun sayangnya Heidi telah mencekal lengan Charlotte.
"Kamu udah mabuk?" Tanya Kun saat Engfa sudah mendekat. Engfa tersenyum lebar pada Kun.
"Aku sangat bahagia karena ini hari pernikahan Kakakku, jadi Aku minum lebih awal." Jawab Engfa sambil membuka matanya. Dia menahan pusing karena telah mabuk.
"Udah mabuk gimana nih? Besok pasti udah lupa." Bisik Kun pada Heidi.
"Udah kenalin aja gak apa-apa." Jawab Heidi, dia suka melihat sahabatnya salah tingkah.
"Sialan lu Heidi, lepasin Gue nggak?" Bisik Charlotte pada Heidi.
"Engfa, kenalin ini sahabatku. Charlotte namanya." Ucap Heidi sambil menarik tangan Charlotte pada Engfa.
"Halo, Aku Engfa." Ucap Engfa sambil tersenyum dan menjabat tangan Charlotte.
"Halo Phi, Aku Charlotte." Ucap Charlotte cepat. Dia sangat gugup karena ini pertama kalinya Dia berhadapan langsung dengan Engfa yang selama ini dia lihat dari bawah panggung.
"Salam kenal." Ucap Engfa dengan manis. Engfa memang orang yang sangat manis, dari sisi manapun dan pada siapapun.
"Kita foto dulu, foto, foto." Ucap Heidi, dia belum puas melihat kegugupan sahabatnya. Charlotte hanya bisa melotot pada Heidi. Dia tau sahabatnya itu sengaja melakukan hal ini.
Kun dengan sigap memanggil fotografer pernikahan mereka, yang sedang berkeliling. Fotografer itu menyuruh Engfa dan Charlotte untuk berdiri bersebelahan di belakang Kun dan Heidi.
Charlotte menghela nafas mencoba menormalkan jantungnya. Berdiri di sebelah wanita yang Ia kagumi bukanlah hal yang bisa dia hadapi dengan santai dan tanpa rasa gugup. Dia mencoba sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan kegugupannya itu.
Sedangkan Engfa sedang tidak sadar dengan yang dilakukannya. Dia hanya mencoba tetap tersenyum dan membuka mata untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. Namun sulit Engfa sempat terhuyung kebelakang.
Untungnya Charlotte menahan lengan Engfa, sehingga wanita itu tidak terjatuh. Engfa menarik tangan Charlotte untuk melingkar di lengannya, maksudnya adalah untuk menjaganya tetap berdiri tegak.
Namun, hasil foto mereka berkata lain. Dengan tangan Charlotte melingkar di lengan Engfa dan tangan Engfa yang lain menyentuh tangan Charlotte. Mereka seperti sepasang kekasih.
.
.
.
Ciuman pertama di Rumah Engfa.
Kun sedang di posisi serba salah. Di satu sisi, Dia ingin menemani istrinya yang tengah hamil besar. Di sisi lain, dia harus menemani dan menjaga mood artis sekaligus adiknya. Karena itulah Kun sering meminta bantuan Charlotte untuk menemani istrinya.
"Sorry ya Char, Gue ngerepotin lu mulu. Ini Engfa kalo nggak ditemenin bisa nggak pulang soalnya." Ucap Kun dari seberang panggilan.
"Tenang aja Phi Kun, Aku senang kok bisa menemani Heidi." Jawab Charlotte.
"Aku sebenarnya sedang membujuk Engfa untuk menerima tawaran dari Agency Mr. Nawat. Aku ingin dia punya manager lain, tapi Engfa belum mau. Jadi Aku harus sabar seperti ini dulu untuk sementara waktu." Lanjut Kun.
"Hmmm.. Aku mengerti, tidak perlu khawatir Phi Kun.. Aku akan menjaga Heidi." Jawab Charlotte lagi.
"Terima kasih Charlotte." Ucap Kun mengakhiri panggilan teleponnya dengan Charlotte.
Setelah Kun dan Heidi resmi menikah, Charlotte sering berkunjung dan menginap di tempat sahabatnya itu tinggal. Sayangnya, Charlotte tidak pernah punya kesempatan untuk bertemu dengan Engfa.
Seperti malam ini, Charlotte sudah datang dari sore untuk menemani Heidi yang tengah hamil tujuh bulan. Kun sedang menemani Engfa bekerja, mereka berdua akan pulang tengah malam atau dini hari. Itu karena Engfa pasti akan pergi ke club untuk minum, sebelum pulang.
Charlotte dan Heidi terbangun karena suara berisik terdengar. Mereka menebak Kun dan Engfa pasti sudah pulang. Heidi turun dari kasur untuk keluar dari kamar, Charlotte mengikuti langkah Heidi.
"Udah nggak usah. Biar Aku aja." Ucap Kun pada Heidi yang hendak membantunya membopong Engfa ke kamar. Tentu saja, Kun tidak rela istrinya yang tengah hamil harus membantunya.
Namun, Engfa malam ini sangat mabuk. Tidak seperti biasanya yang masih bisa berjalan meski sempoyongan. Malam ini Engfa menumpukan seluruh tubuhnya pada Kun. Dari pada membopong Kun terlihat seperti menyeret Engfa.
Charlotte yang melihat hal itu berinisiatif membantu Kun. Dia mengalungkan sebelah tangan Engfa yang lain ke bahunya dan melingkarkan tangannya ke belakang perut Engfa, persis seperti yang Kun lakukan.
"Hmmm.. Kamu siapa?" Tanya Engfa sambil menatap Charlotte. Dia berusaha membuka matanya untuk melihat Charlotte lebih jelas.
Charlotte tidak menjawab pertanyaan Engfa itu, karena percumah Engfa tidak akan mengingat apapun meski dirinya memperkenalkan diri untuk yang kedua kali. Sama seperti hari pernikahan Kun dan Heidi. Engfa melupakannya.
"Cantik, kenapa Kamu diam saja?" Tanya Engfa kembali dengan suara yang tidak jelas.
"Engfaaa.. Jangan berulah!" Tegur Kun pada adiknya. Di sisi lain, Heidi tertawa karena dia bisa dengan jelas melihat wajah Charlotte memerah karena malu.
Kun dan Charlotte membawa Engfa memasuki kamar. Kun langsung melempar Engfa ke tempat tidur, sialnya tubuh Charlotte yang kecil justru ikut terlempar ke tempat tidur. Posisi Charlotte saat ini di atas Engfa, dengan tangan Engfa yang masih melingkar di leher Charlotte.
Charlotte menahan nafasnya, jarak ini terlalu dekat untuknya. Saat Charlotte belum bisa berdiri dan melepaskan diri dari Engfa, Engfa mengangkat kepalanya untuk mencium Charlotte. Namun, Charlotte menoleh ke samping dan ciuman Engfa mendarat di pipi Charlotte.
"Yak, jangan berulah!" Tegur Kun dan dengan cepat menolong Charlotte. Dia melepaskan tangan Engfa yang melingkar di leher Charlotte dan menarik wanita itu agar bisa berdiri. Charlotte langsung berlari keluar kamar Engfa sambil memegangi pipinya yang telah di cium oleh Engfa. Heidi puas menertawakan Charlotte.
"Cantik! Aku ingin mencium bibirmu!" Teriak Engfa. Charlotte mendengarnya meski sudah keluar dari kamar Engfa membuatnya semakin malu.
Kun kembali melempar kaki Engfa ke atas kasur, agar adiknya itu sepenuhnya berada di tempat tidur. Lalu, Dia menaikkan selimut Engfa.
"Phi Kun, suruh si cantik itu kesini! Aku mau mencium bibirnya!" Ucap Engfa sambil menunjuk ke arah pintu.
"Tidur! Tidur!" Ucap Kun sambil menepuk tubuh adiknya yang telah ditutupi dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY FAMILY
FanfictionEngfa Waraha, penyanyi yang karirnya sedang naik daun, tiba-tiba harus kehilangan kakak dan kakak iparnya dalam sebuah kecelakaan. Namun, anak mereka yang baru berumur 6 bulan selamat dari kecelakaan itu. Disisi lain, Charlotte Austin datang dan me...