~Jangan lupa vote, comment & follow~
Menceritakan tentang Ayara Ayuningtyas Samahita yang memiliki banyak sekali cerita dalam hidupnya. Seperti judulnya "Sakura" yang berarti 'kehidupan' tentang Ayara dan Abiyan.
Jogja dan segala kenangannya ♡
"sqr...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Es teller tidak perlu manis karena yang jualan sudah pasti manis . . .
"Apa di belakang gue?" Zaky bergidik ngeri.
"Jangan gitu lah Kar, takut nih gue"
"Liat dulu"
Zaky menoleh ke arah belakang dan mendapati Sekar yang memegang dua botol teh dingin bersama Selly temannya.
"Males ngajak gue ke mana Ky?"
Deg jantung Zaky berdebar kencang ketika Sekar tidak lagi memanggilnya dengan sebutan sayang yang biasanya mereka gunakan.
"By gak gitu" Zaky beranjak dari tempat duduknya.
"Udah lah males gue, yok Sell kita pulang" Sekar menggandeng tangan Selly untuk turun dari rooftop.
"By dengerin dulu, ah elah" Zaky mengejar Sekar.
"Ck ck ck dunia percintaan tidak semudah itu ternyata" Biyan menggelengkan kepalanya.
"Ya maka nya jangan main cinta-cintaan" Gery menyahut.
"Siapa yang cinta-cintaan nggak kok" ujar Biyan.
Tidak butuh waktu lama Zaky kembali lagi ke rooftop dengan baju yang basah.
"Kenapa? Di siram?" Tanya Kara mengejek.
"Lo sih gak bilang dari tadi kalo ada Sekar" Zaky melepas bajunya untuk di jemur.
"Sorry gue gak nyadar tadi hahaha"
"Sengaja Lo itu mah"
"Udah udah kalian ini" Gery melerai.
"Gimana kalo kita jualan aja?" Biyan mengungkapkan pendapatnya.
"Hah? Jual? Jual ginjal?" Zaky tidak percaya dengan pendapat Biyan karena terakhir kali mereka mengikuti pendapat Biyan mereka tersesat.
"Yah kalo lo mau" "Ini nih, gue liat yang lagi viral jualan es gitu yang jual ganteng-ganteng lagi terus nanti kita promosi in" Biyan menunjukkan layar hp nya.
"Bagus juga ide lo" Gery memuji.
"Emang ada yang beli? Itu aja yang jual ganteng" Kara menyela.
"Lah? Kita mah ganteng" Zaky dan Biyan kompak bersuara.
"Setuju sih gue" Gery mengambil kertas lalu menghitung apa saja yang mereka perlukan.
"Semudah itu?" Pikir mereka.
"Lo ngapain Ger" Kara penasaran melihat Gery yang menulis angka-angka.
"Lagi ngitung berapa penghasilan kalo gue jual Lo sama tante-tante" gurau Gery.
