"Ck, Kau luna. tidak ada Nargless disini!" ucap lisa pada luna, memutar matanya malas dan langsung menambil tas miliknya yang ada di atas tempat tidurnya. "kau akan terlambat, demi hanya memikirkan jubah mu itu" sambungnya. "Aku duluan, Luna."lalu pergi begitu saja meninggalakan luna yang masih diam masih yakin bahwa Nargless telah memulai aksinya lagi dengan berusaha mencoba menyembunyikan barang barang miliknya lagi.
Setelah lama terdiam, akhirnya ia mulai tersadar dari pikiran nya setelah mendengar suara dentuman jam yang berada di dalam kamarnya. membuatnya dengan terburu buru segera memasang dasi biru dan rompinya, mengambil tas putihnya dan pergi begitu saja tanpa sempat memikirkan jubah miliknya, "Oh Merlin! aku akan terlambat, jika hanya memikirkan jubah itu saja" gumamnya sendiri. lalu Tanpa mengundur waktu lagi, Luna segera berjalan turun dari menara asrama Ravenclaw itu.
"Selamat pagi, Sir Nicholas, Sir Friar!"sapa Luna yang berpapasa dengan dua Hantu yang sedang bercengkrama itu.
"Selamat pagi untukmu, Miss Lovegood."ucap Sir Nicholas memberikan senyuman lebar kearahnya. luna tersenyum membalas dan melanjutkan kembali langkahnya menuju arah kelasnya.
"Belajar yang rajin, Miss Lovegood!" sambung Sir Nicholas bersama dengan teman hantu yang ada di sampingnya, masih menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh.
Luna hanya bergumam ringan dan melanjutkan perjalanannya ke kelas pertamanya hari itu. kelas hari ini adalah kelas ramuan, dengan Professor Serverus Snape sebagai pengajarnya, ia sedikit takut untuk masuk sebenarnya, mengingat peraturan ketat yang di buat oleh Professor dengan ekspresi dingin yang selalu ia bawa. beberapa lama berjalan, tidak jauh dari ruangan kelasnya, Kepala Luna terangkat ke atas, ke atap lorong, dimana ada beberapa burung yang terbang melalui celah jendela yang satu dengan lainnya, seakan bermain kejar-kejaran. Luna tertawa kecil melihat itu. "kalian, indah sekali" ucapnya memandangi dengan wajah berbinar, sampai ia tidak menyadari sebuah tangan menarik tanganya.
"Demi Merlin, Dimana Jubahmu?" tanya Draco yang menarik luna membuatnya seketika berhadapan dengannya.
"Selamat Pagi, Draco" sapa luna dengan senyum polosnya.
"Ya pagi" Balas Draco acuh. "aku bertanya padamu, dimana jubahmu?"
"Hilang," jawab Luna jujur.
Draco menyerngitkan keninganya heran "seingat yang aku tahu, luna! setiap siswa wajib memiliki minimal tiga jubahnya" jelas draco.
Luna memiringkan kepalanya, berusaha mengingat dimana jubanhnya. "seingatku,satu sedang dicuci, satu sudah menghilang setelah upacara pemilihan asrama dua minggu lalu, dan yang satu lagi menghilang pagi tadi" ucapnya sambil mengangakat satu persatu jarinya, mengangkat satu jari setiap dia menceritakan keberadaan jubahnya.
"lalu apa yang ingin kau lakukan tanpa menggunakan jubahmu itu? apa kau tidak ingat kalau pagi ini adalah kelas ramuan dan Professor Snape lah yang akan mengajar pagi ini" jelas Draco menatap Luna.
luna bergumam pelan. "aku tidak sengaja menghilangkan jubahku, dan aku yakin dia tidak akan semarah itu-"jawab luna tidak yakin "Tapi mungkin saja" sambungnya.
Draco Berdecak "luna, aku mengenal Professor seperti Serverus Snape itu. dia itu sangat taat akan peraturan, dan kalau sampai ada yang melanggar peraturan di dalam kelasnya. dia tidak akan segan segan untuk memberikan Detensi yang berat padamu!" jelas draco. "apalagi setelah semua peraturan yang berubah, Detensi pun seperti sebuah penyiksaan sekarang" sambungnya.
Luna mengangguk menyetujui semua yang di jelaskan oleh Draco padanya, ia mulai tersadar bahwa Hogwarts sekarang sudah terasa seperti di Kementerian Sihir daripada sebuah sekolah untuk anak anak. Detensi yang kejam akan di berikan kepada siswa layakanya seperti sebuah penyiksaan. hati luna sedikit kelabu merasakan hawa yang perlahan mulai berubah semenjak terdengar bahwa Professor Umbgribe perlahan sudah mulai mengambil ahli kekuasaan dari kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love In Hogwarts
Viễn tưởngDisclaimer! Cerita ini terinspirasi dari novel yang di tulis oleh JK.Rowling❗️kalau ada yang berbeda ini murni imajinasi saya seperti bulan yang selalu menemani bintang, seperti bintang yang tidak akan pernah muncul di langit ketika bulan menunjukka...