DLM -1

311 20 1
                                    

gemerlap matahari yang menyinari flat kecil yang berisikan dua orang wanita—satu paruh baya yang satunya lagi anak gadis yang saat ini tengah bergelut dengan selimut dan bantal gulingnya.

"kookie bangun nak—hei bukannya anak eomma ada mata kuliah pagi eoh? ayo bangun—nanti kau terlambat kekampus" wanita paruh baya yang kini tengah membangunkan anak gadis yang hanya menjawab dengan gumaman.

"eunggh eomma—Kookie akan mandi" ia beranjak dari kasurnya menuju bilik mandi yang ada di luar kamarnya—ia berjalan gontai sambil menutup matanya.

"setelah mandi, makan lah eomma sudah menyiapkan sarapan nee?" ucap sang eomma yang sedikit berteriak "Nee"

setelah beberapa jam menyelesaikan mandinya dengan segera ia menyambar makanan yang dibuat sang ibu, lalu setelahnya ia bergegas ke kampus——

—ayo lah!? dia ga bisa terlambat dan bermalas malasan, bisa bisa beasiswa nya di cabut karna ia melakukan kesalahan seperti itu—hmm mana mungkin sanggup ia membayar uang kuliah.pikirnya

"kookie!!" panggil seorang wanita yang terlihat lebih pendek dari nya. "jiminie bantet jangan berteriak bodoh" yang di bilang bantet hanya terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Jeon Jungkook, anak tunggal dari Jeon Sehun dan Jeon Luhan, mereka adalah keluarga bahagia hanya saja kebrengsekan sang ayah yang meninggalkan mereka membuatnya dan sang ibu harus menderita seperti ini. Jungkook atau kerap di panggil Kookie ini adalah wanita mandiri seperti—

—saat ini , ia sepulang kuliah akan bekerja di cafe milik salah satu sahabatnya—sebenarnya tak sahabatnya , hanya kenal dan menerima nya di cafe ini untuk bekerja paruh waktu. Cafe Loyalty milik Kim Seokjin yang sederhana namun elegant.

"kookie sudah datang eoh?" Seokjin baru saja datang untuk mengunjungi Cafe nya hari ini , ia melihat gadis yang sudah dia anggap sebagai adek nya sendiri kini tengah mengepel dan mengelap meja sebelum pelanggan ramai.

"ahh eonni, membuat kookie kaget saja." ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya kedepan, membuat Seokjin sedikit mencubitnya karna gemas "aishh kenapaa kookie semakin menggemaskan?" Kookie semakin menggembungkan pipinya—

—benar saja, ia sedang kesal karna kaget dan di cubit begini "semangat bekerja eoh? nanti malam akan bergajian" mata Jungkook berbinar mendengar kata gajian—sebenarnya ingin meminta gaji terlebih dahulu karna ingin membawa ibu nya untuk kontrol kerumah sakit.

dia dengan perasaan gembira kembali bekerja sambil bersenandung, membuat Seokjin mengulum senyum—sebenarnya sangat ingin ia makan saja pipi menggemaskan Jungkook namun bisa saja gadis itu akan mengamuk nantinya.

diwaktu yang sama ditempat yang berbeda, wanita paruh baya susah payah berjalan menuju supermarket hanya untuk membeli persediaan makanan yang hampir habis di dapurnya.

brakk

"apa apaan kau!??" Luhan sedikit berteriak—

—-ia tadi didorong dengan sengaja oleh wanita yang sedang tersenyum dan melipatkan tangan nya didada "kau bertanya Miskin?—eoh apakah kalian tak memiliki rumah sekarang?" ejek wanita yang bernama Junnie membuat Luhan yang geram ingin melayangkan tangan nya namun ia tahan.

"apa kau tidak puas merebutnya dari ku? lalu kau membuat hidupku dan putri ku menderita—itu pun kau tak puas?" Junnie menyeringat dan menggelengkan kepalanya sambil mendekat kearah Luhan "aku tidak akan puas sebelum kalian berdua mati Luhan-ssi"

Luhan menggelak tawa kecil "lakukan jika kau bisa Junnie-ssi yang terhormat" saat hendak pergi, rambutnya ditarik oleh Junnie—sehingga ia hampir terjungkal kebelakang.

DONT LEAVE ME - VKook GS || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang