Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yara atau yang kerap disapa Ara, memperhatikan cowok yang kelihatan lagi asik banget sama HPnya. Ara menatap kesal, pasalnya sejak 10 menit yang lalu saat mereka sampai di tempat ini, cowok dihadapannya cuma sibuk dengan benda mati pipih itu. Gimana gak kesal, mereka sudah lama gak ketemu, giliran ada waktu gini malah gak dimanfaatkan dengan baik buat ngobrol.
"Ga." Panggil Ara, ini sudah panggilan kesekian kalinya.
"Hmm." Cowok itu hanya menyahut singkat, tanpa menoleh kearah Ara sama sekali.
"Seru banget ya chatannya Ga, sampe kamu lebih milih itu ketimbang ngobrol sama aku." Ucap Ara lagi.
"Bentar ya Ra, bentar lagi." Jawabnya templet, karna sudah beberapa kali bilang hal yang sama.
"Ngechat siapa sih?" Tanya Ara, ia mencoba mendekatkan diri ke cowok itu, namun HPnya buru-buru dimatikan.
"Cuma groupchat kelas, biaslah lagi berisik."
"Yaudah kalau gitu taruh dulu HPnya." Pinta Ara, masih mencoba bersabar dengan cowok dihadapannya.
"Kenapa sih, Ra? Kamu perasaan marah-marah mulu, PMS?"Tanya cowok yang bernama Rega-pacar Yara saat ini.
"Siapa yang marah-marah sih, aku cuma minta kamu stop mainin HP. Udah jarang ketemu, giliran ketemu kamu malah asik sendiri sama HP. Padahal, hampir setiap hari chat aku kamu abaikan." Ucap Ara. Rega mau gak mau, memasukan ke dalam saku jaketnya.
"Pake ditanya." Ucap Ara kesel tapi setelahnya dia juga ikut tersenyum.
"Mau ngomongin apa sih, tumben ngajak ngopi."
"Mau ngomongin tentang hubungan kita."
"Hubungan kita kenapa?" Tanya Rega.
"Perasaan kamu saat ini ke aku gimana?" Tanya Ara, ia menatap serius ke arah Rega.
"Ya gimana? Aku sayang sama kamu." Ucap Rega tanpa berfikir panjang.
"Kamu hampir gak ada waktu buat aku? Ini pun kalau aku gak maksa ketemu juga gak tau deh bakal gimana lagi." Ucap Ara mengungkapkan isi hatinya.
"Ra, emang kondisinya kita sama-sama punya kesibukan kan."
"Kita masih disatu kepanitian yang sama cuma beda devisi doang tapi gak bisa ketemu udah kaya beda dimensi." Jelas Ara.
"Sama-sama sibuk kan?"
"Yaudah gimana kalau kita putus aja, toh sama-sama udah gak punya waktu buat bareng." Ucap Ara.
"Apaan sih Ra, tiba-tiba minta putus."
"Kamu ngerasa gak sih, makin ke sini hubungan kita rasanya gak tau arahnya kemana. Bahkan sebelum kepanitian festival mulai aktif, kamu juga sibuk sama urusan kamu, aku juga gitu. Ketemu super jarang banget, kamu gak ada waktu buat aku begitu juga sebaliknya. Kita jarang komunikasi, asik sama kesibukan masing-masing, better kita putus gak sih Ga?" Jelas Ara.
"Kenapa bisa kepikiran putus sih?"
"Aku juga gak tau kenapa kepikiran gitu, yang jelas kita butuh jade gak sih, Ga? Maksudnya kita sama-sama selesaikan kesibukan kita dulu."
"Kamu udah gak sayang aku?"
"Aku sayang banget sama kamu. Cuma mau dilanjutin juga bakal nyusahin kita berdua kan? Kita gak ada waktu buat bareng-bareng yang ada kita sama-sama capek sama hubungan ini, akhirnya malah saling nyakitin." Ucap Ara.
"Kamu serius dengan keputusan ini?" Tanya Rega, Ara mengangguk, "Aku sih ngikut keinginan kamu Ra, kamu bener mungkin kita lagi sama-sama cepek sama hubungan ini, kita emang butuh jeda buat mastiin apa hati kita masih ada ditujuan yang sama atau udah gak lagi." Ucap Rega, Ara lagi-lagi mengangguk.
"Tapi kita masih bisa temenan kan, Ga?"
"Gimana ya, aku pikir-pikir dulu deh untuk tetap temenan samamantan." Ucap Rega, Ara cemberut denger ucapan Rega, "Iya Ra, iya. Kita tetap teman." Lanjut Rega, dan Ara tersenyum.
Yara dan Rega, sepakat untuk pisah dan masih tetap berteman tanpa adanya rasa benci di hati masing-masing setelah lebih dari 4 tahun bersama.
Versi lengkap bisa dibaca di Karya Karsa ya. Id : mldagnaf / pyupyu94