PENUTUP : SEMBUH

192 35 30
                                    

Beberapa minggu sudah berlalu. Dan keputusan sudah ditetapkan. Keluarga Pramuda kehilangan posisi mereka sebagai gantinya, karena mereka tak ditahan atas permintaan Satya. Lalu Jiwa harus memberikan cabang perusahaan yang dia pegang di luar kota. Dan yang terakhir adalah Jaya, dia harus menebus kesalahannya dengan cara menjadi asisten pribadi Satya dalam lima tahun ke depan. Bukan hanya sekedar asisten biasa, Jaya harus selalu datang ketika Satya membutuhkannya, dan jika terjadi sesuatu dengan Satya, maka Jaya yang harus menerima akibatnya.

Setelah semua keputusan telah ditetapkan, kondisi Satya semakin membaik sekarang. Beruntung Tuhan masih memberinya kesempatan untuk melihat buruknya dunia dan indahnya alam buatan-Nya.

Tawa Satya semakin ceria, dia Manusia yang disebut Terluka, kini sudah menemukan sembuhnya.

Satya sudah mampu bersorak-sorai karena bangga terhadap pencapaiannya. Dia, Ananta Satya Rahardja, putra ibu peri dan kebanggaan para kesayangannya tersebut telah berhasil melangkah maju walau badai menerjang.

"Satya, sekarang kamu sudah resmi menjadi penerus Rahardja bersama Jaka. Selamat ya." Mahesa mengulurkan tangannya dengan senyuman bangga. Dia turut berbahagia atas pencapaian Satya.

"Terimakasih."

Ananta, nama itu sudah melambung tinggi. Semua rekan kerja Rahardja sudah mengenal namanya yang selalu bersanding dengan nama Jaka.

Dua cucu Rahardja yang mampu mengalahkan semua keluarga ternama di dalam dunia bisnis mereka. Kerjasama yang dilakukan oleh kakak beradik itu telah membuat Abimanyu bangga saat melihatnya.

Dua anak remaja yang penuh luka dan lelah itu telah berkembang menjadi laki-laki dewasa yang mampu mengalahkan segalanya. Menerjang badai bersama, bahkan mereka melewati jurang dengan cara bergandengan tangan tanpa berniat untuk menoleh ke belakang.

Dan hari ini adalah ulang tahun Satya. Dia bahagia karena pesta diadakan khusus untuknya, dan Abimanyu sendiri yang menyiapkan segalanya, tapi yang pasti dengan sedikit bantuan dari Rahardja.

Dan tepat setelah pesta kecil itu dimulai, layar berwarna hitam datang dan lampu dimatikan. Semuanya tertegun karena heran.

Ada apa itu?

Mengapa semuanya jadi remang-remang dan hanya terlihat layar berwarna hitam pekat yang terpampang?

Satya terdiam dengan gelas di tangannya.

Saat dia menoleh Jaka tersenyum di sampingnya. Dan perlahan video diputar.

"Sudah siap?"

"Aku membuat ini untuk Satya. Kepada Satya, ah maksudku Ananta kesayangan ku dan yang lainnya, terimakasih sudah hadir di dalam hidup kami sebagai malaikat." Ucap Jiwa dengan senyuman manisnya. Dia mengatakan hal itu dengan bahagia.

"Hei anak ibu peri, terimakasih karena tidak memilih untuk pergi. Aku bersyukur saat kamu datang dan mencegah ku untuk bu*nuh diri waktu itu. Karena mu aku tau, jika dunia tak seburuk itu saat kamu ada di sekitar ku. Saat kita masih menghirup udara yang sama, aku rasa oksigen yang aku hirup jadi jauh lebih menyegarkan karena rasa bahagia." Sapta tersenyum senang setelah mengujarkan apa yang dia rasakan. Dia bersyukur karena Tuhan telah menciptakan Satya sebagai penyelamatnya.

Setelah Sapta berbicara, kini yang nampak disana berubah menjadi Radeva.

"Sekarang giliran ku ya?" Radeva mulai menatap kamera, dia gugup bukan main karena dia malu saat semua temannya menatap Radeva dari belakang kamera.

"Jadi... begini, aku... hanya ingin mengatakan, terimakasih. Ya, kamu kadang memang menyebalkan karena terlalu gemar memaafkan, tapi, aku akui sifat itu baik untuk ditiru oleh ku atau yang lainnya. Jadi... intinya aku harap kamu terus berbahagia."

Manusia Terluka [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang