Bab 10

1.2K 165 23
                                    

Media benar-benar menggila, foto dan video Engfa yang pergi makan sendirian. Lalu, foto-foto Charlotte keluar dari rumah Engfa tengah malam sambil menggendong Kai beredar. Menghebohkan media sosial dan media TV.

Banyak orang berargumen bahwa Engfa mengusir Charlotte karena wanita itu berselingkuh dengan seorang fotografer. Mereka mengaitkan kejadian Engfa pergi sendiri di hari liburnya dengan komentar seorang fotografer di media sosial Charlotte.

Engfa di kejar banyak media meminta penjelasan darinya. Namun, Engfa menghindari media atas perintah Mr. Nawat. Pria itu meminta Engfa bicara padanya dahulu sebelum memberikan keterangan apapun pada media.

Disisi lain, Charlotte membaca setiap komentar jahat, hujatan, dan tuduhan padanya. Hatinya sakit, tapi lebih sakit ketika tahu Engfa tidak membelanya. Membuat para fans Engfa mengira semua karangan mereka tentang hubungan Charlotte dan Engfa itu benar.

"Mamaa.. Mamaa.." Panggil Kai sambil mendorong sebuah buku cerita pada Charlotte.

Charlotte tersenyum kembali menatap Kai, di panggil 'Mama' oleh Kai selalu membuat Charlotte bahagia dan melupakan kesedihannya untuk sesaat. Charlotte sangat menyayangi Kai. Lebih dari apapun.

"Kai mau Mama bacain buku ini?" Tanya Charlotte sambil membawa Kai kepangkuannya. Dan mulai membacakan buku itu untuk Kai.

.

.

.

"Berita itu benar?" Tanya Mr. Nawat pada Engfa. Mereka tengah bicara serius di sebuah ruangan tertutup. Di ruangan itu hanya ada Mr. Nawat, Engfa, dan Manager Engfa.

"Tidak. Pria itu ada kerja sama dengan Charlotte." Jawab Engfa.

"Lalu, kenapa Charlotte pergi dari rumahmu? Kamu mengusirnya?" Tanya Mr. Nawat.

"TIdak, Charlotte marah karena Aku mengabaikan Kai dan tidak sengaja menutup pintu saat Kai mengikutiku. Jadi kepala Kai terbentur pintu dan menangis. Charlotte membawa Kai pergi." Jelas Engfa.

"Kenapa Kamu mengabaikan Kai?" Tanya Mr. Nawat. Engfa diam, kali ini Dia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya cemburu pada Charlotte.

"Kamu ada masalah dengan Charlotte?" Tanya Mr. Nawat.

"Tidak." Jawab Engfa lirih sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu cemburu Charlotte dekat dengan orang lain?" Tanya Mr. Nawat to the point. Engfa kembali diam. Dia tidak menjawab pertanyaan Mr. Nawat.

Meski begitu, Mr. Nawat bisa tahu jawaban Engfa hanya dengan melihat ekspresi Engfa. Mr. Nawat menghembuskan nafas dalam. Engfa adalah artisnya yang paling besar. Setelah, Engfa masuk kedalam agencynya, perusahaan Mr. Nawat semakin dikenal. Hal itu membuat Mr. Nawat sangat peduli pada Engfa.

"Yaudah gini, hari ini Kamu jemput Charlotte dan Kai. Suruh Charlotte masuk ke agency kita. Biar semua pekerjaan Charlotte melalui kita. Biar Kamu tidak merasa cemburu atau khawatir." Mr. Nawat memberi solusi untuk Engfa, tapi Engfa ragu. Dia bukan orang yang bisa menentukan apa yang harus Charlotte lakukan.

"Kamu cuma perlu bawa Charlotte dan Kai pulang kerumahmu, entah gimana caramu. Untuk meyakinkan Charlotte itu urusanku." Lanjut Mr. Nawat, setelah melihat keraguan Engfa.

Engfa mengangguk. Dia setuju.

"Sun, lu punya foto-foto Engfa pas dipantai sama Charlotte kan?" Tanya Mr. Nawat kali ini pada manager Engfa.

