Chassa POVKu tatap sekali lagi wajah ku dicermin kamar ku. Ku poleskan lip cream berwarna peach yang senada dengan dress polos tanpa lengan selutut yang ku gunakan saat ini. Rambut ku diikat rapi ke belakang, aku tidak pernah berubah, selalu mengikat rambut ku kebalakang. Walau banyak orang yang mengatakan kalau aku memiliki rambut coklat yang indah tetapi aku tidak suka menggerai rambutku, aku merasa risih.
"apa kamu sudah selesai Ca? Kita akan terlambat"
"yaa baiklah,10 menit lagi, Ma"
Hari ini yang telah lama ku tunggu, aku akan bertemu dengan seseorang yang sangat aku rindukan. Sahabat sejak aku duduk di bangku sma, orang yang selalu menjaga ku dulu. Tapi aku tak pernah melihat wajah tampan itu lagi, seorang lelaki yang begitu baik dan perhatian. Pergi tanpa sempat aku ucapkan kalimat itu, kalimat cinta yang telah aku pendam sejak awal kami bertemu.
-flashback-
"Aku akan segera pergi ke Jerman beberapa hari lagi"
"Hmm"
"Apa kau tidak ingin mengatakan kata sampai jumpa lagi atau selamat tinggal?"
"Aku mau tentu saja, hanya saja...."
"Hanya apa? Katakan padaku Ca"
"Tidak ada, jika kau mau pergi, pergi saja!"
----------
Percakapan bodoh itu terngiang lagi di kepala ku. Yaa aku memang bodoh, bodoh karena aku tidak bisa mengucapkan bahkan kata selamat tinggal, marah akan kepergiannya yang sangat cepat, marah karena aku tidak bisa melihatnya lagi, marah karena tidak akan ada lagi lelaki yang akan menjaga ku seperti adiknya sendiri.
-------------
Aku dan mama memasuki cafe yang sangat ternama di kotaku, aku memesan minuman favorit ku, hot chocolate dan memesankan mama hot cappucino. Ya sengaja aku pesan minuman hangat karna cuaca diluar yang sedang tidak bersahabat.
"Kenapa anak mama cantik sekali hari ini?" puji mama dengan senyum tulus.
"Tidak ada hanya ingin terlihat cantik untuk menyambut orang yang sangat spesial" jawab ku jujur, lalu menyesap hot chocolate ku.
Aku memang selalu terbuka dengan mama, sejak dulu mama sangat tau kalau aku menyukai lelaki itu.
"Mama senang kamu bahagia akan bertemu dengannya harini, setelah hampir 8 tahun kalian tidak bertemu, baru hari ini mama bisa melihat mu sangat sumringah dan bersemangat"
Aku tersenyum tipis dan tepat saat aku akan menjawab perkataan mama, handphone ku berdering tanda sebuah pesan singkat masuk
From: 0812*******
Sorry i have something important to do in the office. i will come on 11.
Aku melihat benda kecil di pergelanganku, kulihat jam menunjukan pukul 9 pagi.
Ku ketikkan sebuah pesan singkat untuk membalas pesan lelaki itu.
To: 0812********
Okay, i'll wait. Can't wait to see u.
"Apa ada masalah?" tanya mama cemas saat melihat air muka ku yang tiba tiba berubah
"Tak ada, Ma. Dia akan terlambat" jawabku sambil tersenyum tipis
---------------
"Chassa?"
ku tolehkan kepala ku dari kaca cafe ini saat mendengar suara berat itu.
Kata pertama yang aku pikirkan saat melihat wajahnya yang tersenyum manis sekali hanyalah tampan. oh tidak tidak dia sangat sangat sangat tampan!!Sungguh aku sangat merindukan sosok lelaki dihadapanku saat ini. Tidak banyak yang berubah, Dia semakin tampan dengan rahang yang tegas, hidung yang mancung dan matanya yang sangat aku rindukan, mata bulat berwarna coklat terang itu. Dia sangat berwibawa dengan stelan jas berwarna biru tua dan kemeja nya yang berwarna sedikit lebih muda dari jasnya, dan ya tidak lupa dasimya yang sangat rapi masih melingkar dilehernya.
"Ya" hanya satu kata itu yang dapat keluar dari bibirku. Aku sungguh terpesona dengan penampilannya. Kurasa dia menggunakan pakaian kerjanya sehingga terlihat sangat rapi.
"Hi, Ca. Long time no see" Sapa nya dengan senyum tulus nya yang selalu bisa membuat aku meleleh.
"Hi, Dave" Jawabku singkat, dengan senyum yang aku yakin sangat lebar saat ini.
"Hallo tante Amy, bagaimana kabar tante?" Dave langsung mengambil tangan mama dan menyalaminya.
"Baik, Dave. Kamu semakin tampan saja" Puji mama lalu dengan sengaja melirik ku dengan senyum jahil nya
"Maaf terlambat, Ca, Tante. Ada urusan penting di kantor" jelas Dave pada kami.
"Tidak masalah, duduklah, Dave"
Dave duduk dihadapan ku, ku pandangi wajahnya yang semakin tampan ini. Oh seandainya tidak ada mama saat ini aku pasti akan menghambur ke pelukan lelaki ini dengan penuh rasa rindu. Tapi takbisa karena mama saat ini ada di sampingku. Mama ikut karena papa sedang di luar negeri
dan mbak Sumi pun sedang pulang kampung. Aku tidak tega meninggalkan mama sendiri dirumah, lagipula mama pun juga mengenal Dave dekat."Bagaimana kabar mu, Ca? Sudah hampir 8 tahun kita tidak bertemu" tanya Dave
"Baik, sangat baik!" Jawabku penuh semangat. Dave hanya tersenyum geli mendengar jawabanku, ralat bukan tersenyum geli, dia sedang menahan tawanya. Aku hanya bisa menunduk malu.
"Maaf aku lama, Dave" potong seorang wanita yang entah darimana tiba tiba sudah berdiri disamping meja kami.
Seorang wanita yang sangat anggun dan dewasa dengan pakaian formalnya. Sepertinya dia teman kerja Dave. Dengan rok pensil bewarna hitam selutut yang memperlihatkan lekuk badannya yang seksi, dan blouse merah dengan belahan dada yang cukup rendah. Hmm sangat cantik.
Tunggu dulu, dia memanggil lelaki ini Dave? Tidak, Dave tidak suka dipanggil seperti itu. Hanya orang spesial baginya yang boleh memanggil begitu. Hanya aku dan keluarganya yang memanggilnya begitu. Apakah wanita cantik ini adiknya? Seingatku, Dave tidak punya adik. Dia hanya memiliki kakak perempuan bernama Delcia. Dan kakaknya sudah bersuami tidak semuda wanita ini.
"Tidak apa, Tif. Maaf Ca, Tante bolehkan Tif duduk disini?" tanya Dave pada kami.
"Ya tentu Dave" jawab mama. Aku hanya mengagguk kaku masih memperhatikan wanita yang dipanggil Tif ini.
"Kenalkan Ca, Tante Amy, ini Tiffany. Tunangan saya" jelas Dave kemudian.
***
YOU ARE READING
Best friend or Lover?
RomanceAku bertemu dia saat hari pertama masuk SMA. Davin Alexandra, lelaki tampan yang menjadi sahabatku dimasa SMA, aku hanyalah gadis pecicilan yang seperti anak kecil; menyukai Davin dan memutuskan untuk tetap menjadi sahabatnya agar tetap berada di de...