Rescue Mission [ part 3 ]

19 9 0
                                    

Kanna dan yang lainnya segera mengarahkan semua alat pengintai terbang berpeluru jarum listrik racun itu ke para penjaga diarea luar gedung. Lalu dengan cepat Dizy (Asisten Riko) menekan tombol pelepasan peluru ketika semua alat tersebut berhenti tepat didekat musuh.

Seketika semua penjaga yang ada di sana terkejut dengan serangan dodakan itu. Hanya dalam waktu beberapa detik, satu persatu penjaga itu tumbang.

Semua bodyguard Papa langsung menyingkirkan para penjaga itu kedalam mobil box yang sudah mereka siapkan sejak awal. Setelah itu, semua bodyguard menyamar sebagai penjaga. Tim C dan D dengan lihai menyelinap menuju ke dalam rumah itu. Lalu mereka menyapu bersih penjaga di lantai 1 tanpa menimbulkan kericuhan.

Mereka melanjutkan langkah menuju lantai 2. Tim A dan Tim B langsung masuk ke lantai 3 melalui jendela yang terbuka. Kedua tim ini kemudian bersembunyi dibalik tumpukan kotak kayu dan tumpukan kardus. Mengawasi pergerakan beberapa orang yang tampak sedang bercakap-cakap.

"Lo tau ga sih tuh cewek lemah banget," ujar Rody

"Kok lo bilang gitu? Emang kenapa, Bro?" Tanya Bibo

"Iya, penasaran gue," timpal Dido

"Salah sendiri nekat mau coba kabur. Ga salah dong kalau gue gampar dia. Tau ga dia malah pingsan lagi," ujar Rody

"Ahahaha...." terdengar tawa keduanya

'Benar-benar orang ini perlu diberi pelajaran,' batin Kio

'Wah! wah! Nyari mati nih orang,' batin Kano

'Awas aja sampai dia kenapa-kenapa,' batin Anzi

Percakapan orang-orang itu terdengar jelas ke semuo anggota keluarga Adriza dan juga yang lainnya. Semua yang mendengar percakapan itu menjadi geram, terutama kakak-kakak Lea.

'Gue ga akan biarin kalian hidup tenang!' batin Arka kesal

'Kalian memang perlu diberi pelajaran!' batin Lano

'Gua gak akan beri ampun ke kalian!' batin Glen

'Bukan adik gue yang mati, tapi kalian yang mati!' batin Arlen


👑


Di dalam ruangan Anca tampak mulai tersadar dari pingsannya. Meski ada rasa aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya. Tubuhnya terasa lebih lemas dari sebelumnya. Ia mencoba lagi untuk melepaskan ikatan tali yang mengikat tangannya. Anca terus berusaha meski ikatan itu belum juga bisa ia buka.

"Mmm...." gumam Anca

'Astaga! Kenapa bisa susah sekali membuka ikatan ini?! Mereka harus diberi pelajaran!!' batin Anca kesal

'Sial! Aduh! Papa Sama Mama pasti khawatir karena aku belum pulang. Aku jadi ingkar janji. Oh iya, dimana ponselku?' batin Anca lagi

'Gawat! Ponselku hilang, pasti ulah mereka. Duh! Apa Papa Sama Mama tau aku ada disini?'

'Erat banget sih talinya, susah banget buat dilepas. Apa aku harus pasrah atau tetap berusaha walau aku tak yakin ikatan tali ini bisa lepas tanpa bantuan dari orang lain'


👑


"Tim C, Tim D, Apa semuanya sudah clear? Ganti," tanya Riko

"Lantai satu clear, Rik. Ini kami sedang menuju lantai 2. Ganti," sahut Arka

"Tetap waspada, Tim A dan B tetap awasi mereka baik- baik, laporkan jika ada sesuatu. Ganti," ujar Riko

Azlea Claryanca [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang