Suasana sore hari terlihat dari jendela sebuah kamar, sinar sang mentari mulai turun seiring berjalan nya waktu. Kamar apartement seorang gadis dengan nuansa pastel yang dilengkapi furniture klasik modern.
"Iya, ini aku masih beres-beres." ucap sang gadis sambil memasukkan perskincare ran ke pouch make-up nya.
"Nanti yang jemput aku siapa?"
Gadis tersebut berdiri menuju kamar mandi mengambil barang yang belum dimasukkan, kemudian kembali ke tempat duduk tadi.
Dirasa semua sudah tidak ada lagi yang ketinggalan, ditutup koper itu lalu diletakkan di pinggir dekat dinding agar tidak menghalangi jalan."Yaudah aku tutup dulu telponnya, sampai jumpa nanti."
Setibanya di bandara, dia memeriksa kembali barang bawaannya, setelah itu kakinya berjalan menuju tempat check in. Semua proses berjalan lancar dan petugas mengatakan pintu pesawat akan dibuka sepuluh menit lagi, dia mencari bangku kosong di dekat situ. Suasana bandara hari ini sungguh sangat ramai dan sibuk, sepuluh menit pun berlalu, suara pemberitahuan terdengar dan pintu keberangkatan tujuannya sudah dibuka, dia berjalan menuju pintu masuk dan sesampainya didalam pesawat dia mencari tempat duduknya yang berada di deretan tengah dekat jendela pesawat. Duduk diam sambil melihat ke arah luar jendela, tak lama suara pemberitahuan dari pramugari bahwa pesawat sebentar lagi akan take-off. Pesawat mulai bergerak meninggalkan bendara, dia mengalihkan pandangannya ke depan, menarik nafas seraya memejamkan mata seolah melepaskan segala beban di tubuh nya.
¤¤¤
Terdengar suara pria yang memanggil namanya, dialah sang papa yang di telfonnya beberapa jam sebelumnya. Gadis itu menghampiri sang papa lalu memeluk erat dengan rasa rindu.
"Gimana di perjalanan, ada kendala? " tanya papa sambil mengelus kepala anaknya.
"Aman pa, lancar semua sampai sini."
Papa mengangguk pelan, mereka berdua memasuki mobil menuju ke rumah. Rumah yang empat tahun sudah ia tinggalkan untuk pergi kuliah ke luar negeri. Sesampainya dirumah, ia disambut oleh mama dan kakak laki- lakinya serta istri dan anaknya.
Setelah tadi berkumpul dengan keluarga untuk melepas rindu, dia pamit ke atas untuk beristirahat karena hari juga sudah malam dan tubuhnya juga butuh di istirahatkan. Sebelumnya dia membersihkan tubuhnya dulu lalu tak lupa melakukan rutinitas malamnya memakai perawatan wajah. Tapi dia tak langsung tidur, kakinya melangkah menuju sofa kecil dekat jendela, duduk menghadap keluar jendela menatap langit malam yang cerah dengan banyaknya bintang - bintang.
Seperti ada beban berat yang ia pikul selama ini, pikirannya entah menjadi tak karuan setelah dirinya tiba di negaranya ini.
Langit malam seolah memberi pengertian untuk tetap tenang dan biarkan semua ini menjadi apa kata nanti saja yang penting dia sudah berusaha. Menarik nafas dengan kasar lalu tubuhnya dia senderkan. Akankah ini semua bisa dirubah dan merasa tak pernah terjadi.Aku lelah..
_______________
LANJUTAN? : Kenapa hulu bukan prolog
! : Karena biar beda
Gak banyak berharap, tapi semoga kalian
suka.ELLEN, ANAK WP
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLEN
Ficção GeralPernikahan yang tak diinginkan tapi mencoba menerima, sebuah jawaban sang gadis yang dinanti selama beberapa tahun yang lalu. Kekayaan yang dimiliki suaminya adalah salah satu keberuntungan yang dia dapatkan dipernikahan ini. Kehidupan menjadi sepa...