CASANOVA- 10 (MINE)

1.2K 133 8
                                    

Dia tidak bergerak sedikit pun dia masih duduk meringkuk di dekat kepala tempat tidur, berusaha mengerakan kakinya sebisa mungkin.

Namun setiap kali gabriel bergerak rasa sakit semakin menjadi jadi dibagian alat kelamin, mungkin dalam sementara waktu ia tidak bisa menggunakan kakinya untuk melarikan diri.

Tangannya kini beralih mengelus lembut perutnya yang kian membesar  bahkan ia tidak tau berapa lama dirinya mengandung, ia sedikit meringis ketika merasakan tendangan kuat didalam perutnya.

"Kenapa kau belum makan, Sayang? Makanannya tidak sesuai dengan seleramu?".

Ucap jacob dengan senyum diwajahnya.

Gabriel terkejut ketika mendapati keberadaan jacob yang ada dihadapannya, dia mengatupkan giginya menahan kesal dan melotot menatap tajam ke arah jacob.

Sial senyuman memuakan itu bagaimana mungkin jacob bersikap seperti itu, seolah-olah tidak merasa bersalah setelah apa yang jacob lakukan kepadanya.

"Aku tidak suka tatapanmu itu,  makan dan berhentilah keras kepala. aku bisa saja memasukan selang ke dalam tenggorokanmu itu untuk membuat mu makan".

"Apa pedulimu sialan!".

Jacob mendekat dengan tatapan yang berubah dingin, menyusupkan jari-jarinya di bawah dagu gabriel, mencengkramnya dengan kuat memaksanya menatap lurus ke arahnya.

"Bukankah Sudah ku peringati untuk tidak membantah dan bersikap baik sayang".

Ucap jacob dengan penuh penekanan

Jacob mendekat dengan gerakan perlahan, seolah menikmati setiap detik yang memperlihatkan kekuasaan penuh atas gabriel.

Tatapan dinginnya bertemu dengan mata gabriel yang berkilat penuh kebencian, namun lemah tak berdaya.

Dengan senyum tipis yang menjijikkan dia berjongkok di hadapannya, membuat gabriel terpaksa menahan napas saat jacob menyentuh lembut dagunya, memaksanya menatap lurus ke arah pria itu.

"Kau semakin cantik, terutama saat marah".

bisik jacob dengan suara serak, jaraknya begitu dekat hingga gabriel bisa merasakan napasnya yang panas.

"Anak kita tumbuh dengan baik, aku tahu kau juga merasakannya bukan?".

lanjutnya sambil menatap perut gabriel yang mulai membesar, jacob mengelus perut itu dengan lembut usapan lembut yang penuh kasih sayang dan beralih mencengkramnya dengan kuat.

Gabriel mencoba menyingkirkan tangannya, namun tubuhnya terlalu lemah.

Setiap gerakan membuatnya tersiksa oleh rasa sakit di bagian bawah tubuhnya.

Luka-luka yang disebabkan oleh jacob masih membekas, dan setiap kali ia bergerak, rasa sakit itu kembali menghantuinya.

Dia menatap tajam pada jacob, mengatupkan rahang, berusaha menahan amarah yang membara di dadanya.

"Sialan".

desis gabriel, suaranya bergetar antara ketakutan dan kebencian.

"Aku lebih baik mati daripada hidup di bawah kendalimu".

Jacob tertawa kecil, nada tawa yang terdengar mengerikan ditelingannya seolah menikmati penderitaan yang gabriel alami.

Dia mendekatkan bibirnya ke telinga gabriel, membuat kulit gabriel bergetar.

"Kau tidak akan mati sayang, kau terlalu berharga untuk mati. Lagi pula kau masih harus melahirkan anakku. kita akan bersama, baik kau mau atau tidak".

Senyuman di wajah jacob semakin melebar saat dia menyingkirkan helai rambut dari wajah Gabriel dengan lembut, meskipun kelembutan itu penuh dengan ancaman terselubung.

Punishment For The Casanova (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang