Jangan ngelamun!

69 9 22
                                    


"DORRR!" Kejut sing, ia berniat mengejutkan Lex, namun rencana berlian nya itu gagal.

"Woy jangan ngelamun." Ujar sing, Lex menoleh ke arahnya

"Kagak, gua cuma lagi mikir aja." Kelit Lex, sing hanya mengangguk saja.

"Lo kenapa dah akhir-akhir ini lain dari biasanya, ada masalah lu?" Tanya sing sembari meminum soda kalengnya

Lex menghela nafas nya sejenak, ia bangkit kemudian pergi dari sana. Perasaan nya sedang tidak menyenangkan.

"Woy kalau orang nanya tuh jawab! Elah, tunggu gua lex!"

Sing mengejar Lex, ia berlari namun ia tak berhasil menemukan teman nya itu.

"Lex!" Panggil sing, ia berhenti dan menatap sekelilingnya. Ia baru sadar, ia berada di belakang sekolah.

Sing yang merasa merinding pun kembali ke kelasnya.




Sesampai nya di kelas, Sing bersitatap dengan Lex. Ada sedikit hal yang mengganjal di hati sing, hanya saja ia mengabaikan itu semua.

"Lo kenapa ninggalin gua dibelakang sendirian?" Tanya sing, ia merangkul pundak temannya itu, Lex pun menatap sing

"Apa? Gua merasa gua daritadi di kelas aja, gak kemana pun." Sahut Lex, membuat Sing terkejut.

"APA-APAAN?! LO TADI DI BELAKANG SEKOLAH SAMA GUA YA BANGSAT!" seru sing, ia bahkan menatap lex tidak percaya.

"Gua sumpah di belakang tadi sama lo, dan lo pergi pas gua tanya." Ucap sing lagi setelah ia bisa mengendalikan diri

"Ya ya terserah. Gua ngantuk sing, jangan berisik" balas Lex, ia menumpukan wajahnya pada tangannya dan tertidur

Sing menatap lurus ke arah Lex, ada hal yang tidak benar sedang terjadi menurutnya. Semenjak kemarin, teman nya aneh, dan sekarang lebih aneh lagi.


Gak ada kemana-mana katanya!?

Apa-apaan, jelas-jelas dia duduk di belakang sekolah tadi.

Sing pun kembali ke meja nya sendiri, namun pandangan nya tak luput dari tubuh sang teman.

"Ada yang gak bener ini" gumam nya, ia pun berjalan keluar kelas, meninggalkan Lex sendiri di kelas.


Saat sedang berjalan-jalan, Sing tidak sengaja menabrak seseorang.

"Eh, sorry" ujar sing, ia membantu orang itu membereskan barang nya yang terjatuh.

"Ya gapapa," sahut orang itu.

Sing pun menyerahkan tumpukan buku itu kepada pemiliknya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat orang itu memiliki rupa yang hampir sama dengan .... Karakter game?

"Won hyunsik?" Gumam Sing pelan

"Ya, itu gue." Jawab orang di hadapan nya, Sing sedikit terkejut.

Orang itu dapat mendengarnya? Padahal ia yakin, itu suara terkecil nya sepanjang sejarah.

Sing terpaku sesaat, sampai ada yang menepuk pundak nya.

"Lo ngapain?"

"Eh" kejut sing, ia menoleh. Ah itu teman sekelasnya, Choi Soobin.

"Lo ngelamun?" Tanya soobin, Sing menggeleng.

"Nggak kok." Balas sing, ia pun pamit pada soobin dan pergi dari area sekolah.

Persetan dengan pelajaran, sekolah, ataupun tas nya yang masih tertinggal. Ia lebih mementingkan hal yang sedang terjadi dan menimpa sahabatnya.




Sing tiba di depan apartemen nya, ia langsung pergi menuju kamarnya dan mencari sesuatu disana.

"Shit, perasaan dulu gua punya." Monolog nya. Ia terduduk di ranjang nya, tiba-tiba ponsel sing berdering.



Lex

Sing mengangkat panggilan itu, hanya ada keheningan di dalamnya

"Halo? Kenapa lu telpon gua?" Celetuk sing, ia menunggu ada jawaban dari seberang sana

"Tas lu kenapa ditinggal?"

"Oh, gapapa. Biarin aja, ntar gua ambil lagi."

Tiba-tiba sambungan nya terputus, Sing menatap layar ponselnya.

Lex sekarang selalu mematikan panggilan sepihak, tanpa salam atau pamit maupun izin. Semakin aneh.


"Dia kenapa?" Monolog sing sembari menatap layar ponselnya.

Sing terkejut kala ponselnya bergetar lagi, ternyata itu panggilan dari papa nya. Sing menjawab panggilan itu

"Halo papa, kenapa?" Sapa nya dahulu

"Besok kamu pulang ya, nenek kamu sakit."

Sing terkejut, hatinya semakin gelisah.

"Tapi aku belum ada persiapan, belum izin juga ke pihak sekolah kalau aku mau pulang ke hongkong" ungkap sing dengan hati-hati

"Pulang saja, papa yang akan mengurus tentang sekolah mu. Kirim nomor rekening mu, papa transfer buat beli tiket"


Sing mengerti, ia berpamitan pada papa nya dan sambungan itu terputus. Sing menghela nafas lelah.

Ia menelpon Lex untuk membantu membawakan tas nya dan menyimpan nya untuk sementara waktu.

.....


"Halo"  sapa lex terlebih dahulu

"Lex, gua mau balik ke hongkong besok. Gak tau kapan baliknya, tolong bawa tas gua ya, simpenin dulu di apart lo" jelas nya

"Lo mau balik besok?" Tanya Lex

"Iya, nenek gua sakit jadi papa suruh gua pulang." Ujarnya

"Oke gua paham, hati-hati lo. Tas lo biar gua simpenin dulu"

"Thanks ya"

Setelah mengucapkan terima kasih, sing menutup panggilan itu. Ia bangkit dan bersiap untuk berangkat besok.

"Koper gua kemana njir" keluh sing, ia menggaruk kepalanya frustasi.

Dan banyak lagi hal yang menunjukan bahwa sing adalah manusia luar biasa.

Sore itu ditemani sing yang membereskan barangnya sambil grusak grusuk yang amat sangat menganggu. Syukur lah tetangga nya tidak protes.






TBC!

Keliatan ga alurnya mau kemana???? Tebak yok tebak, yang bener na kasih yupi ️ ☺️

GAMERS | LexhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang