Davin POVSetelah 8 tahun aku tinggal di Jerman, akhirnya aku bisa kembali ke negara kelahiran ku ini.
"Tif, ayo cepat supirku sudah menunggu. Aku sudah tidak sabar bertemu Mama dan Papaku. Kamu juga pasti merindukan orang tuamu kan?" Tanyaku pada Tiffany.
Tiffany Calistia Brianda, tunangan ku semenjak setahun lalu, anak satu satunya Pak Brianda, salah satu pemegang saham di perusahaan papa. Awalnya dia hanyalah rekan kerja ku di kantor papa di jerman. Papa yang menyarankan dia menjadi sekretarisku selama di Jerman. Tapi karna aku tidak akan lagi bekerja di kantor papa di Jerman, aku akan bekerja dikantor pusat milik papa. Ya tentunya aku harus mengajak Tiffany juga, tidak mungkin aku meninggalkan sekretaris kesayanganku yang bisa bekerja sangat profesional. Dan papa - mama pun menyetujui permintaan ku ini. Aku menyukai dia, tapi aku hanya suka karena dia adalah gadis yang lembut, sopan, baik hati, anggun dan dewasa. Aku bertunangan dengannya atas permintaan mama, walaupun aku tidak menolaknya sama sekali. Toh selama ini aku tidak pernah dekat dengan wanita manapun kecuali seorang sahabat ku di waktu SMA dulu. Saat aku sampai di rumah nanti, aku akan mencari nomor hp nya atau sosial media nya, aku ingin bertemu dengan wanita mungil itu, rasanya aku rindu sekali bercerita dengannya, aku akan memperkenalkan padanya wanita disampingku ini yang mungkin -aku tidak tahu pasti kapan- akan menjadi calon istriku.
------------
"Dave, terima kasih sudah mengantarku" ucap Tiffany halus dengan senyum khas nya."Ya, Tif" jawabku singkat. Aku segera ingin pulang dan mengerjakan tugasku untuk bekerja dikantor papa besok sebagai CEO.
"Hati - hati ya, Dave. Salam untuk Mama dan Papa mu" lanjut Tiffany. Aku hanya balas tersenyum, lalu mengecup bibir Tiffany singkat.
"Istirahatlah, Tif" perintahku padanya. Ia hanya tersenyum padaku. Aku pun masuk ke dalam mobil dan supir menjalankan mobilku untuk segera pulang kerumah, aku juga butuh istirahat.
-------------
Aku sudah sampai dirumah, sekarang aku berada di lantai dua rumahku, didepan pintu kamarku. Aku membuka kamarku, tidak ada yang berubah, tetap rapi dan bersih. Ya aku yakin semua pembantu rumah tangga mama melakukan tugasnya dengan baik.
Aku berdiri didepan rak buku ku. Ku lihat buku tahunan semasa aku SMA. Teringat olehku untuk mencari kontak Chassa. Dan setelah membolak balik buku tersebut, disitulah aku temukan foto Chassa yang sangat sangat imut. Dan kulihat ada nomor hp tertera di datanya. Ku ambil hp ku dari kantong, dan ku coba menelpon nomor tersebut berharap masih bisa di hubungi.
"Haloo" ucap seorang wanita di seberang.
Aku terdiam. Aku bingung harus mengatakan apa padanya. Sudah 8 tahun aku tidak mengobrol dengannya, aku takut dia masih marah karena kepergianku ke jerman tepat saat hari kelulusan.
"Hi, Chassa. Bisa kita bertemu?" Ucapku ragu.
Dia tidak menjawab, aku yakin dia sangat kaget. Atau mungkin dia tidak mengenali suaraku?
"Dave?" Tanyanya ragu
"Yes, Ca. Bisa bertemu? Aku baru saja kembali dari Jerman. Aku rindu sekali pada sahabat ku yang aku yakin sampai sekarang tetap berbadan kecil seperti anak SD" jawab ku mencoba menyairkan suasana yang terasa kaku
".........."
"Ya, aku baru pulang. Maafkan aku"
".........."
"Baiklah, ayo bertemu di cafe itu. 2 hari lagi jam 9 pagi" jawabku tegas
"........."
"Okay than, just text me where the cafe is. Hmm ini sudah jam 9 malam. Maaf aku mengganggumu. Sudah sangat larut untuk anak SD mengobrol jam segini"
YOU ARE READING
Best friend or Lover?
RomanceAku bertemu dia saat hari pertama masuk SMA. Davin Alexandra, lelaki tampan yang menjadi sahabatku dimasa SMA, aku hanyalah gadis pecicilan yang seperti anak kecil; menyukai Davin dan memutuskan untuk tetap menjadi sahabatnya agar tetap berada di de...