"Ada mister." Jawab Phi Sun. Selama ini memang pria itu diberi tugas khusus untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan Engfa di luar pekerjaan, untuk bahan media sosial Engfa. Jadi dia punya segala jenis foto Engfa.

"Bagus." Puji Mr. Nawat pada manager Engfa.

"Kamu pilih foto yang ada kalian bertiga, terus posting di media sosialmu. Biar media nggak berasumsi semakin liar." Perintah Mr. Nawat pada Engfa. Engfa mengangguk patuh. Dia langsung melakukan hal sesuai perintah Mr. Nawat. 

.

.

.

"Dadda.. dadda.." Rengek Kai sambil menangis. Anak itu merindukan Engfa.

"Itu Dadda, itu.. Nah itu Dadda.." Ucap Charlotte mencoba menenangkan Kai sambil menunjuk Engfa di layar TV. Namun, hal itu tidak berhasil menenangkan Kai. Dia menginginkan Engfa yang asli, bukan sekedar gambar di layar TV.

Disisi lain, Engfa sudah berada depan pintu apartemen Charlotte. Dia bisa mendengar tangis Kai dari luar. Engfa semakin merasa bersalah saat Kai menyebut-nyebut dirinya. Dia menekan bel apartemen Charlotte.

"Dadda.. Hiks.. hiks.." Ketika pintu itu terbuka suara Kai yang memanggil Engfa lah yang pertama kali terdengar. Anak itu merentangkan kedua tangannya ingin berpindah ke gendongan Engfa.

Engfa segera menyambut tangan Kai. Dia menggendong dan memeluk Kai, sambil menenangkan Kai. Charlotte membuka pintu lebar-lebar lalu masuk ke dalam tanpa mengatakan apapun. Dia masih marah pada Engfa.

Engfa ikut masuk, meski tidak dipersilahkan oleh Charlotte. Dia melihat Charlotte masuk kedalam kamar dan menutup pintu kamarnya. Apartemen Charlotte terlalu kecil, tidak seperti rumah Engfa yang apabila Charlotte ingin menghindari Engfa, dia bisa ke dapur, ke kamar Kai, atau masuk kedalam kamarnya sendiri.

Charlotte tidak punya pilihan lain selain mengurung diri di kamar. Sedangkan Engfa sibuk menenangkan Kai. Tidak butuh waktu lama untuk membuat Kai tertidur di gendongan Engfa. Itu karena Kai sudah lelah menangisi Engfa.

Engfa menidurkan Kai di sofa, Dia melihat apartemen itu sangat berantakan. Engfa memutuskan untuk membereskan mainan-mainan Kai, menyapu, menyuci piring. Dia membereskan setiap sudut apartemen itu.

Engfa tidak tega pada Charlotte yang harus melakukan semuanya sendiri, berbeda bila dirumahnya. Engfa masih membantu Charlotte membereskan mainan-mainan Kai, sedangkan urusan membersihkan rumah dan memasak ada Bibi Amm yang membantu.

Hingga semuanya sudah beres, Engfa mengetuk pintu kamar Charlotte.

"Nuu.. Maafkan Aku." Ucap Engfa lembut ketika Charlotte membuka pintu kamarnya. Charlotte tidak mau menatap Engfa, padangannya tertuju pada Kai yang sudah tidur di sofa belakang Engfa.

Charlotte berjalan melalui Engfa, Dia hendak menidurkan Kai di kasur. Engfa menatap Charlotte dengan perasaan sedih. Saat, Charlotte kembali melaluinya dengan menggendong Kai, Engfa memeluk Charlotte dari belakang. Dia menangis di bahu Charlotte.

"Nuu.. Tolong maafkan Aku, Ayo pulang ke rumah kita. Aku gak bisa hidup tanpa kalian." Ucap Engfa.

Charlotte melepaskan pelukan Engfa. Dia berbalik untuk menatap Engfa. "Jangan pernah mengabaikan Kai, meskipun Phi Fa marah padaku, atau mengabaikanku. Kai tidak salah apapun. Jangan bawa Kai ke masalah kita."

Engfa mengangguk. "Aku gak akan melakukannya lagi." 

Charlotte memeluk Engfa dengan Kai yang masih tertidur pulas di antara mereka.

ACCIDENTALLY FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang