2O. Manusia terluka

297 43 21
                                    

Siapa yang kangen Radeva sama Sapta?? Cung!!

...

Pagi menyapa. Kicauan burung yang begitu indah membuat Satya ingin sekali berlarian bebas di luar sana. Dan ya, Jaka mengajaknya. Siang ini mereka berada di kebun bunga milik Jaka. Satya terdiam disana. Dia tak seceria dulu ataupun bahagia saat melihat kebun bunga itu.

Satya berjalan, dia mengitari kebun itu dengan mulut yang masih terkatup rapat. Tak ada senyuman ataupun tawa yang keluar.

Sampai dia melihat seseorang yang sedang bersembunyi untuk menangkap sesuatu. Satya bertanya-tanya, sejak kapan kebun bunga miliknya --- ralat milik kakaknya bisa didatangi oleh sembarang orang?

Satya mendekat membuat pemuda itu tersenyum menatap wajah tampan milik Satya. "Hai."

"Satya!" Sahut seseorang yang muncul dari belakang punggung remaja yang tengah bersembunyi tersebut.

"Jangan teriak Sapta! Nanti Satya pergi lagi dari kita." Kesal Radeva dan Satya tersenyum menatap mereka berdua. Satya mendekat dan berjongkok di depan Radeva yang masih bersila disana dan Sapta malah berjongkok disampingnya.

"Jangan bersila disana, nanti bajumu kotor Radeva. Sapta juga, berhenti berjongkok, kakimu akan sakit nanti." Ucap Satya membuat Sapta menahan air matanya yang hendak membanjiri wajah lucunya itu. Dengan segera Sapta berhamburan memeluk Satya dengan erat begitu juga Radeva yang kini tengah melakukan hal yang sama.

Mereka berdua memeluk Satya hingga Satya hampir saja terjungkal ke belakang. Tawa merdu dari bibir Satya terdengar indah. Radeva dan Sapta sampai merasa enggan untuk melepas tubuh kurus itu.

"Jangan pergi lagi Satya... kamu itu pahlawan ku. Andai kamu tidak ada, aku pasti sudah akan dikubur dan di makan oleh ulat di dalam tanah sana." Ucap Sapta membuat Satya tersenyum sendu. Satya membalas pelukan kedua temannya dan menepuk-nepuk punggung mereka.

"Sudah-sudah, rasanya sesak. Hari ini panas jadi tolong dilepas. Aku ingin merasakan angin menerpa tubuh dan wajahku sebentar saja."

Akhirnya dengan berat hati Radeva dan Sapta melepas pelukan mereka.

"Satya, jangan menghindari kami lagi ya? Aku tidak bisa jika harus menjauhi mu atau mengacuhkan mu. Padahal waktu itu kamu dulu yang mendekatiku dan mengajakku mengobrol seakan kita adalah teman sejak kecil." Ujar Radeva dengan wajah kesalnya.

Satya tertawa kecil lalu terdiam. Dia tak bisa langsung menyetujui perkataan Radeva begitu saja.

"Satya... ayo katakan 'iya aku akan tetap bersama kalian' aku mohon..." Pinta Sapta dengan memohon sehingga Satya menoleh ke belakang, dimana Jaka sedang berdiri dan mengotak-atik ponselnya dengan dua bodyguard di belakangnya.

Setelah menatap wajah Jaka dengan sekilas Satya menggeleng kepada dua temannya.

"Mengapa tidak? Apa alasannya? Sebuah perpisahan itu harus dilandasi sebuah alasan bukan?" Ucap Sapta dan Satya lagi-lagi hanya diam.

"Alasan itu... hanya alasan. Tak nyata. Karena alasan itu adalah kebohongan. Kamu mau aku berbohong lagi ya?" Tanya Satya sehingga Sapta menggeleng kuat.

Satya tertawa melihatnya lalu dia menatap sekitar dimana bunga mengitari mereka bertiga. "aku akan mengatakan alasannya---"

"Jangan jika alasan itu adalah kebohongan." Sahut Radeva dan Satya hanya tersenyum.

"Baiklah. Aku anggap ini bukan alasan melainkan kenyataan. Aku akan bilang faktanya mengapa aku harus menjauh dari kalian semua. Tapi aku tidak akan menceritakannya secara langsung."

Manusia Terluka [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang