7. Kata terakhir

29 8 2
                                    

Haii semuaaa🤩🙌🏻
Senang sekali bisa kembali berbagi cerita kepada kalian tentang kisah 'Antara & Ana'. Tentunya, cerita ini tidak akan pernah luput dari kesalahan. Akan tetapi, semoga cerita yang aku bawa, bisa menginspirasi kaliann di mana pun ituu yaaa😻🌷

Saya up sekarang karena sudah 2 Minggu tidak di up, terakhir publish tanggal 2 dan sekarang sudah tanggal 21🫠 kurang lebihnya saya mohon maaf yaaaaa. Jangan lupa ikuti akun saya sebelum membaca ceritanya🙌🏻

Terima kasihhh semuaa🩶

SEBELUM LEBIH JAUH, SILAHKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU AKUN AUTHOR @sdtl_jhhhh SUPAYA KAMU MENDAPATKAN NOTIFIKASINYA!

TANDAI TYPO DAN KESALAHAN⚠️

SELAMAT MEMBACA 📖🎧🤍

**

7. Kata terakhir

"Jangan membuat manusia selalu berjanji. Karena janji suatu hal yang wajib di tepati, sedangkan tidak semua manusia bisa melakukannya."

-Anantara magaskar-

"Malesin! Kamu emang malesin! Dasar cowok so cool, padahal aslinya kuleuheu!"

"Ana, berisik!"

"Ga mau! Aku ikut pulang sama kamu, baru aku diem,"

Ana seperti anak kecil yang merengek meminta di antarkan pulang pada Antara. Padahal, Antara bukan siapa-siapanya. Bahkan, jika hanya untuk sekedar pulang, belakang motor Shaka kosong, dan Ana bisa ikut dengan kakaknya.

"Kak Ana, di panggil kak Abiyan," Ujar salah satu teman organisasinya, Kania.

Ana melihat temannya dengan sorot mata tidak suka. "Kenapa lagi tuh si Yanto, demen banget manggil-manggil gue,"

Kania menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kita kan emang ada rencana tadi, sebelum pulang kita rapat dulu kak," Alih-alih mengucapkan itu, Kania langsung berpamitan.

"Aku tunggu di ruang OSIS ya kak, semoga urusan kak Ana sama kak Antara cepat selesai!" Tambahnya, lalu kembali ke tujuannya, yaitu ruang OSIS.

"Gue duluan," Suara milik Antara terdengar, tangannya langsung saja meraih helm yang bertengger di stang motor hitam itu, namun aksinya terhenti saat Ana mencekal tangan milik Antara

"Tungguin.." pinta Ana pada sosok laki-laki yang di depannya.

Antara mengalihkan penglihatan matanya pada Ana, sedetik kemudian kembali menatap gadis yang ada di depannya. "Gue harus pulang, Lo bukan siapa-siapa gue. Dan, gue juga bukan supir lo yang bisa lo suruh-suruh. Ingat, Ana. Gue sama Lo ga punya hubungan apapun," Tegasnya lagi, lalu menyingkirkan tangan Ana dengan kasar.

Hal tersebut sudah tentu akan merusak mood-nya. Antara sudah meninggalkan area sekolah, dan Ana pun ikut bergabung bersama teman-teman organisasinya.

**
"Kak, kita kapan nge ospek anak baru?" Salah satu wanita yang ada dalam ruang OSIS itu memberikan pertanyaan pada ketua OSIS dan MPK.

Ketua OSIS mengambil tempat duduknya di sebelah Ana, "Karena besok hari Jum'at waktunya cuman sebentar, kayanya gue harus bicara dulu sama pembina," Ujar Abiyan.

Ketua MPK menambahkan, "Tentunya, kita harus melaksanakan program itu secepatnya, kalau di undur-undur terus pasti membuang banyak waktu,"

"Lah, padahal kita kelas XI udah siap nge-ospek loh kak.." Ucap Kania, yang ikut berkomentar.

Malam bersama rintiknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang