Pencarian Data Dia

19 9 0
                                    

“Bagaimana, Riko? Apa saja yang sudah kau temukan?” Tanya Realdo pada Riko

     Realdo menyerahkan pencarian bahan-bahan untuk membuat penawar racun itu kepada anak buah yang paling terlatih. Supaya lebih cepat untuk menemukan dan menyelesaikan pembuatan cairan penawar tersebut. Makanya ia menemui Riko, mungkin dari Riko ada petunjuk lain yang bisa ia dapatkan.

       “Baru beberapa sih salah satunya dari riwayat telepon terakhir di ponsel milik salah satu dari tiga penjahat itu. Setelah ku coba telusuri yang kutemukan hanya namanya itu ‘D’, jenis kelaminnya laki-laki dan sepertinya sang pelaku sengaja menggunakan ponsel lain dan kartu nomor sekali pakai lalu ia buang begitu saja” jawab Riko sambil tangannya masih bergerak diatas komputer canggihnya
      
       “Tapi ada sesuatu yang aneh” Kata Riko yang membuat Realdo menjadi bingung

       “Apanya yang aneh?” Tanya Realdo yang tak mengerti arah pembicaraan Riko

       “Disini terdata jika si ‘D’ itu umurnya hanya 1 tahun lebih tua dari Nona Lea. Soalnya, tak ada data yang berkaitan dengan dia. Cukup membuatku bingung” ucap Riko jujur

       “Ayolah, bukankah kau bisa meretasnya. Coba kau cari tahu lebih dalam tentang dia” pinta Realdo pada Riko

       “Akan ku coba semaksimal mungkin, tapi jangan menyuruhku untuk cepat-cepat. Aku butuh waktu lumayan lama untuk ini” ucap Riko

       “Tapi ku harap kau bisa lebih cepat” ujar Realdo

       “Iya-iya, akan ku usahakan untuk bisa lebih cepat” sahut Riko sambil memutar kedua bola matanya

👑

     Untungnya bahan-bahan untuk menyelesaikan pembuatan cairan penawar itu bisa mereka dapatkan dalam waktu beberapa jam saja, sehingga Dizy bisa menyelesaikan cairan penawar buatannya.

     Ia tak punya banyak waktu untuk bersantai saat ini, setelah ia coba uji cairan penawar buatannya itu hasilnya berhasil dan sesuai dengan yang ia harapkan.

     Ia menemui Realdo untuk membantunya mengantarkan penawar itu ke rumah sakit. Akan sangat berbahaya jika mereka sampai terlambat mengantarkan penawar itu pada Lea. Realdo pun mengambil kunci mobilnya dan mengantarkan Dizy dengan cepat namun hati-hati. Butuh 15 menit untuk bisa sampai di sana.

     Sesampainya di rumah sakit, Dizy langsung bertanya pada resepsionis dimana ruang Lea dirawat. Perawat itu mengatakan jika pasien atas nama Evelyn Azlea Claryanca Adriza ada di ruang ICU. Perawat itu juga menunjukkan arah jalan menuju ke sana. Dizy pun berterima kasih pada perawat itu dan ia juga Realdo segera pergi menuju ruang ICU.

       ‘Apakah Dizy berhasil membuat cairan penawar itu? Aku harap ia bisa lebih cepat ia membuatnya’ Tanya Osean dalam hati

     Ketika Osean sedang diam memikirkan sesuatu, Arka menepuk pundaknya dan mata anak laki-lakinya itu melirik ke arah dua orang yang sedang berjalan cepat ke arah mereka.

     Dizy dan Realdo, dua orang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang. Dizy membawa sebuah botol berisi sebuah cairan yang Osean yakini itu cairan penawar buatan Dizy.

       “Kau berhasil membuatnya? Sudah kau uji coba?” Tanya Osean memastikan Dizy melakukan tugasnya dengan benar

       “Sudah, Tuan Sean. Boleh sekarang aku masuk ke dalam sana? Kita tak punya waktu banyak hanya untuk basa-basi menanyakan hal ini” ucap Dizy yang sangat khawatir menyia-nyiakan waktu lebih lama

     Osean pun mengangguk dan mempersilahkan Dizy untuk masuk ke dalam ruang ICU. Aroma khas rumah sakit menguar di indra penciuman Dizy. Terakhir kali ia ke ruangan itu lima tahun yang lalu. Dia pun lanjut melangkah mendekati seorang gadis yang ada diatas ranjang rumah sakit itu.

     Teringat olehnya senyum ceria dan manisnya tingkah laku Lea padanya, jujur saja ia rindu sekali dengan gadis yang ada didepannya itu. Namun kini didepannya yang terlihat justru banyak alat medis yang menempel pada gadis itu.

     Tanpa pikir panjang Dizy mengambil suntikan dari balik kantong jaket khususnya. Ia mengambil isi cairan penawar dari botol yang ia bawa tadi. Dengan lembut ia oleskan tisu alkohol sebelum dirinya menusukkan jarum suntik itu pada lengan Lea. Cairan penawar itu perlahan masuk kedalam tubuh Lea. Dizy berharap cairan penawar itu cepat bereaksi. Setelah itu ia keluar dari ruangan itu.

       “Aku sudah melakukan tugasku, kita hanya perlu menunggu penawar itu bereaksi ke tubuh Nona Lea” ucap Dizy sembari menutup pintu ICU

       “Baiklah jikalau begitu” ujar Osean yang menjadi cukup tenang dari sebelumnya

       “Omong-omong, Angelina dan Arlano kemana? Apa Black Monster juga sudah pulang?” Tanya Dizy sebab ia hanya melihat Osean, Arka dan para bodyguard saja.

       “Mama dan Lano juga Black Monster sedang ada di kantin rumah sakit, mungkin jalan-jalan sebentar untuk membuat mama lebih tenang”

     Bukan Osean ataupun bodyguardnya yang menjawab tapi Arka. Setelah sekian lama akhirnya Dizy akhirnya mendengar Arka mengatakan sesuatu lebih panjang dari biasanya.

     Ya seperti kita tahu Arkava Reano Adriza adalah sosok laki-laki pendiam dan jarang berbicara tapi bukan berarti ia bisu. Laki-laki berusia 18 tahun itu, hanya mengatakan hal seperlunya.

     Jika ada yang melihat ia berbicara lebih dari biasanya itupun ketika ia sedang berada bersama Lea. Anak laki-laki yang memiliki hobi bermain basket, mendengarkan musik dan bermain alat musik, berenang dan bermain senjata itu sangat luluh jika Lea meminta sesuatu padanya.

     Baginya Lea adalah segalanya, rasa sayangnya pada Lea sama besarnya dengan rasa sayangnya ia pada mamanya. Dia dulu tak menjadi pribadi yang sangat pendiam seperti sekarang, pribadi ini ada semenjak lima tahun yang lalu.

👑

Hayo, sudah bisa menebak siapa pelaku utama sebenarnya? (Komen disini)

Kuy buruan baca dan nantikan update part selanjutnya🤗

See you, Adriza's 🤍

Love you all 🤍

Thank you yang udah baca cerita aku sampai saat ini🤗

Azlea Claryanca [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang