27. Takdir, apa itu?

205 45 23
                                    

‼️Semua lagu yang di jadikan rekomendasi, tidak wajib untuk di dengarkan saat sedang membaca‼️

Tapi aku nulisnya sambil dengerin lagu, makanya aku mau kalian rasain apa yang aku rasain pas baca sambil dengerin lagunya ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ











•••












[Rekomendasi lagu: All The Things She Said speed up by t.A.T.u]

Hari kelulusan datang. Ya, Satya dan Jaka mengikuti ujian dari rumah. Satu alasan untuk Jaka adalah kondisinya yang belum sepenuhnya pulih. Itu kata Rahardja. Lalu alasan kedua untuk Satya. Dia kurang sehat sehingga tidak bisa mengikuti ujian akhir secara langsung. Abimanyu yang mengizinkannya. Entah karena apa. Namun pastinya, Abimanyu hanya ingin Satya merasakan apa yang Jaka rasakan. Duduk di rumah saat mengikuti ujian kelulusan.

Akhirnya kelulusan datang. Jaka dan Satya hadir dan duduk di dalam. Mereka berada di aula SMA.

Pengumuman peringkat pararel telah dilaksanakan.

Peringkat pararel di SMA itu dijadikan satu. Walaupun kelas 12 dibagi menjadi beberapa bagian. Biasanya kelas unggulan yang akan menjadi pertama. Tapi angkatan kali ini membuat semua orang terkejut.

Peringkat kedua pararel di tempati Jaka dan peringkat pararel ketiga ditempati oleh Jaya, hal itu sudah tidak asing lagi ditelinga para wali murid yang datang karena notabenenya mereka adalah murid kelas unggulan.

Namun pemilik tempat yang seharusnya ditempati oleh siswa kelas unggulan, tapi kali ini malah ditempati oleh seseorang yang tak pernah dilirik keberadaannya.

"Selamat kepada, Ananta Satya Rahardja!"

Ya. Satya, siswa kelas 12, namun bukan bagian dari siswa kelas unggulan malah mendapatkan tempat yang diagung-agungkan oleh semua orang.

Mereka berbisik-bisik. Siapakah Ananta? Mengapa namanya menyandang marga sehebat Rahardja? Apakah dia adalah anak haram di dalam keluarga sehingga tak pernah dipublikasikan keberadaannya?

Hal itu benar-benar mengejutkan para penonton di dalam aula.

Rahardja, kini Abimanyu mengepalkan tangannya kuat saat mendengar marga itu disebut oleh kepala sekolah SMA.

Dia sudah bilang, hilangkan marga itu, namun sepertinya Rahardja tidak membiarkan hal itu terjadi.

Kepala Abimanyu jadi pening saat memikirkannya. "Mari kita pulang." Ujar Abimanyu sehingga Dafina mengangguk dan membantu Abimanyu bangkit dari tempat duduknya.

"Tenang saja. Aku akan menyingkirkan semua orang yang berada di dalam kubu Satya." Ucap Dafina sehingga Abimanyu hanya menatapnya lalu mengangguk lemah.

"Terserah. Kepalaku sakit. Jadi aku tidak bisa membantumu." Balasnya yang tak tahu apa-apa.

Satya kini berdiri di atas podium dengan bisikan yang membuatnya ketakutan. Biasanya ada madam yang akan tersenyum saat dia diberikan gunjingan. Madam akan mengacungkan dua jempolnya kepada Satya dengan senyuman bangga. Namun kali ini, siapa?

Tidak ada.

Danastri tidak ada disana. Rahardja hanya diam saja dengan Wagindra.

Lantas, Satya harus tersenyum bahagia atau menangis karena derita?

Sapta tak terlihat di antara para siswa-siswi yang ada. Satya melihat sekitar, ternyata Radeva juga menghilang. Lalu Satya turun dari atas podium terlebih dahulu dan berjalan mengitar. Dia sampai di luar. Dia melihat Mahesa dan Jiwa tertawa bersama. Sekolah mereka ternyata juga tengah melaksanakan kelulusan. Namun saat Satya hendak menyapa, mereka pergi seolah menghindarinya.

Manusia Terluka [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang