Ch. 11 : Overload

330 24 23
                                    

🐾🐾🐾

Sekarang jelaskan kenapa bisa jadi seperti ini. Benar, seperti ini. Irrad dan Skylar duduk di lantai kamar mandi berhadapan, Irrad tidak mengenakan celana dan Skylar tersenyum lebar seperti tidak terjadi apa apa.

"Gue paham Rad, abis denger tadi lu ikut ngaceng. Jadi, ayo kita beresin bareng. Ga mungkin kan lu ga pernah ngocok bareng temen lo sambil nobar ?" Ucap Skylar masih tersenyum.

Irrad benar benar tak habis pikir, kenapa Skylar bisa se santai itu. Di letakkan Skylar hp nya ke dinding kamar mandi, kemudian melanjutkan tontonannya yang terhenti. Setelahnya di pegangnya batang yang sudah berdiri sedari tadi itu.

"Kita liat Rad, siapa yang prematur disini"

*Disini, prematur itu maksudnya lebih cepat ( duluan ) keluar. Ngerti kan ya ges ?

Irrad benar benar tidak tertarik dengan tontonan Skylar. Tapi yang membuat Irrad mau duduk didepan Skylar saat ini karena ingin melihat Skylar yang memainkan miliknya. Lagi pula, saat ketahuan tadi memangnya Irrad bisa mengaku kalau alasan sebenarnya dia ngaceng karena Skylar ?

Karena Irrad bisa melihat secara gratis batang Skylar yang ia dambakan, ia rela mengiyakan tuduhan Skylar. Irrad mulai memainkan miliknya sambil melirik ke arah Skylar. Semakin Skylar menunjukan ekspresi menikmati, nafas Irrad juga semakin memburu.

Tidak, ini bukan yang Irrad mau, ini masih kurang. Bagian belakang Irrad sudah mulai basah, tapi tangannya tidak boleh sampai menjangkau tempat itu di depan Skylar, Skylar bisa curiga. Tapi kalau hanya memainkan bagian depan, Irrad tidak merasa puas. Bahkan untuk memegang dada dan memainkan  nipplenya sendiri saja Irrad tidak bisa karena harus menahan diri.

Disaat Irrad frustasi karena nafsunya belum terpenuhi, Skylar ternyata lebih dulu keluar.

"Ko gue duluan si Rad" Skylar tak terima. Meskipun sebenarnya waktu yang mereka gunakan untuk masturbasi itu tidak sebentar, Skylar masih tidak terima karena ia keluar lebih dulu.

Skylar melihat ke arah Irrad yang sedang menggerakkan tangannya untuk memainkan batangnya sendiri.

"Pantes Rad, lu nya aja pelan gitu ngocoknya. Mana mau keluar dia, sini." Tanpa aba aba di tariknya tangan Irrad hingga Irrad duduk dipangku Skylar.

Irrad bisa merasakan barang pribadi Skylar di belakangnya, itu membuatnya semakin excited. Irrad kehilangan akal, apalagi saat satu tangan Skylar memegang paha Irrad. Bagian belakang Irrad tidak berhenti berkedut, bahkan sekarang seluruh tubuhnya merasa geli.

Kegilaan itu tidak berhenti disitu, tangan Skylar yang satu lagi memegang batang Irrad yang masih berdiri. Apa ini ? Irrad sedang bermimpi ? Bukan kah ia harusnya merasa senang karena ini ? Tapi Irrad malah merasa malu.

Lalu Skylar langsung menggerakan tangannya yang ada di batang Irrad dengan tempo cepat. Sampai Irrad hampir kehilangan kesadaran. Tanpa sadar kepala Irrad bersandar di bahu Skylar sambil terus memahami apa yang sedang terjadi.

Irrad sudah tidak bisa berpikir jernih, di pegangnya dadanya dan di mainkannya puting kecil nya. Desahan nya sudah tidak bisa di tahan.

"Janganh.. cepet ler.. henghh, ah anghhh."

Mendengar desahan Irrad tanpa henti, Skylar jadi terangsang. Eh, Skylar terangsang ? Karena suara Irrad ? Milik Skylar berdiri. Habisnya, Irrad mendesah dan memainkan dadanya sendiri. Irrad benar benar luar biasa pikir Skylar.

Tapi dia ingin menyelesaikan milik Irrad dulu, di percepatnya gerakan tangannya sampai tubuh Irrad terhentak. Tanpa sadar Irrad menarik rambut Skylar, sang empu tidak menunjukkan rasa terganggu sama sekali.

"Udah ler- aaanghh haahh... Nghh" Irrad keluar dan Skylar menghentikan tangannya yang bergerak. Kemudian ia berbisik ke Irrad.

"Lucu banget punya lu ya Rad ?" Skylar mengejek Irrad karena ukurannya lebih kecil dari milik Skylar.

"Kontol lu" jawab Irrad singkat sebelum ia tak sadarkan diri karena kelelahan. Di angkat Skylar tubuh kecil Irrad ke ujung dinding, lalu ia menyelesaikan urusannya.

Gila Irrad, mana boleh cowo besuara kek gitu co.

Pikirannya beradu, antara membayangkan Irrad yang mendesah di depannya dan menahan diri karena tidak normal kan membayangkan teman sendiri saat masturbasi ? Tapi karena apa yang baru saja terjadi itu nyata, bayangan Irrad memenangkan pikiran Skylar hingga ia selesai.

Skylar membersihkan dirinya dan tidak lupa juga membersihkan tubuh Irrad. Tubuh Irrad itu begitu kecil, tangannya terlihat kecil, wajahnya, kakinya, hihihi dan juga tititnya.

Selesai membersihkan diri, di angkat Skylar Irrad ke kasur. Irrad sudah setengah sadar. Tapi karena hari sudah malam, Irrad merasa ngantuk. Skylar membantu Irrad mengenakan pakaian untuk tidur dan menyelimuti tubuh Irrad.

Tangan Skylar bisa merasakan betapa lemahnya tubuh Irrad, kulitnya masih terasa lembut sama seperti saat pertama kali Skylar menyentuhnya saat berenang di pantai. Irrad terlalu rapuh kalau ditinggalkan sendiri, Skylar harus terus menemaninya. Di elusnya kepala Irrad sebentar dan dilihatnya wajah Irrad yang tertidur tenang.

Perasaan Skylar campur aduk, ia senang bisa bersama Irrad, ia senang bisa melihat Irrad di saat seperti tadi, ia juga senang melihat wajah Irrad yang tidur dengan senyuman. Tapi di banding rasa senang, Skylar merasa itu seperti perasaan yang mengganjal. Habisnya Skylar kan...

🐾🐾🐾

01:15

Di tengah malam, Irrad terbangun. Alasannya ?

Kasur mereka itu langsung menempel dinding dan di belakang dinding ada kamar orang. Di sebelah berisik sekali, seperti ada yang memalu ? Entahlah, pokonya suara hentakan nya menganggu sekali sampai Irrad terbangun, belum lagi Skylar di samping Irrad mendengkur. Semakin kesal, di tariknya hidung Skylar dan di ketuknya pelan dinding kamar sebelah.

Kemudian Irrad turun dari tempat tidur dan beranjak untuk mengambil air mineral. Saat Irrad minum, ia berbalik dan mendapati Skylar terbangun sambil mengucek matanya.

"Jam berapa Rad ko lu ga tidur ?" Tanya Skylar melihat Irrad yang tidak berbaring di sebelahnya.

"Kebangun, baru jam 1. Lu tidur aja lagi, gue minum doang bentar" jawab Irrad sambil menghabiskan minumannya.

Skylar menatapnya sayu kemudian menunduk, dia memeluk kakinya sambil menghela nafas panjang kemudian memanggil Irrad.

"Rad..."

Merasa di panggil, Irrad melihat ke arah Skylar. Skylar terlihat seperti memikul banyak beban pikiran. Irrad langsung menghampiri Skylar dan duduk di dekatnya. Di angkat Irrad kepala Skylar lembut dengan dua tangannya.

Air mata jatuh melewati tangan Irrad.
Ah, Skylar sedang kacau.

Di usapnya lembut wajah Skylar, Skylar menyukai sentuhan Irrad. Di pegangnya tangan Irrad, tiap detik di nikmatinya. Air matanya kian mengering sampai ia mau membuka mulutnya.

"Rad... Kalo seandainya lu nuangin air tapi gelas lu terlalu kecil padahal lu pengen nampung air itu sebanyak banyaknya, apa yang bakal lu lakuin ?" Mata Skylar menatap Irrad sendu.

Sebenarnya Irrad tau pasti ada makna tersembunyi dari kata kata Skylar, tapi Irrad tidak bisa memahami nya. Irrad hanya bisa menjawab pertanyaan Skylar dengan serius.

"Kalau lu suka sama gelasnya, minum dulu airnya terus tuangin lagi ke gelas yang sama meski lu bakal bosan dengan rasanya-"

Irrad terhenti sejenak dan mengusap rambut dan wajah Skylar.

"Tapi kalau lu suka airnya ganti gelasnya dengan gelas yang bisa nampung air yang lu suka lebih banyak"

kemudian Skylar membenamkan kepalanya ke tubuh Irrad dan mereka melanjutkan tidur mereka.

Apapun yang ada dipikiran Skylar, Irrad harap ia bisa membantu. Akan ia lakukan apapun untuk sang cinta nya

🐾🐾🐾

To be continued...






















Habis sembuh kok kayanya makin ga jelas yang ku bikin, smoga kalian ga bosan deh wkwkwk
Peace 🫶🏻🫶🏻

Hai & Bye || Skylar X Irrad || [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang