Unexpected meeting

430 11 0
                                    

Yang di multimedia itu bayangan aku buat Tiffany Calistia Brianda ya guys!

Happy reading.

****

Chassa POV

Aku membaca ulang print out email yang dikirim oleh sekretaris Reyhan. Ini masih jam 6 pagi dan masih cukup lama sebelum jam makan siang untuk makan bersama klien pertamaku. Melihat dari keinginan dan selera warna yang dituliskan oleh klien ku ini, aku yakin orang ini adalah orang yang sangat berkelas. Ku tutup berkas itu lalu aku langsung berdiri menuju kamar mandi, aku memutuskan untuk mandi air hangat karna cuaca yang cukup dingin karna semalam hujan turun begitu deras.

Setelah mandi aku menggunakan baju kaos berwarna pink dan hotpants yang tidak terlalu ketat. Aku turun menuju dapur, sudah lama aku tidak ikut mengacaukan dapur, ku lihat mbak Sumi sedang menyiapkan sarapan untuk kami. Aku tahu betul masakan mbak Sumi enak, dia sudah bekerja dirumah ini sejak 15 tahun terakhir dan merupakan satu - satunya pembantu yang bekerja disini.

"Aku saja yang masak mbak"

Mbak sumi menoleh lalu mengangguk padaku. Aku mengambil alih pekerjaan mbak sumi yang sedang memotong - motong bawang tipis.

"Mbak beresin meja makannya aja" pintaku.

"Iya non Caca" ia berlalu keruang makan.

Setelah selesai memasak nasi goreng aku meletakan 3 piring itu diatas meja makan, aku meminta mbak Sumi membuatkan susu coklat kesukaanku.
Tak lama mama dan papa duduk di meja makan lalu menyendokan nasi goreng itu dengan semangat. Setiap kali aku masak Mama dan Papa begitu semangat untuk mencicipinya, aku memang belum bisa memasak banyak macam makanan, tetapi beberapa yang sudah aku pelajari dan hapal resepnya luar kepala pasti terasa lezat, begitulah kata mama waktu itu.

Setelah selesai sarapan aku kembali ke kamar dan segera berganti pakaian, jam masih menunjukan pukul 9 pagi tapi aku akan ke mall sebentar untuk mencari baju yang lebih pantas untuk bertemu klien. Baju yang aku miliki memang terlihat kekanak kanakan. Selera yang tidak pernah berubah dari aku SMA.

Aku mengambil baju berlengan pendek berwarna nude, dan memadukannya dengan jeans selutut ku. Aku hanya menguncir rambutku setengah, memoleskan lipcream berwarna peach dan menyemprotkan parfume beraroma vanilla, favoritku. Aku mengambil flatshoes berwarna hitamku, yang ku padukan dengan sling bag berwarna coklat. Aku mengambil tas tangan berwarna coklat tua dan stiletto 10cm ku. Ku letakkan tas tangan dan stiletto itu di bangku belakang mobil. Lalu ku jalankan mobilku menuju mall favoritku untuk berbelanja.

***

Aku memandang pantulan tubuhku dicermin. Aku memang tidak kurus, aku sedikit berisi, tapi tidak terlalu gendut. Aku sudah membeli sebuah dress ketat yang sangat pas ditubuh ku yang hanya setinggi 155cm. Dress berwarna coklat muda yang akan senada dengan tas tanganku, dengan belahan dada yang hmmm cukup terbuka. Sexy but still polite? Tak lupa tadi aku sedikit memoleskan make u tipis, sehingga tidak terlihat pucat. Aku berjalan masuk menuju restoran yang sudah di pesan Reyhan dan klien kami, aku melihat Reyhan sudah duduk sambil memainkan Ipadnya di kursi. Aku berjalan mendekat, saat ia menyadari kehadiranku. Matanya menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki, ia tersenyum senang.

"Cantik sekali , Chassa. Calon istri klien ku bisa kalah cantik bila disandingkan dengammu" pujinya sengaja menggodaku. Aku hanya terseyum tipis. Ia menyuruhku duduk di sampingnya. Sambil menunggu klien kami datang aku duduk sambil memperbaiki tataan rambut coklat ku yang ku biarkan tergerai saja.

"Mereka datang" ucap Reyhan kemudian.

Aku segera berdiri melangkah sedikit dari meja kami, aku mengikuti arah pandangan Reyhan, dan yang kulihat adalah dua orang yang sangat serasi, seorang yang sangat tampan dengan tubuh tinggi memeluk pinggang seorang wanita cantik yang berpenampilan sangat berkelas itu posesif seakan tak ingin ada orang lain menyentuh gadisnya sedikit saja. Tubuhku tiba tiba saja lemas dan rasanya tenggorokanku kering sekali. Tapi aku tidak sama sekali kaget dengan apa yang aku lihat, aku sudah pernah melihat sepasang kekasih ini sebelumnya, aku hanya tersenyum masam saat mereka akhirnya tepat berdiri didepan kami.

"Hi bro, ah sungguh serasi sekali calon suami istri ini" ucap Reyhan santai, namun aku bisa menangkap nada sedikit terluka di kalimatnya. Ada apa? Apakah Reyhan menyukai wanita ini? Atau justru ia menyukai lelaki ini? Bisa sajakan? Astaga aku menahan tawaku geli, tapi tidak mungkin pemikiranku yang kedua yang benar.

"Ini karyawan baru kami, dia yang akan mengurus interior untuk rumah mu. Jangan khawatir dia sudah memiliki banyak pengalaman di perusahaan lamanya" jelas Reyhan untuk memperkenalku.

Lelaki dan wanita ini sepertinya belum menyadari kehadiranku.
Aku maju selangkah dan dengan beraninya memperkenalkan diriku pada klien ku ini.

"Hi, Dave dan Tiffany. Aku yang akan mengurus semua keperluan rumah kalian" ucapku lalu kuberikan Dave senyum sinis. Ku lihat Tiffany terdiam kaget menatapku. Tapi tidak dengan Dave aku melihat tatapan nya yang sangat marah padaku. Entahlah apa yang membuatnya marah, apa karena aku tak sopan barusan dengan klien ku? Masa bodo Dave aku sungguh kesal harus bertemu denganmu disaat seperti ini setelah beberapa hari lalu kau mengajakku makan bersama lalu menghilang lagi tanpa kabar. Aku harus bisa menyelesaikan pekerjaan ku dengan klien tersayangku ini.

"Kamu sudah mengenal Dave?" Tanya Reyhan padaku.

"Ya, teman lama, Rey" jawabku singkat.

"Wah kebetulan sekali, kita tidak perlu canggung lagi. Karena Dave dan Tiffany ini adalah teman dekatku semasa di Jerman, Aku dan Dave adalah teman satu kampus, dan Tiffany adalah anak kampus sebelah yang tinggal di apartment yang sama dengan kami. Kamar kami bersampingan" jelas Rey padaku.

Oh rupanya reuni teman lama, huh? Jadi Dave bertemu Tiffany saat di Jerman. I see.

Aku hanya mengangguk lalu tanpa mau mendengar penjelasan dari mereka lagi, aku langsung mengajak Rey untuk membahas mengenai pekerjaan terlebih dahulu, aku ingin segera pulang bila tugasku sudah selesai. Tidak ingin berlama- lama dengan orang - orang ini.

***

Best friend or Lover?Where stories live. Discover now