Chassa POV
"Baiklah, anda bisa bekerja mulai besok. Ini alamat rumah saya, saya tidak mau anda ter-lam-bat besok. Jam 9 pagi saya yang akan mengawasi pekerjaan anda"
Aku terkejut saat tiba - tiba saja Dave berbicara begitu formal padaku. Sejak tadi kami memang hanya diam. Rey dan Tiffany lah yang banyak berbicara dan mencairkan suasana disini. Akupun hanya memasang senyum palsu seolah menikmati obrolan bersama mereka. Sementara Dave hanya membuang muka ke arah jendela tak mau menatap satupun diantara kami bertiga. Pertemuanku yang pertama kali dengan klien berubah menjadi reuni teman kuliah! Sungguh menyebalkan.
"Baik, Tu-an" jawabku menekankan kata Tuan untuk membalas ucapan nya tadi.
Dave tampak terdiam mendengar ucapanku. Bahkan Rey sepertinya bingung dengan aku dan Dave yang tiba - tiba bertingkah aneh. Padahal tidak terjadi apa - apa sebelumnya kecuali makan bersama kemarin yang berakhir dengan dia memaksaku pulang.
"Rey kurasa aku harus pulang sekarang aku dan Tiffany ada urusan lain dikantor"
Tiffany hanya diam dan tampak terkejut mendengar ucapan Dave.
"Tapi Dave...."
"Sudahlah, ayo Tif" ucap Dave dingin.
Dave dan Tiffany meninggalkan aku dan Rey di restoran itu. Bahkan kami belum makan siang hanya duduk mengobrol dimeja itu.
"Apa kalian sedang bertengkar? Bukankah kalian sudah saling kenal?"
"Aku tidak tahu Rey. Tiba - tiba saja ia bersikap aneh setelah melihatku yang akan bekerja sebagai designer interiornya." ucapku lesu.
"Aku rasa ada hal lain diantar kalian berdua. Ck! Kau berhutang cerita padaku, Cha. Ayo pesan makanan dulu, kau juga pasti belum makan siang kan?"
Berhubung kami memang berada di restoran masakan Italia, aku pun hanya memesan makanan yang menurut feelingku tidak akan aneh karna bahkan akupun tak banyak mengenal nama yang tertulis di menu. Grilled salmon sepertinya enak.
Setelah memesan sambil menunggu makanan aku bercerita pada Rey, tidak; aku tidak mengatakan kalau aku memiliki perasaan lain pada Dave.
"Kurasa kalian lebih dari teman dekat. Ayolah Chassa. Jangan coba membohongiku, aku memang baru mengenalmu. Tapi sepertinya kau suka pada Dave?"
Aku terdiam mendengar pertanyaan itu. Atau lebih cocok disebut pernyataan.
Hahahaha kau begitu mudah tertebak, Ca.Aku diam saja tak menggubris ucapan Rey tadi. Aku menyeruput minumanku.
"Dan aku rasa, Dave juga suka padamu."
Uhukkk! Aku langsung tersedak mendengar ucapannya itu.
"Astaga Chassa. Kau begitu terkejutnya?" Ucap Rey sambil menahan tawa.
"Dia marah karna kau terlihat begitu dekat denganku. Ya baiklah, ku akui aku memang senang bermain wanita. Kurasa ia takut aku menjadikanmu salah satu wanita ku. Tapi aku tak akan melakukan hal itu padamu. Lihat lah kau masih sangat kecil. Seperti anak SD" lanjut nya dengan tawa yang kencang.
Aku tak menjawab apapun perkataannya. Rey benar aku lebih cocok dipakaikan pakaian anak SD atau SMP karna badanku yang sangat mini.
Saat tak lama seorang pelayan membawakan makanan kami, aku langsung melahap makanan itu malas melanjutkan pembicaraan dengan lelaki sok tau ini.
***
Aku berdiri di depan sebuah rumah megah -besar dan sangat luas, bercat coklat muda yang membuat mata betah berlama - lama menatapnya. Aku masuk ke dalam mobil lagi lalu memarkirkan mobilku. Ku ambil sling bag favorit ku, beberapa berkas di dalam map dan laptopku. Aku melihat jam yang melingkar di tangan kiriku, masih 5 menit sebelum jam 9. Belum terlambat pikirku.
YOU ARE READING
Best friend or Lover?
RomanceAku bertemu dia saat hari pertama masuk SMA. Davin Alexandra, lelaki tampan yang menjadi sahabatku dimasa SMA, aku hanyalah gadis pecicilan yang seperti anak kecil; menyukai Davin dan memutuskan untuk tetap menjadi sahabatnya agar tetap berada di de...